Story : Komandan Kopassus Pilih Bawa Rokok Daripada Peluru Saat Operasi Tempur di Dilli - Radar Militer

16 Desember 2015

Story : Komandan Kopassus Pilih Bawa Rokok Daripada Peluru Saat Operasi Tempur di Dilli

Operasi Tempur di Dilli
Operasi Tempur di Dilli

Veteran Kopassus baru saja memperingati 40 tahun penerjunan Dilli 7 Desember 1975. Tak cuma heroik, banyak kisah menarik dalam misi penyerbuan lintas udara terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Salah satunya adalah cerita Komandan Nanggala V/Kopasandha Letkol Inf Soegito. Soegito dan pasukannya ditugaskan untuk merebut tiga sasaran penting: Bandara Dilli, pelabuhan dan pusat pemerintahan.
Pasukan Kopasandha (kini Kopassus) dilengkap dengan parasut utama T-10 dan senapan serbu AK-47. Setiap orang menerima 750 butir peluru kaliber 7,62 mm. Mereka juga membawa dua buah granat, ransum tempur untuk tiga hari. Para personel juga membawa ransel berisi baju loreng, baju kaos, sepatu lapangan dan topi rimba.
Letkol Soegito membawa senapan AK-47 dengan popor lipat. Dia sempat ditawari untuk membawa Uzi, namun ditolak. Alasannya Soegito tak familiar dengan senjata buatan Israel itu.
"Karena perokok berat, Soegito memilih meninggalkan 100 butir peluru dan menggantinya dengan empat slof rokok Gudang Garam!" demikian ditulis dalam buku Hari H 7 Desember 1975, Reuni 40 Tahun Operasi Lintas Udara di Dilli, Timor Portugis yang disunting Atmadji Sumarkidjo.
Dalam buku terbitan Kata Penerbit ini dituliskan Kopasandha merupakan pasukan Stoottroepen atau pasukan pemukul yang hanya bertugas merebut sejumlah sasaran penting. Karena itu tak ada bantuan senjata berat. Setiap regu hanya dilengkapi senapan mesin dan mortir untuk bantuan tembakan.
Lalu bagaimana kalau ternyata pertempuran di Dilli berlangsung lebih dari tiga hari?
Mayjen Benny Moerdani hanya berucap dengan dingin. "Makanan, air, senjata dan peluru ada pada musuh. Rebut dari mereka!"
Pagi hari 7 Desember 1975, pasukan Nanggala diterjunkan di atas Dilli. Sejak terjun mereka sudah ditembaki dari bawah. Lewat pertempuran sengit, kota Dilli jatuh ke tangan pasukan Indonesia. Namun 19 prajurit terbaik Korps Baret Merah itu gugur dalam tembak menembak.

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/komandan-kopassus-pilih-bawa-rokok-daripada-100-peluru-saat-perang.html

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda