![]() |
Formasi Terbang Burung |
Perusahaan aviasi yang memproduksi pesawat tak berawak ternyata meniru efisiensi energi yang dilakukan burung dalam formasi V. Memahami mekanisme formasi ini bisa membantu mereka mengembangkan teknik terbang untuk menghemat bahan bakar.
Adrian Thomas, profesor bidang biomekanika dari Universitas Oxford, mengatakan formasi V sangat indah. "Kita sering melihatnya, berusaha untuk mencari penjelasan di baliknya. Tim ini sudah melakukannya dengan baik," kata Thomas.
Formasi yang diperlihatkan oleh burung migran memang menunjukkan keahlian mereka mengudara jauh melampaui seorang pilot. Burung dapat mengepakkan sayap pada waktu yang tepat dan mengatur posisi mereka mengatasi efek turbulensi udara. Kemampuan terbang amat menakjubkan itu diperlihatkan beberapa spesies burung yang bermigrasi ke daerah yang lebih hangat. Spesies bisa berbeda, tapi gerombolan burung-burung tersebut umumnya terbang dalam formasi berbentuk huruf V.
Para peneliti berhasil memecahkan rahasia formasi terbang burung migran itu. Menurut studi yang dilaporkan dalam jurnal Nature, para peneliti dari Royal Veterinary College di Universitas London berhasil menguak rahasia formasi V. Bekerja sama dengan Waldrappteam, organisasi konservasi hewan di Austria, para peneliti melakukan pengamatan dalam jalur migrasi burung ibis kepala botak (Geronticus eremita).
Formasi terbang V sebenarnya sudah lama membuat para peneliti penasaran. Sebelumnya, sebuah penelitian terhadap gerombolan burung pelikan yang bermigrasi menunjukkan bahwa terbang dalam formasi V bisa menghemat energi saat mereka menempuh jarak jauh. Denyut jantung pelikan turun drastis ketika mereka terbang dalam formasi.
Penelitian yang dilakukan terhadap ibis kepala botak ini menjadi bagian dari upaya mengembalikan burung langka itu dan tradisi migrasinya ke Eropa setelah sempat hilang dari Benua Biru sekitar 300 tahun. Mereka sudah ditangkarkan di kebun binatang Vienna oleh anggota Waldrappteam. Di sana, burung-burung itu dilatih terbang mengikuti pesawat terbang ringan. Inilah persiapan mereka sebelum menempuh jalur migrasi sebenarnya.
Menjelang musim dingin, sebanyak 14 burung ibis kepala botak dilepas untuk terbang mengikuti pesawat terbang ringan sebagai pemandu. Dalam kondisi normal, burung akan belajar bermigrasi dari para seniornya. Namun burung-burung ibis ini adalah rombongan pertama yang bermigrasi. Tak ada yang bisa menunjukkan jalurnya, kecuali dipandu pesawat terbang ringan.
Dari Salzburg, Austria, rombongan ibis menempuh jarak lebih dari 700 kilometer menuju Tuscany, Italia. Para peneliti memasang alat global positioning system yang sudah dimodifikasi dan diberi pencatat kecepatan pada burung-burung itu. Alat pelacak dengan tingkat akurasi hingga 30 sentimeter untuk melaporkan posisi burung itu juga merekam waktu dan kekuatan kepakan sayap.
Pengukuran yang sangat presisi itu untuk pertama kalinya membantu studi tentang interaksi aerodinamik antarpara burung. Dari data penerbangan itu, peneliti menemukan burung-burung ternyata mengatur kepakan sayap secara serentak dan menempatkan diri mereka dalam posisi aerodinamik yang optimal pada formasi V.
Steve Portugal, kepala tim peneliti, mengatakan mekanisme dalam formasi V menjelaskan tentang kewaspadaan dan kemampuan burung merespons kepakan sayap rekan terdekatnya. "Dengan membentuk formasi V, para burung telah mengembangkan strategi kompleks untuk menyesuaikan dengan gelombang udara dinamis yang diproduksi kepakan sayap," katanya.
Terbang dalam formasi tersebut memungkinkan burung "menangkap" aliran udara atas (up wash) yang membantu mereka terbang dan menghemat energi. Dengan mengepakkan sayap serentak dalam formasi V, mereka bisa menghindari tekanan udara ke bawah (down wash) yang dihasilkan burung-burung di depannya.
"Aliran udara ke bawah seperti itu buruk. Tak ada burung yang ingin berada dalam aliran udara seperti itu karena bisa mendorong mereka ke bawah," kata Portugal.
Tekanan udara dari atas di sekitar sisi luar sayap menghasilkan aliran udara di ujung sayap. Dengan formasi V, burung-burung bisa memanfaatkan aliran udara dari depan untuk menghemat energi. "Bagi burung yang ada di barisan belakang, aliran udara ini seperti tumpangan gratis saat terbang," kata Portugal. "Mereka akan berusaha menjaga ujung sayapnya tetap berada pada jalur aliran udara burung-burung di depannya."
Rombongan ibis tersebut berhasil sampai di Tuscany. Mereka kini tengah "bersantai" dalam kehangatan udara di wilayah Italia bagian tengah hingga musim dingin di Austria selesai. Para peneliti berharap, para burung mengingat rute pulang ke Salzburg dan bisa kembali tanpa bantuan pesawat pemandu.
Sumber : http://tekno.tempo.co/read/news/2016/01/18/061737079/rahasia-jitu-pesawat-nirawak-tiru-formasi-terbang-burung