Tim Aerobatik Al Fursan |
Nama tim aerobatik asal Uni Emirat Arab (UEA) ini memang belum banyak dikenal. Tapi ke depan tim ini bisa menjadi pesaing nama-nama besar di dunia aerobatik yang sampai saat ini masih dikuasai oleh negara-negara di kawasan Eropa plus Amerika.
Al Fursan yang berarti Kesatria ini memang masih jauh tertinggal dengan tim aerobatik lainnya dari segi jam terbang. Sebab, al Fursan sendiri baru berdiri pada tahun 2010.
UEA memang serius dalam mempersiapkan tim aerobatik ini. Mereka tidak tanggung-tanggung mengirimkan pesawat latih MB 339A yang sedianya digunakan untuk latih lanjut ke pabrik Aermacchi di Venegono, Italia. Pesawat tersebut diubah menjadi MB339 NAT yang khusus digunakan untuk kepentingan aerobatik.
Pesawat ini diubah agar sejajar dengan pesawat milik tim aerobatik AU Italia Frecce Tricolori. Modifikasi dilakukan pada bagian sistem tangki bahan bakar dan pemasangan generator untuk asap. Tidak kurang dari 10 pesawat yang diubah, tiga di antaranya digunakan sebagai pesawat cadangan. Dalam tiap aksinya tim ini menggunakan tujuh pesawat.
Tidak hanya pesawat yang dikirim ke Italia. Para penerbang yang merupakan instruktur di bawah pimpinan Letkol Nasser Ahmad Al Obaidli, turut berguru ke Frecce Tricolori di Lanud Rivolto, Italia.
Keseriusan juga terlihat pada penampilan pesawatnya yang modis. Didesain oleh Amedeo Gigli dari Studio Anzelloti, Roma. Bagian atas pesawat dilebur dengan dua warna, emas melambangkan pasir gurun dan hitam melambankan emas hitam (minyak bumi).
Kedua warna ini dikomposisikan membentuk pola geomerti khas Timur Tengah dengan tulisan Al Fursan di bagian ekor. Sedangkan bagian bawah sayap pesawat didominasi warna merah, hijau, putih dan hitam yang merupakan warna dasar bendera UEA.
Logo yang mereka gunakan tidak kalah menarik yaitu kaligrafi yang dirangkai menyerupai kepala kuda dengan tulisan UEA Aerobatic Squadron.
Penampilan perdana Al Fursan pertama kali pada 20 Januari 2010 saat wisuda siswa sekolah pilot dan pengatur lalu lintas udara di Khalifa Bin Zayed Air College. Mereka tampil dengan empat pesawat dan hanya terbang lintas mengunakan asap merah.
Setelah mengikuti pelatihan selama 16 bulan, tim tampil dengan formasi lengkap pada hari kemerdekaan UEA ke-40. Dilanjutkan dengan debut mereka di Dubai Air Show pada November 2011.
Dalam usianya yang masih muda mereka sudah tur keliling Eropa. Di antaranya tampil di Royal International Air Tatoo di Inggris dan Jesolo Air Extreme di Italia.
Desain bagian bawah pesawat yang menyerupai bendera UEA.
Yang menarik dari penampilan Al Fursan adalah sejak tinggal landas tim diiringi oleh oleh lagu khas irama padang pasir dan narator yang menggunakan bahasa Inggris.
Yang menarik dari penampilan Al Fursan adalah sejak tinggal landas tim diiringi oleh oleh lagu khas irama padang pasir dan narator yang menggunakan bahasa Inggris.
Di tengah pertunjukan mereka memperlihatkan gaya yang khas, di antaranya lima pesawat terbang tegak lurus mengeluarkan asap putih, lalu pada ketinggian tertentu berpencar. Dilihat dari kejauhan berkesan seperti pohon kurma, tanaman khas padang pasir.
Tim ini tidak mutlak tampil dengan tujuh pesawat. Seperti yang terlihat saat mereka tampil di Jesolo, mereka tampil hanya dengan empat pesawat. Mudah-mudahan ke depan tim ini memiliki jadwal tur keliling di Asia Tenggara sehingga kita bisa menyaksikannya. Terpenting lagi, pertunjukan tersebut dapat terbuka untuk masyarakat luas, bukan hanya untuk kalangan tertentu saja. (Remigius Septian & Harzan DJ)
Sumber : http://angkasa.co.id/komunitas/al-fursan-ksatria-terbang-padang-pasir/