Kegagalan ULMWP Jadi Anggota MSG Kemenangan Indonesia - Radar Militer

15 Juli 2016

Kegagalan ULMWP Jadi Anggota MSG Kemenangan Indonesia

Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa, Indonesia
Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa, Indonesia

Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kegagalan kelompok separatis Gerakan Bersatu Pembebasan Papua Barat (ULMWP) menjadi anggota penuh Kelompok Negara-negara Melanesia (Melanesian Spearhead Group/MSG), merupakan kemenangan bagi Indonesia.
Sejak awal pemerintah Indonesia menolak keras keberadaan kelompok gerakan separatis ULMWP bergabung dalam pertemuan-pertemuan MSG, termasuk dalam KTT MSG yang berlangsung di Honiara, Kepulauan Solomon pada 14 Juli 2016.
"Jadi posisi Indonesia di MSG itu sangat baik, artinya kita bisa memberikan penjelasan sehingga mereka (ULMWP) tidak diterima menjadi anggota MSG," kata Luhut di Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis.
Menurut dia, keberhasilan delegasi Indonesia menyampaikan pandangan dan aspirasi dalam KTT MSG tersebut dilandasi upaya penanganan dan penyelesaian masalah HAM di Papua secara holistik melalui pembentukan tim terpadu yang bertugas menghimpun data, informasi, dan analisa.
"Itu saya kira hasil kerja keras tim yang dilakukan secara holistik," kata Luhut.
Keberhasilan Indonesia mempertahankan Papua Barat, kata dia, akan disusul upaya untuk menjadi anggota penuh MSG yang akan dibahas lebih lanjut usai kepulangan delegasi Indonesia yang diketuai Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya.
Dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, Desra mengapresiasi keputusan negara-negara anggota MSG yang menolak ULMWP sebagai anggota penuh.
"Tidak ada tempat bagi ULMWP dalam masa depan MSG," kata dia.
Menurut Desra, partisipasi aktif dan lobi intensif delegasi Indonesia yang juga terdiri atas perwakilan lima provinsi Indonesia berbudaya Melanesia yaitu Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat telah berhasil meyakinkan para pemimpin negara anggota MSG untuk tidak menerima lamaran keanggotaan ULMWP.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa keputusan MSG membuktikan pengakuan internasional tentang kedaulatan Indonesia atas Papua dan Papua Barat.
"Papua adalah milik Indonesia and it will remain to be our part forever," ujar Menlu dalam bahasa Inggris.

Kemlu Bantah Indonesia "Walk Out" dari KTT Melanesian Spearhed Group

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir membantah berita yang menyebutkan bahwa delegasi Indonesia melakukan aksi "Walk Out" atau keluar dari pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Negara-negara Melanesia (Melanesian Spearhead Group/MSG) yang berlangsung di Honiara, Kepulauan Solomon pada 14 Juli 2016.
"(Kabar) itu tidak benar. Ini merupakan kebohongan dan upaya disinformasi," kata Arrmanatha Nasir saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut dia sampaikan untuk membantah berita bahwa delegasi Indonesia keluar meninggalkan pertemuan KTT MSG yang sedang berlangsung karena tidak terima ketika bendera bintang kejora ikut dinaikkan dalam pertemuan tersebut.
Namun, Arrmanatha menegaskan bahwa berita itu tidak benar karena delegasi Indonesia tetap berada dalam ruangan dan terus mengikuti pertemuan KTT MSG tersebut.
"Delegasi Indonesia tetap ada di dalam ruang pertemuan MSG yang dilaksanakan di Honiara hari ini," ujar dia.
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya menjadi ketua delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut.
Kelompok separatis Gerakan Bersatu Pembebasan Papua Barat (ULMWP) turut hadir dalam pertemuan tersebut sebagai peninjau atau pengamat (observer).
Sejak awal Pemerintah Indonesia menolak keras adanya kelompok gerakan separatis ULMWP bergabung dalam pertemuan-pertemuan MSG.
Pada kesempatan dalam pertemuan KTT MSG itu, ketua delegasi Indonesia Duta Besar Desra Percaya juga menekankan bahwa Indonesia dan negara-negara anggota MSG memiliki tujuan yang sama untuk mencapai kesejahteraan penduduk Melanesia, dan tujuan tersebut dapat lebih mudah dicapai dengan membina zona ekonomi dan budaya antara Asia Tenggara dan wilayah MSG.
Lebih lanjut Desra mengatakan bahwa konektivitas yang baik antara 11 juta warga Melanesia Indonesia dengan warga Melanesia di negara-negara Kepulauan Pasifik adalah modalitas yang kuat untuk membangun hubungan budaya dan ekonomi antara kedua kawasan.
"Indonesia dan MSG tidak boleh melupakan gambaran besar dan kepentingan jangka panjang rakyat kedua pihak. Kesamaan yang kita miliki jauh lebih besar daripada perbedaan apapun yang ada," kata dia.
Menurut dia, tujuan dari negara-negara MSG untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, pembangunan berkelanjutan, tata pemerintahan dan keamanan yang baik juga mencerminkan tujuan Indonesia.
"Indonesia mengirimkan pesan tegas pada pertemuan ini bahwa sementara Indonesia dan MSG bercita-cita dan bekerja untuk masa depan, ULMWP menolak untuk kemajuan. Sederhananya, ULMWP tidak lebih dari kelompok separatis yang tidak memiliki tempat dalam masa depan MSG," ujar Desra.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/573200/menkopolhukam-kegagalan-umlwp-jadi-anggota-msg-kemenangan-indonesia

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb