Militer AS akan Dapatkan Akses Permanen ke Lima Pangkalan Militer di Filipina - Radar Militer

24 Maret 2016

Militer AS akan Dapatkan Akses Permanen ke Lima Pangkalan Militer di Filipina

Angkatan Udara Amerika
Angkatan Udara Amerika

Amerika Serikat dan Filipina telah mencapai kesepakatan yang memungkinkan untuk pengerahan secara rotasi pasukan militer AS di lima pangkalan, di tengah kebuntuan yang sedang berlangsung dengan Tiongkok atas Laut Cina Selatan. Kesepakatan itu diumumkan pada hari Jumat (18/03), ketika kedua negara tersebut mengeluarkan pernyataan bersama mengenai hal tersebut atas pangkalan-pangkalan, antara lain Antonio Bautista Air Base, Basa Air Base diutara Manila, Lumbia Air Base di Mindanao, Mactan-Benito Ebuen Air Base di Cebu, serta Fort Magsaysay di Palayan.
Menurut Deputi Asisten Menteri Pertahanan AS Amy Searight, kesepakatan itu ditandatangani di bawah Enhanced Defense Cooperation Agreement (EDCA) 2014 yang memungkinkan AS untuk memperluas kehadiran militernya di bekas koloninya melalui rotasi kapal dan pesawat.
Searight menggambarkan pemerintah Manilla sebagai "sekutu penting AS", mengumumkan kunjungan Menteri Pertahanan AS Ash Carter ke negara itu.
Perjanjian tersebut, yang akan berlaku selama setidaknya 10 tahun, merupakan hal yang "cukup penting", kata Duta Besar AS untuk Filipina, Philip Goldberg kepada wartawan.
Perjanjian itu memungkinkan untuk peningkatan hubungan dengan Filipina dan memfasilitasi kehadiran militer yang lebih besar untuk Washington sebagai bagian dari upaya AS untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan di Asia.
Namun, ia menekankan bahwa perjanjian itu tidak untuk menyediakan pangkalan militer AS permanen di negara itu, meskipun pangkalan seperti itu pernah ada selama 94 tahun hingga tahun 1991, sampai ketika Senat Filipina memutuskan untuk membubarkan pangkalan tersebut.
"Perjanjian ini bukan untuk kembali ke masa itu. Penyebabnya sudah berbeda dan hal ini untuk masalah abad ke-21, termasuk keamanan maritim," katanya, menambahkan bahwa tidak ada pengerahan militer AS akan dilakukan tanpa persetujuan Filipina.
Washington sangat ingin meningkatkan hubungan militer dengan negara-negara Asia Timur, seperti Taiwan dan Singapura, dan memperluas kehadiran regionalnya dalam menghadapi klaim teritorial Tiongkok di Laut China Selatan, salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia dengan nilai perdagangan yang melewatinya lebih dari $5 triliun.
Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan telah meningkat antara Washington dan Beijing atas situasi di perairan yang disengketakan,dimana AS menuduh Tiongkok telah memiliterisasi kawasan laut tersebut.
Perairan yang disengketakan tersebut juga diklaim oleh negara-negara seperti Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

Sumber : http://airrecognition.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)