![]() |
TNI-Polri |
Pasukan gabungan Polri dan TNI meningkatkan jumlah personel guna menyisir Desa Taunca, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Penyisiran ini bertujuan mencari jaringan teroris, menyusul laporan adanya orang mencurigakan yang berkeliaran setelah baku tembak antara aparat dan kelompok sipil bersenjata pada Jumat, 15 Januari 2016.
Kepala Polres Poso Ajun Komisaris Besar Ronny Suseno mengatakan polisi menambah jumlah personel Brimob dan TNI untuk mengejar sisa-sisa teroris di Kecamatan Poso Pesisir. Pengejaran ini dilakukan setelah seorang anggota teroris tewas tertembak.
Ronny tidak merinci jumlah personel Brimob dan TNI yang dikerahkan. Namun, saat baku tembak dengan teroris pada Jumat lalu, sebanyak 60 anggota Brimob dan TNI diturunkan. Di Kecamatan Poso Pesisir terdeteksi 15-an anggota teroris. "Operasi pengejaran ditingkatkan dengan personel yang lebih banyak," katanya, Senin, 18 Januari 2016.
Penambahan personel pasukan itu, kata Ronny, juga untuk mengamankan warga Desa Taunca agar tetap merasa aman dalam beraktivitas. Sejumlah pos pengamanan dibangun di desa itu dan kegiatan razia ditingkatkan. "Sampai saat ini pasukan kami masih mengadakan penyisiran di Desa Taunca."
Ketika ditanya ihwal identitas warga sipil bersenjata yang tertembak dalam kontak senjata itu, Ronny mengatakan proses identifikasi masih berlangsung. Jenazah korban masih di RS Bhayangkara Palu.
Operasi pengejaran gembong teroris Santoso alias Abu Wardah dan pengikutnya itu terus ditingkatkan ke berbagai wilayah di luar Desa Taunca. Lokasi persembunyian pelaku teror sudah ditutup rapat. Inilah Operasi Tinombala yang didukung Mabes Polri.
Pemimpin Operasi Tinombala, Komisaris Besar Leo Bona Lubis, mengatakan seusai kontak tembak pada Jumat lalu, aparatnya mengamankan barang bukti berupa 11 bom molotov.
Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengatakan pengawasan terhadap pelarian teroris Poso ditingkatkan. Anwar mengaku telah berkoordinasi dengan pimpinan Komando Daerah Militer VII/Wirabuana serta pimpinan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat.
Anwar mengusulkan pembentukan Komando Distrik Militer di Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Mamasa. Mamuju Utara dianggap rawan karena berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah. Adapun Mamasa memiliki rekam jejak gerakan terorisme. Pengerahan bantuan pasukan pengamanan dari TNI-Polri, menurut dia, sudah disebar di daerah perbatasan.
Sumber : http://nasional.tempo.co/read/news/2016/01/18/063737227/pasukan-gabungan-buru-teroris-di-kawasan-poso-pesisir