Kelompok Bersenjata Pimpinan Din Minimi Menyerahkan Diri - Radar Militer

30 Desember 2015

Kelompok Bersenjata Pimpinan Din Minimi Menyerahkan Diri

Din Minimi (Tengah)
Din Minimi (Tengah)

Pimpinan kelompok bersenjata Aceh, Nurdin Ismail alias Din Minimi, menyerahkan diri ke Kepala Badan Intelijen Negara Letjen (Purn) Sutiyoso di Aceh Timur.
"Proses bicara dengan Din Minimi sudah dimulai dua bulan terakhir," kata Sutiyoso dalam jumpa pers dengan sejumlah wartawan di Hotel Lido Graha, Lhokseumawe, Selasa (29/12/2015).
"Saya sudah laporkan ke Presiden Jokowi (Joko Widodo), Wapres Pak JK (Jusuf Kalla), Menko Polhukam (Luhut Pandjaitan), dan Menkumham RI (Yasonna Laoly)," ucapnya.
Sutiyoso meluruskan kabar yang sebelumnya beredar bahwa hanya 11 anggota Din Minimi yang menyerah.
"Totalnya 120 orang yang turun gunung, dan saya sudah bicara dengan mereka. Bahkan semalam saya menginap di rumah Din Minimi," tutur Sutiyoso.
Dia menyebutkan, puluhan senjata, amunisi, magasin, dan granat milik Din Minimi telah diserahkan. Semua senjata itu akan dibawa ke kantor BIN di Jakarta.
"Arahan Presiden jelas, selesaikan persoalan Din Minimi dengan pendekatan yang lembut. Hasilnya, Anda lihat sendiri bahwa Din mau turun gunung," ucap Sutiyoso.
Kepala BIN Jemput Pimpinan Kelompok Bersenjata Din Minimi di Aceh
Pimpinan kelompok bersenjata Aceh, Nurdin Ismail alias Din Minimi, menyerahkan diri ke Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen Purn Sutiyoso di Aceh Timur. Bang Yos langsung menjemput Din Minimi ke Aceh Timur.
Saat ini Letjen Purn Sutiyoso sedang bersiap-siap menggelar jumpa pers dengan sejumlah wartawan di Hotel Lido Graha Lhokseumawe, Selasa (29/12).
Kepala BIN berada di Aceh sejak kemarin dan memutuskan menjemput langsung Din Minimi pada Senin (28/12/2015) malam.
Bahkan, Sutiyoso sempat berfoto bersama seluruh anggota kelompok bersenjata itu.
Pendekatan yang dilakukan BIN ini akhirnya membuat kelompok Din Minimi memutuskan turun gunung dan menyerahkan seluruh senjata yang mereka miliki.
Rencananya, Din Minimi bersama 11 anggotanya akan dibawa ke Lhokseumawe dan seterusnya akan diterbangkan ke Jakarta.
Kepala Badan Intelijen Negara Letjen (Purn) Sutiyoso menyatakan, pemerintah akan memberikan amnesti untuk 150 anggota kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi di Aceh.
Dia mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan, Menkumham Yasonna Laoly, dan DPR RI sepakat memberikan amnesti untuk kelompok itu.
Tindakan tersebut dianggap sebagai penyelesaian konflik dengan cara santun dan lembut.
"Walau begitu, amnesti kan butuh waktu," kata pria yang akrab disapa Bang Yos, dalam jumpa pers di Lhokseumawe, Selasa (29/12/2015).
"Mereka minta amnesti untuk 120 anggotanya yang turun gunung dan untuk 30 orang yang sudah ditangkap polisi," ujarnya.
Dia juga menyebutkan sudah berkomunikasi dengan Kapolda Aceh dan Pangdam Iskandar Muda.
"Pimpinan keamanan di Aceh ini sangat kooperatif. Saya apresiasi untuk mereka yang telah mendukung penyelesaian kasus Din Minimi secara santun," ujarnya.
Dia menyebutkan, tuntutan Din Minimi lainnya adalah agar janda dan anak yatim dan mantan anggota GAM, sebagai korban konflik, disejahterakan.
"Namun, tuntutan itu saya pikir (sebaiknya diarahkan) ke pemerintah daerah. Hanya amnesti yang di pemerintah pusat," kata Bang Yos.
Kapolri : Din Minimi Sudah Lama Mau Menyerahkan Diri
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, pihak internal Polri telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait penyerahan diri anggota kelompok bersenjata Din Minimi di Aceh.
Menurut Badrodin, Din Minimi sesungguhnya sudah lama mau menyerahkan diri.
"Pernah Wagub Aceh koordinasi sama Wakapolri. Din Minimi mau menyerahkan diri. Namun, kami tunggu, tidak ada realisasinya. Nah kemarin, Pak Menko Polhukam dan Pak Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) sudah koordinasi dengan Kapolda sana," tutur Badrodin di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015).
Badrodin mengaku belum mengetahui pasti berapa jumlah anggota Din Minimi yang menyerahkan diri. Meski begitu, dia memastikan, kekuatan Din Minimi tak akan mengancam keamanan nasional.
"Kalau nasional, tidak. Hanya lokal. Kita bisa lakukan operasi. Ya tentu kita harapkan semuanya menyerahkan (diri)," kata Badrodin.
Sebelumnya, pimpinan kelompok bersenjata Aceh, Nurdin Ismail alias Din Minimi, menyerahkan diri ke Kepala BIN Letjen (Purn) Sutiyoso di Aceh Timur. Menurut Sutiyoso, proses bicara dengan Din Minimi sudah dilakukan dalam dua bulan terakhir.
"Totalnya 120 orang yang turun gunung, dan saya sudah bicara dengan mereka. Bahkan, semalam, saya menginap di rumah Din Minimi," tutur Sutiyoso.
Kelompok Din Minimi Ajukan Enam Syarat Sebelum Menyerahkan Diri
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan bahwa kelompok bersenjata yang dipimpin Din Minimi dan menetap di Aceh mengajukan enam syarat sebelum menyerahkan diri.
Sutiyoso berjanji akan mengakomodir semua syarat yang diajukan karena dinilai masih rasional.
Sutiyoso mengungkapkan, syarat pertama yang diajukan kelompok Din Minimi adalah reintegrasi perjanjian Helsinski.
Kedua, kelompok Din Minim meminta pemerintah memberi perhatian nyata pada yatim piatu pasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Lalu ketiga, inong bale, atau janda-janda mereka (GAM) diberikan kesejahteraan oleh pemerintah," ucap Sutiyoso, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Syarat keempat, lanjut Sutiyoso, kelompok Din Minimi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki penggunaan APBD Provinsi Aceh.
Kelima, pemerintah diminta menerjunkan pengamat atau peninjau independen saat digelarnya pemilihan kepala daerah di Aceh pada 2017 nanti.
"Lima poin ini saya pandang masuk akal dan bisa diselesaikan pemerintah daerah dan Kementerian Sosial," ucap Sutiyoso.
Syarat keenam, kelompok Din Minimi meminta pemerintah memberikan amnesti.
Syarat terakhir ini juga dijanjikan Sutiyoso akan diakomodir dengan melakukan komunikasi kepada Presiden Joko Widodo, kementerian terkait, dan DPR RI.
"Semua mantan GAM pada saat perjanjian Helsinski minta amnesti semua. Artinya ketika mereka minta juga saya kira tidak masalah," ucap Sutiyoso.
Setelah dijanjikan akan dipenuhi semua syarat yang diajukan, kelompok bersenjata pimpinan Din Minimi menyerahkan diri berikut menyerahkan puluhan pucuk senjata, amunisi, dan granat.
Ada sekitar 120 orang kelompok Din Minimi yang disebut Sutiyoso turun gunung. (Baca: Kepala BIN Jemput Pimpinan Kelompok Bersenjata Din Minimi di Aceh)
Cerita di Balik Kemauan Din Minimi "Turun Gunung"
Bukan sebuah proses mudah untuk membuat Din Minimi, pemimpin kelompok bersenjata di Aceh, untuk turun gunung.
Proses panjang dilakukan Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso sejak dua bulan lalu.
Pria yang disapa Bang Yos itu meminta mantan fasilitator damai GAM-RI, Juha Cristensen, untuk berkomunikasi dengan Din Minimi.
"Juha itu kenal dengan semua mantan GAM di Aceh ini. Juha bicara dengan Din, lalu saya bicara," ujar Bang Yos di Lhokseumawe, Selasa (29/12/2015).
Sementara itu, Juha menyebutkan bahwa dua pekan lalu dia naik ke gunung tempat Din bersama anak buahnya.
"Dua minggu saya di sana. Saya bicara dan Din mendengarkan dengan baik. Dia mau turun gunung sama seperti yang disampaikan Pak Sutiyoso tadi," kata Juha.
Cerita lainnya datang dari Adi Maros. Adi salah seorang yang konsen membujuk Din turun gunung.
"Kenapa Din percaya pada Juha. Karena, dia melihat Juha bisa bicara dengan Pak JK (Wapres Jusuf Kalla), Pak Sutiyoso dan lainnya. Sehingga Din bersedia turun gunung," ujar Adi.
Kini, sambung Adi, Din Minimi sangat berharap agar tercipta keadilan dan kesejahteraan di Aceh.
Sebelumnya diberitakan, Din Minimi turun gunung bersama 120 anggotanya. Dia juga menyerahkan puluhan amunisi, senjata dan granat.

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/xml/2015/12/29/14465641/Kelompok.Bersenjata.Pimpinan.Din.Minimi.Menyerah.BIN.Lapor.Jokowi

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb