Peralatan Tempur Rusia |
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Echo Moskvy, mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev menyatakan, jika krisis dengan NATO meningkat ke level peperangan, perang itu akan menjadi yang terakhir.
Pada Jumat (8/7), para pemimpin NATO sepakat untuk mengerahkan pasukan militer ke negara-negara Baltik dan timur Polandia sambil meningkatkan patroli udara dan laut. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan kesiapan mereka demi membela anggota timur aliansi terhadap dugaan "agresi Rusia".
Keesokan harinya, Mikhail Gorbachev mengatakan bahwa keputusan yang dibuat pada KTT NATO di Warsawa harus dianggap sebagai persiapan untuk memulai perang dengan Rusia.
Kepada Echo Moskvy, mantan pemimpin Soviet tersebut mengatakan bahwa ia tetap berpegang pada apa yang telah ia katakan sebelumnya: keputusan NATO tersebut sangat picik dan berbahaya.
"Langkah-langkah tersebut meningkatkan ketegangan dan gangguan. Eropa terpecah, dunia ini pun terpecah. Ini adalah jalan yang salah bagi komunitas global" katanya. "Ada terlalu banyak krisis global dan individu (yang dipertaruhkan) jika kita meninggalkan kerja sama. Sangat penting untuk menghidupkan kembali dialog."
Menurut Gorbachev, dengan secara tidak bertanggung jawab menyebarkan empat batalion multinasional "dalam jarak serang" di perbatasan Rusia, aliansi semakin dekat dengan Perang Dingin dan Perlombaan Senjata lainnya.
"Masih ada cara untuk menghindari aksi militer." kata Gorbachev menekankan. "Saya akan mengatakan bahwa PBB harus dilibatkan dalam hal ini."
Gorbachev juga meminta Moskow untuk tidak menanggapi provokasi, melainkan untuk datang ke meja perundingan.
"Dalam situasi saat ini, semua kekuatan politik, ekonomi, diplomatik, dan budaya harus terlibat untuk menenangkan dunia. Camkan bahwa perang berikutnya akan menjadi yang terakhir."
Sumber : http://sputniknews.com/world/20160710/1042719574/gorbachev-on-nato-decisions.html