![]() |
| Militer Turki |
Setelah mendapatkan protes dari Irak serta ancaman dilaporkan ke Dewan Keamanan (DK) PBB, akhirnya Turki resmi menarik pasukan tambahan mereka dari kamp pelatihan di Bashiqa. Turki menyatakan, penarikan tersebut sebagai bagian dari penataan ulang pasukan mereka.
Menurut sumber militer Turki, sekira 12 kendaraan termasuk tank melakukan pawai keluar dari Bashiqa, Irak, sebagaimana dilaporkan Washington Post, Senin (14/12/2015). Sumber yang sama tidak memberikan info yang lebih detail namun menyatakan pawai tersebut sebagai bagian dari penataan ulang tentara mereka.
Turki mengirimkan pasukan mereka ke Mosul sejak 2014 untuk membantu pasukan Kurdi melawan ISIS di wilayah tersebut. Namun, kedatangan pasukan tambahan awal Desember 2015 ini di wilayah tersebut menimbulkan kemarahan di pihak Baghdad. Turki beralasan penambahan pasukan itu untuk memberikan perlindungan tambahan bagi tentaranya yang sudah berada di sana dari ancaman ISIS. Menurut Irak, penambahan tentara tersebut tidak disepakati sebelumnya.
Irak memprotes tindakan Turki tersebut dan mengancam akan melapor ke PBB jika tetangganya itu tidak segera menarik pasukan. Turki memilih untuk menghentikan pengiriman pasukan tambahan tetapi menolak untuk menarik total pasukan dari Mosul.
Perdana Menteri Irak Haider al Abadi sudah memerintahkan penarikan pasukan tersebut sejak Jumat 11 Desember. Al Abadi menyatakan negaranya tidak membutuhkan bantuan militer dari negara lain untuk melawan ISIS. Dia juga meminta Menteri Luar Negeri Irak untuk melaporkan kehadiran pasukan Turki ke DK PBB.
Rusia Siap Bantu Irak "Lawan" Turki
Pemerintah Rusia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mereka menyatakan akan mendukung dan membantu pemerintah Irak dalam menjaga kedaulatan negara mereka. Ini termasuk dukungan terhadap upaya Irak melawan Turki.
Seperti diketahui, Irak dan Turki saat ini tengah bersitegang akibat kebijakan Ankara yang mengirimkan pasukan ke Mosul. Dimana, pemerintah Irak menyebut pengiriman pasukan tersebut sebagai sesuatu yang ilegal, dan merupakan pelanggaran keras terhadap kedaulatan Irak.
Kembali kepada dukungan Rusia, hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kala berbicara dengan Ibrahim al-Jaafari melalui sambungan telepon.
Berdasarkan keterangan Kemlu Rusia, pembicaraan itu membahas mengenai tindakan yang melanggar hukum internasional.
"Dalam pembicaraan itu, Pihak Rusia menyatakan posisinya dalam mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Irak," kata Kemelu Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Unian pada Minggu (13/12).
Dukungan Rusia kepada Irak ini sendiri datang di tengah masih tegangnya hukungan Ankara dan Moskow. Hubungan kedua negara mulai menegang, paska Turki menembak jatuh jet tempur Rusia, Su-24 di perbatasan Suriah dan Turki.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2015/12/14/18/1267317/akhirnya-turki-tarik-pasukan-dari-irak

