![]() |
Helikopter AW101 |
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa rencana pembelian helikopter angkut jenis AgustaWestland 101 masih bisa dibatalkan.
Apalagi, kata dia, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sudah mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang melakukan penghematan anggaran.
"Kalau tidak ada (anggaran) ya enggak usah. Masa mau ngutang?" kata Ryamizard di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Ryamizard menambahkan bahwa saat ini dia belum mendapatkan laporan dari TNI Angkatan Udara terkait rencana pembelian pesawat tersebut.
Ia menegaskan bahwa rencana itu harus dilaporkan dulu ke Kemenhan. Lalu, Kemenhan akan melapor ke Presiden.
Pada Desember 2015 lalu, lanjut dia, sudah ada rencana pembelian helikopter AugustaWestland 101.
Namun, saat itu Presiden menolak karena heli buatan Inggris dan Italia seharga 55 juta dollar Amerika Serikat atau setara Rp 761,2 miliar per unit itu, dinilai terlalu mahal dan tak sesuai kondisi keuangan negara.
"Dulu sudah ada rapat dengan Presiden, tapi belum ada uang. Nanti kami tanya lagi," kata dia.
Dalam suratnya tertanggal 29 Juli 2016, yang salinannya diterima Kompas, Rabu (7/9/2016), alasan TNI AU ingin membelinya karena sudah sesuai kajian atas kondisi heli angkut TNI AU selama ini yang digunakan serta kemampuannya memenuhi kebutuhan militer masa datang.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya membenarkan adanya permintaan TNI AU untuk pembelian AW 101. Namun, spesifikasi yang diharapkan TNI AU justru untuk angkutan militer.
"Bukan untuk VVIP seperti yang (diberitakan) kemarin karena TNI AU memang membutuhkan," ujarnya.
Ditanya tentang tersedianya heli angkut EC 725 produksi Eurocopter, yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Jemi mengatakan bahwa pesanan TNI AU ke PT DI itu hingga kini tak kunjung datang meskipun sudah dipesan.
Sejauh ini, PT DI yang termasuk BUMN strategis di Indonesia juga telah merakit heli jenis Super Puma EC 225.
(Baca: KSAU: Beli Helikopter AgustaWestland karena PT DI Lamban)
(Baca: KSAU: Beli Helikopter AgustaWestland karena PT DI Lamban)
Kebutuhan TNI AU terhadap heli AW 101, tambah Jemi, adalah untuk pengganti heli angkut militer yang selama ini dioperasikan.
Heli angkut militer yang dibutuhkan lebih untuk operasional TNI AU. Namun, ketika ditanya mengapa pembelian heli hanya satu buah, Jemi menjawab,
"Untuk back-up (cadangan) yang sudah ada."
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/09/09/13415131/jika.tak.ada.anggaran.pembelian.helikopter.aw101.akan.dibatalkan