FV101 Scorpion |
Publik dihebohkan dengan cuitan Dubes Inggris Moazzam Malik yang mengunjungi Papua dan kemudian menyampaikan opininya mengenai kondisi di Papua. Dalam cuitan di akun @MoazzamTMalik tanggal 18 November, sang Dubes menyebutkan, “Selama perjalanan ke Papua kami menyewa 12 mobil. Tidak satupun sopirnya yang asli Papua. Apakah mereka berhak mendapatkan pekerjaan?”
Berbagai organisasi kemasyarakatan pun memprotes sang Dubes yang hanya mengambil secuil fakta yang ditemuinya di lapangan dan kemudian memproyeksikannya sebagai satu gambaran mengenai Papua secara keseluruhan. Gambaran ini sesuai dengan kelakuan Inggris yang sudah sejak lama selalu coba ikut campur dalam berbagai aspek kehidupan dalam negeri Indonesia.
Jika pembaca masih ingat, Inggris beberapa kali ‘mengganggu’ Indonesia ketika tengah disibukkan dengan ancaman separatisme yang merongrong pemerintah RI. Bukannya membantu, Inggris selalu menghalangi penggunaan alutsista buatan mereka untuk memadamkan separatisme. Berikut adalah beberapa kasus untuk menyegarkan ingatan pembaca betapa sering Inggris mencoba mengobok-obok NKRI.
1. Larang jet tempur Hawk dipakai di Timor-Timur
Saat Timor-Timur masih menjadi bagian dari Indonesia, suara-suara LSM di dalam negeri Inggris berteriak-teriak untuk meminta Pemerintah Inggris menghentikan transaksi penjualan pesawat latih dan tempur ringan Hawk ke Indonesia. Tiga orang wanita dari LSM bahkan berani menyusup ke pabrik British Aerospace dan merusak pesawat tempur Hawk di lini perakitan yang sedianya akan dikirim ke Indonesia.
Saat ditangkap, mereka mengatakan berusaha mencegah pesawat Inggris digunakan di Timor-Timur. Selanjutnya pada 1999, Pemerintah Inggris meninggalkan begitu saja tiga unit Hawk 109/209 yang sedang dalam pengiriman ke Indonesia di Thailand. TNI AU sampai harus melaksanakan misi khusus untuk mengambil jet-jet tempur tersebut di Bandara Don Muang, Thailand.
2. Larang Tank Scorpion dan Stormer untuk Beroperasi di Aceh
Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas dengan menerapkan darurat militer untuk menumpas Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Salah satu alutsista yang digelar di sana tentu adalah tank FV101 Scorpion milik Batalyon Kavaleri 1 Badak Ceta Cakti. Namun belum lama Scorpion dan tank angkut pasukan Stormer tiba di Aceh, Duta Besar Inggris untuk Indonesia melayangkan protesnya.
Akibatnya, TNI AD terpaksa menarik mundur 10 tank FV101 Scorpion yang sedianya akan digunakan di Aceh. Kemudian menyusul 28 ranpur Stormer ditarik mundur setelah 8 bulan berada di Aceh. Semua ditarik lewat laut dengan menggunakan kapal angkut, hanya karena Inggris protes atas penggunaan senjata yang sudah dibeli lunas oleh Indonesia tersebut.
3. Larang Jet tempur Hawk dipakai di Aceh
Masih sama dengan kasus di Timor-Timur, Kementerian Luar Negeri Inggris juga pernah melakukan penyelidikan atas laporan LSM, bahwa TNI AU menggelar jet tempur Hawk di Aceh untuk melakukan serangan darat ke posisi pemberontak GAM pada saat dilaksanakannya Darurat Militer. Kemenlu Inggris menugaskan Kedubes Inggris di Indonesia untuk mencari tahu apakah laporan tersebut benar, dan jika benar harus menegur TNI AU karena menggunakan pesawat tempur Hawk di Aceh. (Aryo Nugroho)
Tapi knapa indonesia tidak kapom juga beli senjata dr inggris..bahkan yg terbaru rudal pertahanan udara tetbaru kita berasal dr inggris.keluarkan inggris dr daftar tujuan belanja alutsista kita.thanks
BalasHapusTapi knapa indonesia tidak kapom juga beli senjata dr inggris..bahkan yg terbaru rudal pertahanan udara tetbaru kita berasal dr inggris.keluarkan inggris dr daftar tujuan belanja alutsista kita.thanks
BalasHapus