Esther Gayatri |
Terik selepas tengah siang menyorot Kota Bandung. Berkaca mata hitam, Esther Gayatri Saleh menduduki kursi mungil lipat di halaman salah satu hanggar PT Dirgantara Indonesia (PT DI).
Pilot senior ini baru saja rehat selepas menguji kemampuan pesawat angkut ringan NC-212i buatan PT DI. "Ini pesawat yang dipesan Filipina Air Force," kata Esther, Selasa (22/12/2015).
Sejenak berbincang, Esther tiba-tiba mengajak masuk hanggar. Dia menghindar sengatan matahari. "Panas. Kita ngobrolnya di dalam saja," ucap perempuan tersebut.
Nama Esther tak asing di jagat kedirgantaraan. Dia menjelajah langit sejak 30 tahun silam. Esther mengaku, hingga kini, sudah menempuh 6.600 jam terbang. Mayoritasnya mengendalikan 'burung besi' guna keperluan uji terbang perdana.
Lulusan sekolah pilot di Swayer School Of Aviation, Phoenix, Amerika Serikat, tersebut telah menjajal performa semua produk pesawat karya dan hasil pengembangan PT DI. Jenis pesawat made in Bandung yang dibesut Esther antara lain CN-235, CN-295 dan NC-212i.
"Ada sekitar delapan hingga sembilan jenis pesawat yang sudah saya terbangkan. Termasuk jenis aerobatic," tutur perempuan berambut pendek kelahiran Palembang 3 September 1962.
Esther berbendera PT DI yang dahulu bernama IPTN sejak zaman kepemimpinan BJ Habibie. Dia memperlihatkan loyalitas kepada perusahaan meski tempatnya bekerja sempat diterpa gejolak dan nyaris bangkrut. Esther tak goyah karena mendapat kepercayaan dari BJ Habibie untuk bernaung di PT DI.
Manajer Humas PT DI Irland Budiman mengatakan, hanya segelintir pilot berkecimpung menjadi penguji terbang perdana pesawat. Umumnya selama ini perempuan bercita-cita merengkuh profesi pilot untuk operator maskapai penerbangan komersial.
"Bu Esther satu-satunya perempuan di Indonesia dan Asia yang menjadi test pilot. Tanpa melihat gender, Bu Esther justru mampu membuktikan dan bersaing dengan pilot-pilot pria," ujar Irland.
Esther mencintai pekerjaannya. Srikandi Indonesia ini kerap diperbincangkan lantaran satu-satunya di Asia menggeluti test pilot. Menanggapi pandangan tersebut, Esther bersyukur.
"Saya merasa terhormat. Ini anugerah Tuhan. Perjalanan mencatatkan hal itu, saya tak terpikirkan," ucap Esther semringah.
Sumber : http://news.detik.com/berita/3102921/esther-gayatri-srikandi-indonesia-satu-satunya-pilot-penguji-pesawat-di-asia