Bell 205 A-1 |
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan helikopter TNI AD jenis heli Bell 205 A-1 yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, berusia uzur tapi dipaksakan terbang. "Itu mesinnya cuma satu, sudah 37 tahun beroperasi. Seharusnya sudah tidak terbang lagi," ujar Gatot di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 11 Juli 2016.
Helikopter TNI AD bernomor registrasi HA-5073 jatuh saat menjalankan misi bantuan untuk Pangdam IV Diponegoro, pekan lalu. Pesawat itu menimpa dua rumah di Dusun Kowang, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. "Mesin masih masuk kategori laik, tapi tetap saja tua. Satu mesin pula. Mesin mati, ya sudah," kata Gatot.
Sempat disebutkan pula bahwa helikopter itu tengah menjalani tes untuk keperluan kontinjensi darurat bagi pengamanan Presiden Joko Widodo. Kebetulan, pekan lalu Presiden Joko Widodo memang berkunjung ke Yogyakarta.
Gatot menjelaskan, helikopter itu masih diterbangkan hingga saat ini karena terbatasnya jumlah helikopter jenis serupa. Walhasil, helikopter yang ada pun dimanfaatkan meski dengan kondisi sekadarnya. "Kami butuh untuk operasional sementara pengadaan (helikopter baru) bertahap. Tidak semudah beli tahu dan tempe," ujar Gatot.
Ditanyai apakah dia akan tetap mengizinkan helikopter Bell tua itu dioperasikan pasca-kejadian di Yogyakarta, Gatot mengatakan helikopter itu tidak akan dioperasikan secara rutin lagi. Sebaliknya, helikopter itu akan dipakai untuk latihan saja. "Sayang kalau tujuh lainnya gak dipakai, makanya untuk latihan saja," ucapnya.
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/news/2016/07/11/078786769/panglima-tni-helikopter-jatuh-karena-dipaksa-terbang