Korea Selatan Memulai Tahap Pengujian Terowongan Angin untuk Program KF-X - Radar Militer

24 Juni 2016

Korea Selatan Memulai Tahap Pengujian Terowongan Angin untuk Program KF-X

Korea Fighter Experimental (KF-X)
Korea Fighter Experimental (KF-X)

Korea Selatan memulai pengujian terowongan angin, dimana mereka akan memfinalisasi desain untuk fuselage jet next generation itu pada pertengahan tahun 2018, kata pengembang lokal pesawat tersebut pada hari Rabu (22/06). Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), produsen pesawat satu-satunya di Korea Selatan, dan Korea Aerospace Research Institute mengatakan mereka mulai tahap pertama pengujian terowongan angin dalam upaya untuk me-lay out desain untuk program Korea Fighter Experimental (KF-X).
Proyek KF-X, yang akan memakan biaya US $ 15,3 miliar, direncanakan untuk membangun 120 jet tempur bermesin ganda. Seoul bertujuan untuk mengoperasikan pesawat baru itu dimulai pada pertengahan 2020-an untuk menggantikan armada F-4 dan F-5 yang telah menua. Tes terowongan angin bertujuan untuk menilai gaya aerodinamika dimana sebuah objek dapat menahan serta sifat penerbangan keseluruhan dengan meniupkankan udara bergerak melewatinya.
Para pejabat mengatakan bahwa mereka akan melakukan total 13.000 jam pengujian terowongan angin dengan desain yang telah diselesaikan selama sekitar dua tahun.
Pengujian merupakan bagian dari upaya Seoul untuk membangun jet tempur yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Angkatan Udara-nya.
Pada bulan Mei, Korea Selatan memilih perusahaan AS General Electric (GE) sebagai pemenang lelang untuk memasok mesin untuk jet tempur tersebut, sementara bulan sebelumnya Korea Selatan memilih produsen pertahanan Korea Selatan Hanwha Thales sebagai mitra negosiasi utama untuk membangun radar active electronically scanned array (AESA ).
Korea Selatan awalnya direncanakan untuk mendapatkan 25 teknologi jet tempur dari raksasa kedirgantaraan AS Lockheed Martin dalam kesepakatan offset terkait dengan pembelian 40 pesawat tempur Lockheed Martin F-35 Lightning II pada tahun 2014.
Namun pemerintah AS menolak pada tahun lalu untuk menyetujui ekspor empat teknologi inti, termasuk yang terkait dengan radar AESA, sehingga memaksa Seoul untuk mencari pemasok alternatif.
Sumber : http://airrecognition.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb