Mantan Ketua JI Serukan Santoso Menyerahkan Diri - Radar Militer

24 Juni 2016

Mantan Ketua JI Serukan Santoso Menyerahkan Diri

Santoso
Santoso 

Mantan Ketua Mantiqi (wilayah kekuasaan) III Jamaah Islamiyah (JI) Mohamad Nasir alias Nasir Abas menyerukan kepada seluruh kelompok sipil bersenjata, termasuk pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah untuk menyerahkan diri kepada aparat keamanan.
Nasir Abas hadir di Palu sebagai narasumber dalam dialog menangkal deradikalisasi mengatasnamakan agama yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Palu pada salah satu hotel di kota Palu, Rabu (22/6) malam.
Ia meminta Santoso dan kelompoknya segera menghentikan aksi radikalisme dan tidak melanjutkan niatnya yang dinilai tidak sejalan dengan ideologi bangsa.
"Cukuplah Santoso, turunlah, menyerahkan dirilah lebih baik, kasihan sama keluarga. Untuk tujuan apa lagi. Indonesia tidak memusuhi atau memerangi umat Islam. Indonesia menghargai dan memberikan banyak kemudahan kepada Islam," serunya.
Dia meyakini jika Santoso memiliki niat baik untuk menghentikan aksinya, maka pasti akan diterima secara baik oleh masyarakat. Baginya, niat baik, pasti dibalas baik pula oleh Allah SWT.
Dia merasa terpanggil untuk memberikan seruan tersebut mengingat secara garis perjuangan, Santoso termasuk anak buahnya ketika masih aktif di JI. Segala pengetahuan Santoso dan kelompoknya saat ini, juga merupakan bagian dari binaan JI.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa dalam melakukan aksinya, Santoso tidak mempunyai tujuan akhir, sama seperti kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Santoso juga tidak punya tujuan akhir karena tidak punya pikiran strategis. Yang ada adalah bagaimana action, itu saja. Bagi mereka yang penting berbuat sesuatu," ungkapnya.
Saat dirinya masih tergabung dalam JI, mereka memiliki keyakinan bahwa paling tidak, seumur hidup pernah berjihad.
"Pernah melakukan sesuatu, pernah terlibat kontak senjata, pernah melawan yang dianggap sebagai musuh, mau dia polisi, tentara atau siapalah. Oleh karena itu mereka pergi ke Afganistan, Filipina atau ke tempat konflik, karena ada keinginan yang besar untuk mendapatkan sesuatu yang mereka sebut sebagai fadilah. Inilah yang terjadi dengan Santoso saat ini," tutup Nasir.
Kelompok Santoso Ubah Strategi Hindari Aparat
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan ada perkembangan signifikan dari kelompok teroris Santoso. Kelompok tersebut mengubah strategi persembunyian untuk menghindari kejaran satuan tugas (Satgas) gabungan TNI-Polri.
"Hasil pemeriksaan adalah Santoso memang sedang mengeluarkan taktik yang berbeda," ujar Rudy, Rabu (22/6).
Rudy enggan memaparkan secara rinci perubahan taktik tersebut. Yang pasti kata dia kelompok Santoso berusaha menghindari kejaran Satgas dengan cara berhenti di hutan yang lebat.
"Dia cukup berhenti di hutan yang lebat, lalu diam. Itu (perubahan) yang signifikan," jelas Rudy.
Dengan adanya perubahan taktik tersebut, Satgas pun harus putar otak mencari strategi baru. "Yang pasti kami mengubah taktik," ujarnya.
Ia mengaku mendapatkan informasi tersebut dari anggota kelompok teroris Santoso yang berhasil ditangkap baru-baru ini yakni Samil. Diketahui, Samil dalam kondisi sakit sehingga tak mampu mengikuti kelompok Santoso.
Dari Samil pula aparat mengetahui cara-cara Santoso melarikan diri dari kejaran aparat.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/569245/mantan-ketua-ji-serukan-santoso-menyerahkan-diri

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb