Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) |
Pemerintah Amerika Serikat akan mengirimkan sistem pertahanan roket terbaru ke Korea Selatan di saat Korea Utara mengatakan, sanksi terhadap pemimpin negeri itu sama dengan deklarasi perang.
AS dan Korea Selatan sudah membicarakan kemungkinan pengiriman sistem Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) pada Februari lalu sejak Korea utara menembakkan roket jarak jauhnya.
"Berdasarkan pembicaraan ini, Korea Selatan dan AS mencapai kesepakatan untuk mengerahkan THAAD sebagai langkah pertahanan untuk memastikan keamanan Korea Selatan dan rakyatnya," ujar menteri pertahanan kedua negara, Jumat (8/7/2016).
Kedua pejabat itu tidak menjelaskan kapan dan di mana sistem pertahanan canggih itu akan digelar. Mereka hanya mengatakan, lokasi untuk menaruh sistem pertahanan itu sedang dievaluasi.
Rencana untuk mengerahkan sistem pertahanan canggih ini membuat Beijing dan Moskwa berang. Kedua negara menilai AS sedang memperkuat kehadiran militernya di kawasan itu.
Moskwa mengatakan, pengerahan sistem pertahanan semacam itu akan memunculkan "konsekuensi yang tak bisa diperbaiki" sedangkan Beijing memperingatkan bahwa langkah AS ini akan mengakibatkan kerusakan serius terhadap keamanan kawasan.
Beijing juga mendesak Korea Selatan dan AS agar mempertimbangkan kembali keputusan itu. Rencana pengerahan sistem persenjataan ini muncul setelah AS menempatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam daftar hitam pelanggar HAM.
Rusia Khawatirkan Rencana Penyebaran THAAD AS di Korsel
Pemerintah Rusia khawatir dengan rencana Amerika Serikat (AS) menyebarkan sistem pertahanan udara THAAD di wilayah Korea Selatan (Korsel). AS dan Korsel dikabarkan telah sepakat mengenai penyebaran sistem pertahanan udara ini, untuk menangkis ancaman Korea Utara (Korut).
"Meskipun protes keras dan gigih oleh pihak Rusia dan sejumlah negara lain, AS dan Korsel telah mencapai kesepakatan tentang cara penggunaan pertahanan rudal THAAD di wilayah Korsel. Langkah ini menyebabkan kekhawatiran besar," kata Kementarian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (8/7).
Kementerian itu juga menuturkan bahwa peningkatan kemampuan pertahanan rudal AS di Pasifik merusak keseimbangan strategis, baik di kawasan Korea ataupun di kawasan yang berada di sekitarnya.
"Tindakan tersebut, terlepas dari penalaran, memiliki dampak paling negatif pada stabilitas strategis global, yang kerap disebut sebagai komitmen Washington. Itu juga mampu memperburuk keamanan di kawasan tersebut dan penciptaan tantangan baru dalam memecahkan masalah di Semenanjung Korea, termasuk tugas denuklirisasi," sambungnya.
Sebelumnya, pemerintah China telah terlebih dahulu menentang penyebaran sistem pertahanan udara itu. Sama dengan Rusia, China juga menyebut penyebaran THAAD hanya akan memperburuk situasi di kawasan dan sekitarnya.
Sumber :
http://internasional.kompas.com/read/2016/07/08/16083981/as.segera.kirim.sistem.pertahanan.rudal.canggih.ke.korsel
AS dan Korea Selatan sudah membicarakan kemungkinan pengiriman sistem Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) pada Februari lalu sejak Korea utara menembakkan roket jarak jauhnya.
"Berdasarkan pembicaraan ini, Korea Selatan dan AS mencapai kesepakatan untuk mengerahkan THAAD sebagai langkah pertahanan untuk memastikan keamanan Korea Selatan dan rakyatnya," ujar menteri pertahanan kedua negara, Jumat (8/7/2016).
Kedua pejabat itu tidak menjelaskan kapan dan di mana sistem pertahanan canggih itu akan digelar. Mereka hanya mengatakan, lokasi untuk menaruh sistem pertahanan itu sedang dievaluasi.
Rencana untuk mengerahkan sistem pertahanan canggih ini membuat Beijing dan Moskwa berang. Kedua negara menilai AS sedang memperkuat kehadiran militernya di kawasan itu.
Moskwa mengatakan, pengerahan sistem pertahanan semacam itu akan memunculkan "konsekuensi yang tak bisa diperbaiki" sedangkan Beijing memperingatkan bahwa langkah AS ini akan mengakibatkan kerusakan serius terhadap keamanan kawasan.
Beijing juga mendesak Korea Selatan dan AS agar mempertimbangkan kembali keputusan itu. Rencana pengerahan sistem persenjataan ini muncul setelah AS menempatkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam daftar hitam pelanggar HAM.
Rusia Khawatirkan Rencana Penyebaran THAAD AS di Korsel
Pemerintah Rusia khawatir dengan rencana Amerika Serikat (AS) menyebarkan sistem pertahanan udara THAAD di wilayah Korea Selatan (Korsel). AS dan Korsel dikabarkan telah sepakat mengenai penyebaran sistem pertahanan udara ini, untuk menangkis ancaman Korea Utara (Korut).
"Meskipun protes keras dan gigih oleh pihak Rusia dan sejumlah negara lain, AS dan Korsel telah mencapai kesepakatan tentang cara penggunaan pertahanan rudal THAAD di wilayah Korsel. Langkah ini menyebabkan kekhawatiran besar," kata Kementarian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Jumat (8/7).
Kementerian itu juga menuturkan bahwa peningkatan kemampuan pertahanan rudal AS di Pasifik merusak keseimbangan strategis, baik di kawasan Korea ataupun di kawasan yang berada di sekitarnya.
"Tindakan tersebut, terlepas dari penalaran, memiliki dampak paling negatif pada stabilitas strategis global, yang kerap disebut sebagai komitmen Washington. Itu juga mampu memperburuk keamanan di kawasan tersebut dan penciptaan tantangan baru dalam memecahkan masalah di Semenanjung Korea, termasuk tugas denuklirisasi," sambungnya.
Sebelumnya, pemerintah China telah terlebih dahulu menentang penyebaran sistem pertahanan udara itu. Sama dengan Rusia, China juga menyebut penyebaran THAAD hanya akan memperburuk situasi di kawasan dan sekitarnya.
Sumber :
http://internasional.kompas.com/read/2016/07/08/16083981/as.segera.kirim.sistem.pertahanan.rudal.canggih.ke.korsel
http://international.sindonews.com/read/1122357/41/rusia-khawatirkan-rencana-penyebaran-thaad-as-di-korsel-1467972109