PM Turki : Koalisi Islam Adalah Jawaban bagi Dunia - Radar Militer

20 Desember 2015

PM Turki : Koalisi Islam Adalah Jawaban bagi Dunia

Koalisi Islam
Koalisi Islam

Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu menuturkan bahwa koalisi negara Islam untuk melawan ISIS adalah jawaban bagi dunia. Sebuah jawaban tegas bagi mereka yang selalu menganggap Islam adalah agama teror.
"Fakta bahwa negara-negara Islam bersedia untuk berkontribusi untuk memerangi terorisme adalah jawaban terbaik untuk mereka yang mencoba untuk menghubungkan Islam dengan teror," ucap Davutoglu, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (15/12).
Sementara itu, Davutoglu menyatakan pihaknya mendapat tawaran langsung dari pemerintah Arab Saudi untuk bergabung dalam koalisi tersebut. Tanpa banyak pertimbangan, Turki memutuskan untuk terlibat dalam koalisi tersebut.
"Kami telah menerima undangan untuk pertemuan yang didedikasikan untuk penciptaan koalisi Islam melawan terorisme. Turki siap untuk berpartisipasi di dalamnya," sambung pemimpin Turki tersebut.
Dirinya menambahkan, pembentukan koalisi tersebut adalah langkah ke arah yang benar. Setidaknya 34 negara telah memutuskan untuk bergabung dengan koalisi yang baru saja dibentuk oleh Arab Saudi tersebut.
Jerman Sambut Baik Koalisi Islam Bentukan Arab Saudi
Menteri Pertahanan Jerman, Ursula von der Leyen, menyambut baik pengumuman pembentukan koalisi Islam melawan terorisme yang diumukan oleh Arab Saudi. Koalisi Islam ini terdiri dari 34 negara muslim minus Iran.
Leyen mengatakan, koalisi Islam akan sangat membantu jika bergabung dengan negara lain dalam memerangi ISIS. Menurutnya, ISIS mendapatkan kekuatan dari sikap tidak setuju kelompok oposisi yang kerap mempermasalahkan untuk apa berperang atau siapa yang harus dilindungi.
"Saya pikir tidak masalah jika kelompok oposisi membentuk sebuah kelompok. Tetapi, yang perlu dipikirkan adalah, dan ini yang penting, bagian dari proses Wina yang mencakup semua negara yang berperang melawan ISIS seperti AS, Eropa, Rusia, Turki, Arab Saudi, juga Iran dan China," katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/12/2015).
Dalam kesempatan itu, Leyen juga menegaskan jika Jerman telah menolak permintaan AS untuk menambah bantuan militer dalam memerangi ISIS. Meski menolak untuk menambah bantuan militer, Jerman menyatakan akan tetap berada di pihak AS.
Arab Saudi menyatakan pihaknya telah membentuk koalisi, yang berpusat di Riyadh, dimana didalamnya termasuk negara-negara Arab macam Mesir, Oman, dan Uni Emirat Arab, dan sejumlah negara-negara Islam lainnya seperti Turki, Malaysia, dan Pakistan.
Koalisi Islam, AS dan Rusia, Siapa Jagoan Terhebat 'Penghajar' ISIS?
Dunia diramaikan dengan munculnya Koalisi Islam gabungan 34 negara Muslim yang dipimpin Arab Saudi untuk melawan kelompok teror, termasuk ISIS. Munculnya Koalisi Islam sekaligus memicu pertanyaan, apakah mampu jadi jagoan yang bisa menyaingi kekuatan yang sudah ada, yakni koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Koalisi Islam diumumkan Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, hari ini (15/12/2015). Bermarkas di Riyadh, 34 negara Koalisi Islam itu adalah Arab Saudi, Yordania, Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki, Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, Sierra Leone, Somalia, Gabon, Guinea, Palestina, Republik Federal Islam Komoro, Qatar, Cote d'Ivoire, Kuwait, Libanon, Libya, Maladewa, Mali, Malaysia, Mesir, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria dan Yaman.
Beberapa negara Koalisi Islam itu, sejatinya tercatat juga sebagai anggota koalisi internasional yang dipimpin AS. Contohnya, Arab Saudi dan Turki. Munculnya, Koalisi Islam ini diduga kuat sebagai jawaban atas seruan Presiden AS, Barack Obama, yang pernah mendesak negara-negara Islam berbuat lebih untuk melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”(Koalisi) ini berasal dari dunia Islam, kewaspadaan dalam memerangi penyakit (ekstremisme Islam) yang telah merusak dunia Islam,” kata Pangeran Mohammed , seperti dikutip BBC. ”Saat ini, setiap negara Muslim memerangi terorisme individual. Jadi upaya koordinasi sangat penting,” lanjut putra Raja Arab Saudi itu.
Minus Iran dan Indonesia
Meski memakai label “Islam” koalisi yang dipimpin Arab Saudi itu menyisakan kejanggalan. Pertama, koalisi itu tidak mengikutkan Iran yang statusnya sebagai “Republik Islam” dan selama ini juga ikut memerangi kelompok teror di Suriah membantu rezim Presiden Bashar Al-Assad. Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim juga tidak diikutkan dalam koalisi. Meski Saudi melalui kantor beritanya, SPA, mengklaim Indonesia mendukung Koalisi Islam tersebut.
Soal Koalisi Negara Islam, Rusia Enggan Berkomentar Banyak
Rusia menuturkan enggan memberikan komentar terlalu banyak terlebih dahulu mengenai koalisi negara Islam melawan ISIS. Koalisi itu berisikan 34 negara, dan dipimpin oleh Arab Saudi.
Juru bicara Kremlin, Dimitry Peskov menyatakan pihaknya akan terlebih dahulu menganalisis koalisi ini sebelum berkomentar lebih banyak. Namun, dirinya juga menilai bahwa pembentukan koalisi baru ini adalah sebuah langkah politik.
"Ini akan memakan waktu untuk menganalisis keputusan ini. Kami tidak memiliki informasi rinci pada saat ini. Kita perlu melihat siapa yang masuk koalisi, apa tujuan umum dinyatakan dan dengan cara apa mereka melawan terorisme," kata Peksov.
"Secara hipotesis berbicara, setiap langkah untuk ditampilkan dalam perjuangan dengan manifestasi yang berbeda dari ekstremisme adalah positif, tapi kita harus tahu secara spesifik sebelum membuat komentar," sambungnya, seperti dilansir Itar-tass pada Selasa (15/12).
Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan pembentukan “koalisi militer Islam” untuk memerangi terorisme. Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, mengatakan, Koalisi Islam dibentuk untuk membersihkan nama Islam yang dikotori kelompok esktremis.

Sumber : http://international.sindonews.com/read/1069711/43/davutoglu-koalisi-islam-adalah-jawaban-bagi-dunia-1450187892

Bagikan artikel ini

1 komentar

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb