OTO Melara Marlin RWS 30mm |
Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmabar TNI AL mendapat tambahan kekuatan baru, yakni dengan diresmikannya KRI Cakalang-852 buatan PT Caputra Mitra Sejati (CMS). Berita peluncuran kapal perang besutan lokal sudah jamak didengar, tapi terselip kabar lain dari sosok KRI Cakalang-852, pasalnya kapal patroli ini disebut bakal dilengkapi kanon single barrel OTO Melara 30 mm Finmeccanica dari Italia.
Kabar bakal diadopsinya OTO Melara 30 mm untuk kapal perang TNI AL tentu sedikit mengejutkan, pasalnya untuk kanon di kaliber 30 mm untuk pengadaan ‘baru,’ TNI AL lebih dikenal dekat dengan produk besutan China. Ambil contoh kanon CIWS (Close In Weapon System) AK-630M yang memperkuat KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642. CIWS TNI AL yang juga buatan China adalah Type 730 yang didapuk melengkapi sistem senjata di korvet Parchim TNI AL. OTO Melara sendiri namanya sudah sangat kuat dan melekat di TNI AL, yaitu sebagai kanon reaksi cepat 76 mm rapid/super rapid gun yang terpasang di frigat Van Speijk, korvet SIGMA Diponegoro Class, korvet Bung Tomo Class, dan PKR (Perusak Kawal Rudal) SIGMA 10514 Martadinata Class.
“Spekteknya nantinya dilengkapi dengan senjata 30 mm OTO Melara, Italia, yang lain (senjata) masih wacana,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zainudin, Jumat, dikutip dari detik.com (11/3/2016). Bila pada saatnya nanti OTO Melara 30 mm terpasang di KRI Cakalang-852, maka dari sisi kesenjataan, KRI Cakalang-852 akan setara dengan kapal milik Satrol eks AL Brunei, KRI Badau-841 dan KRI Salawaku-842. Kedua kapal hibah dari Brunei ini dilengkapi kanon Oerlikon 30 mm Twin Gun.
Kembali ke OTO Melara 30 mm, kami mencoba menelusuri catatan seputar kanon ini, varian terbaru yang ditawarkan Finmeccanica menganut teknologi MARLIN WS (Modular Advanced Remotely controlled Lightweight Naval Weapon Station). Dari segi instalasi, OTO Melara 30 mm dirancang mudah untuk dipasang di semua jenis tipe kapal perang, tidak diperlukan rekayasa pada desain internal lambung kapal, alias tinggal plug in pada dudukan. Untuk kapal patroli cepat, OTO Melara 30 mm dirancang sebagai senjata utama, namun bila dipasang di frigat/korvet, maka akan menjadi senjata lapis kedua.
Dengan desain modular, kubah OTO Melara ini dapat diganti pasang jenis larasnya, bila menggunakan kaliber 30 mm, larasnya Mauser MK30-A2 atau ATK-MK44. Sementara bila menggunakan kaliber 25 mm, larasnya menggunakan ATK-M242 atau Oerlikon KBA. Dengan dukungan CMS (Combat Management System), OTO Melara 30 mm sanggup meladeni multi target. Dukungan perangkat pada kubahnya mencakup optical sensor suite untuk mendukung pencitraan siang dan malam. Bisa lagi ditambahkan laser range finder yang dipasang coaxial pada kubah.
OTO Melara 30 mm dapat dioperasikan stand alone dengan remote control consol yang terdapat di PIT (Pusat Informasi Tempur). Namun OTO Melara 30 mm dapat pula diintegrasikan dengan CMS, menjadikan sistem senjata ini terkonfigurasi utuh dalam FCS (Fire Control System) yang melibatkan peran radar penjejak dan video tracking. Jalur yang digunakan dari terminal senjata ke CMS/FCS memakai teknologi LAN (local area netwotk).
Meski berupa senjata dengan laras tunggal, pasokan amunisi ke laras berasal dari dua kantong magasin, di kiri dan kanan. Model dual feed amunisi ini mengingatkan pada rancangan SMB (Senapan Mesin Berat) CIS 50MG yang dipakai Kopassus dan kostrad. Dari sisi performa, OTO Melara 30 mm dapat menjangkau sasaran sejauh 3.000 meter. Kecepatan tembak per menitnya adalah 160 peluru per menit (kaliber 30 mm) dan 220 peluru per menit (kaliber 25 mm).
Dengan beragamnya jenis kanon yang melengkapi fire power kapal perang TNI AL, diharapkan juga disiapkan secara memadai untuk urusan logistik, suku cadang dana amunisi. Di kelas kanon, TNI AL masih punya 2M3 25 mm buatan Uni Soviet, Vektor G12 20 mm, Oerlikon 20mm/70 MK4, DS 30B REMSIG 30 mm dan Rheinmetall Rh202 20 mm. Bila OTO Melara 30 mm yang berbobot 1,4 ton berikut sistem sensornya dipasang lengkap di KRI Cakalang-852, bisa jadi harga sistem senjatanya akan lebih mahal dari harga produksi kapalnya sendiri. Tapi itulah realita, harga menentukan kualitas, kita berharap adopsi senjata anyar ini juga tak melupakan elemen ToT (transfer of technology).
KRI Cakalang-852
KRI Cakalang-852 yang diluncurkan perairan Banten ini memiliki panjang (Loa) 44,40 meter, lebar 7,40 meter dan tinggi tengah kapal 3,40 meter. Meski telah diresmikan pada bulan Maret 2016, rencananya kapal ini baru akan diserahkan ke TNI AL pada bulan Juli 2016 setelah melewati commodore inspection.
KRI Cakalang-852 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, dan kecepatan maksimum mencapai 24 knot. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 17 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal berbobot 230 ton ini mampu memuat tanki bahan bakar hingga 56.000 liter. (Bayu Pamungkas)
Sumber : TSM/IM