CZ805 Bren A1/ A2 |
Menyebut nama Bren, ingatan langsung melayang ke sosok senapan mesin legendaris berbentuk khas dengan sistem pasokan magasen lengkung yang dipasang dari atas. Senapan mesin yang begitu disukai, sehingga digunakan sampai Perang Teluk II.
Di Indonesia, nama Bren begitu lekat dalam ingatan, sampai-sampai orang awam yang melihat senapan mesin, apapun bentuknya, akan menyebutnya dengan Bren. Pameran IDAM 2012 menjadi kemunculan perdana saat stand Negara Ceko menghadirkan senapan serbu yang menyandang nama Bren.
Pabrik senjata dibalik kesuksesan Bren adalah CZ (Ceska Zborojovska), yang berusia ratusan tahun dan mendukung independensi bangsa Cek. Walaupun pada masa Perang Dingin Ceko secara resmi ada dibawah ketiak Pakta Warsawa, mereka menolak untuk tunduk pada standarisasi Soviet.
Contoh kecil saja, untuk urusan senapan serbu. CSLA (Cekoslovenska Lidova Armada - Pasukan Rakyat Cekoslovakia) menggunakan senapan serbu Samopal Vzor 58(Sa Vz58), senapan yang memiliki desain lebih ramping dibandingkan AK-47. Mekanismenya pun berbeda, menjadikannya tidak kompatibel dengan suku cadang Pakta Warsawa. Indonesia pun tercatat memiliki Sa Vz58, yang saat ini masih digunakan oleh Kepolisian dan Kopaska.
Sesungguhnya, Ceko sendiri tidak puas dengan keberadaan Vz.58. Sistem senjata ini, walaupun ringan dan akurat, tidak bisa dimodifikasi untuk mengadopsi kaliber yang lebih kecil. Kebutuhan sistem kaliber kecil dikarenakan Uni Soviet beralih ke kaliber 5,45x45mmR, sehingga mau tidak mau Ceko harus menyesuaikan, tetapi tidak mau mengadopsi AK-74.
Pada 1977 desainer Miloslav Fisher dari biro desain VVU-ZVS (Vyzkumne Vyvojovy Ustav Zavodu Vseobechneho Strojirenstvi-Pusat riset Mesin Umum) Brno sudah mulai mengembangkan desain senjata yang kira-kira bisa menggantikan Sa Vz58. Tim yang diketuai oleh Bohumil Novotny butuh waktu sampai 7 tahun untuk menyempurnakan purwarupa yang diberi nama Lada, yang diproyeksikan akan dikembangkan sebagai senapan serbu mikro, senapan serbu, dan senapan mesin ringan.
Krisis negara dan senjata
Sayang, Revolusi Ungu mengakhiri segalanya. Cengkraman partai komunis Cekoslovakia yang begitu kencang pada segala sendi kehidupan Negara akhirnya hancur begitu saja karena gelombang Glasnost dari Uni Soviet.
Sistem keluarga senjata Lada, yang sebenarnya sudah siap pada akhir 1989, akhirnya dibiarkan terbengkalai. Cekoslovakia tidak punya uang untuk pengadaan sekian banyak senapan serbu, untuk menata kehidupan masyarakatnya saja sudah sulit.
Satu fakta yang memperburuk kondisi militer Cekoslovakia adalah dalam hal logistik peluru. Dibawah Pakta Warsawa, Cekoslovakia menerima pasokan jutaan butir peluru dari Uni Soviet, sebagai komplemen bantuan militer karena Ceko sudah menggunakan senapan Sa Vz58.
Pecahnya Soviet membawa malapetaka bagi kesiapan militer Ceko, yang tentunya amat membutuhkan peluru. Produksi amunisi diluar kebutuhan militer memang tersedia di pabrikan Sellier & Bellot, tetapi yang diproduksi adalah peluru 5,56x45mm sesuai standar M193 milik AS.
Krisis perpecahan Soviet juga memantik perpecahan politik di Cekoslovakia. Ceko dan Slovakia akhirnya resmi memisahkan diri pada 1 Januari 1993. Ceko, yang benar-benar tidak memiliki uang di kas negaranya, berupaya keras untuk mendekat kepada pihak Barat-termasuk mencoba bergabung dengan NATO.
NATO, yang memang berupaya mempengaruhi 12 negara pecahan Pakta Warsawa untuk sebanyak mungkin bergabung dengan Barat, meluncurkan program Partnership for Peace (PfP) pada Januari 1994. PfP berupaya mengenalkan NATO kepada Negara calon anggota, dimana tiap calon dikenalkan pada sistem senjata standar NATO. Sejumlah besar dana digelontorkan untuk membuat sistem Negara-negara yang masih menggunakan produk Soviet untuk dapat distandarisasi dengan buatan NATO.
Mengetahui bahwa Cekoslovakia akan beralih ke sistem munisi kompatibel NATO, banyak pihak melakukan pendekatan ke pabrikan CZ yang sudah ditunjuk sebagai sistem integrator untuk senapan Lada. Tidak hanya dari dalam negeri, Colt dari AS bahkan menawarkan pada Cekoslovakia untuk merakit M16 di Ceko. Uniknya, rencana ini hanya berakhir pada konsesi Colt untuk memasarkan pistol CZ di pasar domestik AS.
Akhirnya, ACR (Armada Ceske Republiky-Angkatan Bersenjata Ceko) kelihatannya memiliki kans untuk membenahi sistem persenjataan individu bagi prajuritnya. Lada yang sempat digudangkan diajukan kembali, ditambahi sejumlah perubahan seperti kamar peluru dan magasen yang mengadopsi munisi 5,56x45mm, dan akhirnya dirilis sebagai sistem CZ2000.
Sayangnya, selera dan kedekatan dengan NATO justru membawa satu dampak ikutan negatif yang tak terduga sebelumnya: bentuk Lada/ CZ2000 yang masih mirip dengan AK-74 dianggap kuno dan membawa stigma masa lalu di jaman kegelapan.
Project 805
Melihat ACR maju-mundur dalam mengadopsi Lada/ CZ2000, CZ selaku pabrikan tentu tak bisa tinggal diam. CZ, bekerjasama dengan AD Ceko, kemudian meluncurkan Project S805-kode tiga digit ini memiliki arti tersendiri, dimana 800 merupakan kode program untuk senapan serbu dan pistol mitraliur.
Programnya dimulai pada 2005 dan benar-benar dimulai dari meja desain. Lada/CZ2000 dikubur dan desain barunya meninggalkan garis desain Kalashnikov. Sejumlah desain senapan serbu generasi baru dari beberapa pabrikan dijadikan referensi.
CZ kemudian memilih layout senjata yang amat mirip dengan senapan serbu yang tadinya dipilih oleh USSOCOM yaitu FN SCAR (Mk16 Mod 0). Pilihan desain layout ini bukannya tanpa alasan. Mk16 Mod 0 yang awalnya digadang-gadang akan menjadi senapan serbu pengganti M4A1 didesain untuk menyempurnakan kelemahan generasi senapan serbu buatan Eugene Stoner. Bagi Republik Ceko yang baru saja bergabung dengan NATO, mereka sebisa mungkin harus berkiblat ke Barat.
Kemiripan bentuk tersebut amat kentara dari bentuk upper receiver dari Project 805, yang sepintas amat mirip dengan FN SCAR. Bedanya, upper receiver pada Project 805 memiliki bentuk yang lebih mengotak disertai cerukan lightening cut yang berfungsi mengurangi bobot senjata.
Sistem pengokang yang terletak di sisi kiri dan kanan (ambidextrous), popor model lipat, upper receiver model monoblok sehingga rel belakang memanjang sampai kedepan, dan yang tak kalah penting, adalah sistem laras modular, memang sebelas-duabelas dengan SCAR.
Sama seperti SCAR, Project 805 didesain untuk bisa mengadopsi berbagai laras dengan panjang yang berbeda-beda sesuai kebutuhan. Ada laras 10,5” untuk pertempuran jarak dekat, 14,5” untuk pasukan para, atau 20” Heavy Barrel untuk aplikasi tembak jitu. Sistem penguncian larasnya juga mirip-mirip, menggunakan mur yang dipasang dari sisi kiri-kanan receiver.
Namun kesamaannya berhenti disitu. Jika SCAR hanya menekankan konsep modularitas pada sisi penggantian laras dan membuat dua sistem yang berbeda, Mk16 untuk kaliber 5,56mm dan Mk17 untuk kaliber 7,62mm NATO, maka CZ menerapkan konsep full modularity pada Project 805.
Project 805 harus mampu mengadopsi dua kaliber standar NATO tersebut dalam format satu senjata. Mungkinkah? CZ membuktikan kejeniusan tradisi engineering senjata mereka dalam Project 805. Untuk mengadopsi bentuk magasen yang berbeda untuk tiap jenis peluru,
CZ membuat lower receiver berbahan polymer yang terpisah antara pistol grip dan pelatuk dengan modul lubang magasen (magwell). Ada yang kompatibel dengan magasen M16/ STANAG, ada yang bisa mengadopsi magasen 7,62mm dari M14, dan untuk penggunaan oleh ACR, CZ membuatkan magasen yang menggunakan sistem serupa seperti G36 milik Jerman.
Pilihan yang cukup membuat tanda tanya, mengingat status Republik Ceko yang merupakan anggota baru NATO. Sistem rilis magasennya pun mirip dengan G36/ AK47, yaitu dengan menggunakan tuas kecil pada bagian belakang magwell. Opsi lain adalah magwell untuk 7,62x39mm M43 standar AK-47.
CZ juga membuat magasennya dari bahan polimer tembus pandang, sehingga peluru yang tersisa terpampang dengan amat jelas. Yang membedakannya dengan magasen G36 adalah hilangnya fitur clamp yang digunakan untuk menempelkan dua magasen atau lebih.
Yang unik, antara receiver bawah dan receiver diatasnya menggunakan rollpin sebagai penghubung, bukan pushpin layaknya pada senapan standar NATO lainnya. Rollpin yang berukuran relatif kecil ini harus didorong oleh kepala peluru bila hendak membongkar senjata, dilanjutkan dengan mendorongnya menggunakan pena pemukul (firing pin).
Setelah bisa membongkar senjata, maka baru ketahuan bahwa mekanisme internal CZ 805 lebih mirip dengan mekanisme AR-18 dibandingkan dengan pada SCAR. FN SCAR masih mempertahankan bentuk piston yang menyatu dengan bolt carrier, hasil pengembangan lanjutan dari FN FNC, yang meniru AK-47.
Pada CZ 805, bolt carriernya memiliki sedikit blok yang memanjang kedepan, dengan satu lubang besar berbentuk lingkaran. Di lubang inilah dimasukkan tuas pengokang, yang dapat dipindah-pindah dari kiri atau kanan sesuai dengan preferensi penembak.
Karena menempel pada bolt carrier, maka tuas pengokang ini ikut bergerak kebelakang pada saat senapan ditembakkan, jadi penembak harus berhati-hati saat memegang senapan. CZ 805 menggunakan bolt head berbentuk kaki seribu, sepintas serupa dengan milik AR-18, namun lagi-lagi dipergoki adanya perbedaan. Bilah sirip bolt (lug) pada CZ 805 hanya menggunakan enam buah lug, sementara AR-18 menggunakan tujuh lug.
Perbedaan desain ini dilakukan atas perintah AD Ceko, yang kuatir atas rigiditas dan kekuatan lug yang bersinggungan dengan jalur ekstraktor kelongsong. Apabila CZ 805 hendak menggunakan kaliber peluru yang berbeda, maka yang diganti cukup bolt headnya saja, sementara bolt carriernya tetap sama.
Pada saat ditembakkan, gas hasil penembakan sebagian akan mengalir keatas, mendorong piston besar yang dilengkapi pegas. Piston ini mendorong bolt carrier kebelakang untuk menyelesaikan siklus penembakan, lalu kemudian kembali ke posisinya berkat pegas tersebut. Tabung gas CZ 805 menyatu dengan larasnya, dan memiliki 2 setingan normal atau adverse untuk kondisi berdebu.
Diluar mekanisme, CZ 805 dilengkapi dengan sejumlah fitur kosmetik yang gunanya meningkatkan kenyamanan penggunanya. Sebagai contoh, pistol grip pada CZ 805 memiliki fitur backstrap, sesuatu yang biasanya hanya ada pada pistol. Dengan backstrap ini, bagian belakang pistol grip bisa diganti-ganti dengan ukuran yang paling sesuai dengan telapak tangan, nyaman sekali. Selektor tembakan yang ada di atas pelatuk juga mudah dimanipulasi dan terletak di dua sisi, menawarkan 3 setingan penembakan: Safe-1-2-Auto.
Satu hal lain yang sifatnya anakronisme adalah pemilihan popor. Apabila dirunut, setidaknya CZ 805 sudah 3 kali berganti desain popor. Yang pertama adalah popor kurus mirip milik ARX-160 yang bisa ditarik dan dilipat. Generasi kedua dari popor ini masih menggunakan popor lipat, tetapi metode tariknya mirip dengan milik popor M4 dan dilengkapi cheekpiece memanjang untuk sandaran pipi saat menembak.
Namun untuk alasan yang sepertinya untuk menghemat bobot, maka AD Ceko meminta popor lipat biasa tanpa setelan panjang, yang dibuatkan dari bahan polimer dan berbentuk popor berongga (skeletal/ wire stock). Alasannya mungkin lebih untuk penghematan bobot, mengingat bobot kosong CZ 805 sudah mencapai 4kg, terhitung berat untuk ukuran senapan serbu. Seluruh popor lipat ini menggunakan mekanisme tombol pelepas yang adanya disebelah kiri popor.
Untuk pembeli di pasar internasional, CZ menyediakan popor lipat dengan bantalan pipi khusus (#3702-3400-05) untuk aplikasi senapan tembak runduk. Uniknya, modul popor CZ 805 juga didesain modular, dimana popor ini dapat dipertukarkan dengan popor milik CZ Scorpion Evo 3 A1 atau modul pelontar granat tunggal CZ 805 G1.
Sementara untuk urusan membidik, sistem pisir-pejera pada CZ 805 memiliki pisir-pejera model lipat dimana tiang pisir bisa disesuaikan ketinggiannya (elevasi), sementara pisir dapat disesuaikan simpangan anginnya (windage). Namun tentunya senapan serbu modern tak bisa mengandalkan sistem pisir-pejera mekanis lagi. Tuntutan skenario tempur pada segala situasi dan kondisi menyebabkan menjamurnya proliferasi penggunaan alat bidik optikal untuk senapan serbu.
Dalam pameran IDAM 2012 optik yang nangkring diatas CZ 805 adalah ZD-Dot 1x yang dipasang combo dengan DV-Mag 3 Magnifier buatan pabrikan optik Ceko Meopta Optika. Gabungan keduanya menghasilkan optik reflex dengan pembesaran sampai 3x, memadai untuk pertempuran pada jarak menengah.
Tidak puas dengan pilihan ini? Jangan kuatir, CZ sudah menyiapkan berbagai macam optik sesuai dengan kebutuhan yang daftarnya dijabarkan lengkap dalam katalog militernya. Ingin yang berbasis tritium? Ada Mepro 21 buatan Israel.
Mau holographic sight dengan laser pembidik terintegrasi? Ada EOTech 552 dengan modul EOLAD-2VI atau EOLAD-2S. Kalau butuh laser pointernya saja ada CQBL-1, sementara kalau butuh pembidik laser kasat mata ada DBAL-A2. Untuk aplikasi khusus seperti tembak jitu, ada teleskop jarak menengah Leupold Mark4 LR/T 8,5x25x50mm ilum TMR, sementara untuk pertempuran malam ada optik jarak menengah Mepro MNV X6, NOA X4 dan NYX, sementara kalau butuh optik dengan kemampuan bidik termal terintegrasi ada Mepro NOA X7.
Diluar daftar yang ada, pengguna bisa menggunakan segala macam optik berkat keberadaan rel Picattinny pada senapan, jadi secara teoritis segala optik bidik yang ada diluar sana bisa ditempelkan ke senapan.
Membuat senapan serbu jaman sekarang tak lengkap rasanya bila tak menambahkan pelontar granat sebagai aksesori penambah daya gempur. Senapan serbu baru saat ini rata-rata memiliki pelontar granatnya sendiri, sebut saja seperti AG36, GL40, M203, dan sebagainya. CZ juga tak luput memperhatikan hal ini, dimana mereka membuat modul pelontar granat 40x46mm G805.
Varian awal memiliki pelontar granat dengan pegangan berbahan plastik tanpa kontur alias mulus, sementara versi produksi memiliki rusuk vertikal untuk genggaman yang lebih baik. G805 dibuka kearah samping (side loading) sehingga bisa diisi dengan berbagai macam granat lontar.
Yang unik dan membedakannya dengan pelontar granat lain adalah fitur ambidextrous opening, dimana tabung peluncurnya dapat dibuka ke arah kiri atau kanan, hanya dengan memutar casemate di pangkal tabung. Fitur ini bermanfaat bagi penembak yang kidal. Untuk alat bidiknya tersedia leaf sight, atau bila ingin lebih akurat, ada collimator sight Mepro GLS 203. Atau yang lebih oldskool, bisa memilih modul leaf and tangent sight, tetapi bobot senapan tentunya bertambah karena dua modul pisir-pejera ini harus ditempelkan diatas rel.
Ambiguitas
Biarpun CZ telah bersusah payah mendesain CZ 805 sebagai senapan yang modular, sambutan dari AD Ceko justru terlihat kontradiktif. Apa pasal? CZ pada tahun 2006 telah menyerahkan dua purwarupa, A1 kaliber 5,56x45mm NATO dan menyusul A2 dalam kaliber 7,62x39mm pada 2008, untuk mengantisipasi transisi dari kaliber peluru blok timur yang digunakan senapan Sa.58 menjadi standar NATO.
Namun order pembelian tak terwujud jua, walaupun setelah dipertandingkan dengan XCZ 805 (Lada/ CZ 2000 yang berganti nama), CZ 805 menunjukkan keunggulan yang tak terbantahkan. AD Ceko bahkan terkesan mengulur waktu dengan terus meminta sejumlah perubahan setiap kali CZ menyerahkan CZ 805 hasil penyempurnaan.
Barulah pada November 2009 AD Ceko akhirnya memutuskan untuk mengadakan tender, yang konon diikuti sampai 27 pabrikan. Di final, CZ 805 bertemu dengan SCAR-L, senapan yang telah menginspirasinya. FN bersedia membangun pabrikasi lokal andai SCAR-L terpilih.
Namun ketika hasilnya diumumkan pada 1 Februari 2010, CZ dinyatakan memenangkan persaingan dengan varian A1nya. Angka pesanan pun dibukukan: 6.687 CZ 805A1, 1.250 CZ 805A2, dan 397 CZ 805G1. Semua konfigurasi tersebut dipasangkan dengan optik Meopta ZD-Dot yang ditenagai satu baterai AA. Untuk pasukan khusus, dipesankan 1.386 CZ 805A2 dengan ZD-Dot dan DV-Mag3/ NV-3Mag Night dan AN/PEQ-15 DBAL-A2.
Anehnya, varian A2 yang dimaksud oleh AD Ceko bukanlah A2 dalam kaliber 7,62mm M43, melainkan merujuk pada panjang laras. CZ 805 A2 yang dipesan adalah varian A1 5,56mm dengan panjang laras komando 11”. Fakta bahwa kedua varian ini sesungguhnya dapat dipertukarkan larasnya sehingga, katakanlah, lebih murah untuk merilis satu senjata dengan dua opsi komponen laras, sama sekali tak digubris oleh AD Ceko. AD Ceko kelihatannya menimbang-nimbang bahwa proses penggantian laras pada CZ 805 makan waktu cukup lama, dimana pengguna harus membongkar senjatanya, melepas bolt head dari kunciannya dengan laras, membuka baut yang mengikat laras dan baru kemudian bisa menggantinya. Terlalu banyak komponen dan proses yang dilibatkan, sehingga kurang praktis dilakukan di lapangan.
Dengan sejumlah perubahan tambahan yang diminta oleh AD Ceko, CZ baru bisa menyerahkan batch pertama CZ 805 pada 19 Juli 2012. Sebanyak 505 CZ 805 Bren A1 diserahkan, bersama 20 modul G 805, sementara sisanya dicicil dan akan selesai pada 2013. Masih terlalu dini memang untuk dapat menilai seberapa bandel CZ 805 di lapangan, dan apakah memang senapan baru ini memang layak menyandang nama Bren yang legendaris.
Apalagi, AD Ceko belum berniat mengganti seluruh senapan serbunya dengan CZ 805 karena terbentur dana. Belum ada Negara yang tertarik untuk mengadopsi CZ 805A1/ A2, dan CZ harus bekerja ekstra keras untuk menawarkan senapan serbu yang satu ini, termasuk dalam IDAM 2012 dan demo ke kesatuan-kesatuan didalam tubuh TNI dan Polri. Gelar Komodo Multilateral Naval Exercise menjadi kemunculan perdana CZ 805 yang digunakan oleh Kopaska.
Senapan serbu ini juga sempat dipergoki dibawa oleh personil Kopaska yang standby di Tarakan untuk bersiap masuk ke Filipina dalam pembebasan awak kapal tugboat yang disandera Abu Sayyaf. Walaupun belum sempat beraksi karena krisis penyanderaan berakhir damai, pasti akan tiba waktunya CZ 805 bisa membuktikan dirinya. Kita tunggu saja.
Spesifikasi CZ805 Bren A1/ A2 :
- Pabrik: Ceska Zbrojovka Uhersky Brod (CZUB)
- Kaliber: 5,56x45mm NATO SS109
- Panjang Laras: 360mm (14”)/ 277mm (11”)
- Panjang total: 915mm (670mm terlipat)/ 780mm (585mm terlipat)
- Tinggi: 260mm
- Lebar: 77mm
- Bobot kosong: 3,49kg/ 3,41kg
SPEK Meopta ZD-Dot
- Pembesaran: 1x
- Eye relief: unlimited
- Retikula: 1,5/ 3 MOA dot
- Toleransi suhu: -35oC – 55oC
- Tahan air: 10m
- Power supply: 1,2V; 1,5V, 3V AA
- Dimensi: 158x68x78mm
- Bobot: 390mm