![]() |
KRI Sultan Hasanuddin (SHN) |
KRI Sultan Hasanuddin (SHN) tuntas melaksanakan misi. Satu di antara empat kapal perang KRI kelas Sigma (ship integrated geometrical modularity approach) itu, Selasa (4/10), merapat di pangkalan, dermaga Ujung, Mako Armatim.
Kembalinya KRI yang dikomandani Letkol Laut (P) Sandharianto itu setelah mengemban Kakadu Exercise 2016, di perairan utara Australia. Latihan bersama berskala multilateral berlangsung sejak 5 September 2016.
''Latihan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan prajurit Koarmatim di bawah KRI Sultan Hasanuddin melaksanakan misi secara baik dana mampu mengimbangi peserta latihan dari negara lain,'' puji Panglima Koarmatim Laksda TNI Darwanto.
Beberapa pejabat matra laut turut mendampingi Darwanto. Yakni, Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI I.N.G. Ariawan dan Komandan Satuan Kapal Eskorta Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.
Sebanyak 105 personel dari berbagai unsur turut dalam Kakadu Exercise 2016. Darwanto menjelaskan, kegiatan melibatkan 17 kapal perang dan 19 pesawat udara serta 2 kapal selam.
Antara lain, kapal perang Kanada, Prancis, Jepang, Malaysia, dan Pakistan. Kemudian, Papua Nugini, Singapura, Amerika Serikat, Fiji, India, dan Selandia Baru. Selain itu, Filipina, Korea Selatan, Thailand, Timor Leste, Tonga, serta Vietnam.
Aspek yang dilatih salah satunya submarine warfare (peperangan anti kapal selam).Prajurit KRI Sultan Hasanuddin dalam latihan perang itu sanggup mendeteksi adanya kapal selam.
Kapal bawah permukaan itu diskenariokan kapal musuh yang setiap saat mengancam kapal atas permukaan. Kemampuan sistem radar kapal bernomor lambung 366 memonitor kapal siluman langsung ditindaklanjuti dengan operasi pertempuran laut.
''Kemampuan peralatan di KRI pantas dibanggakan,'' klaim Darwanto.
Selain menguji kehandalan instrumen KRI, Darwanto menegaskan, Kakadu Exercise 2016 sekaligus meningkatkan kemampuan lebih dalam pengamanan maritim kawasan regional.
Apalagi, pengamanan laut melibatkan unsur pesawat udara patroli maritim. Yakni, CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat bernomor P 861 dengan pilot Mayor Laut (P) Adam Firmansyah di bawah pembinaan Skuadron 800 Wing Udara 1 Juanda, Pusat Penerbangan TNI AL.
Kedatangan KRI Sultan Hasanuddin bersama pengawaknya pada hari itu terasa spesial. Mereka tiba sehari menjelang pelaksanaan HUT ke-71 TNI. (sep/JPG)
Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/10/04/55231/kri-shn-tuntaskan-kakadu-exercise-jelang-hut-tni/2
Kembalinya KRI yang dikomandani Letkol Laut (P) Sandharianto itu setelah mengemban Kakadu Exercise 2016, di perairan utara Australia. Latihan bersama berskala multilateral berlangsung sejak 5 September 2016.
''Latihan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan prajurit Koarmatim di bawah KRI Sultan Hasanuddin melaksanakan misi secara baik dana mampu mengimbangi peserta latihan dari negara lain,'' puji Panglima Koarmatim Laksda TNI Darwanto.
Beberapa pejabat matra laut turut mendampingi Darwanto. Yakni, Kepala Staf Koarmatim Laksma TNI I.N.G. Ariawan dan Komandan Satuan Kapal Eskorta Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo.
Sebanyak 105 personel dari berbagai unsur turut dalam Kakadu Exercise 2016. Darwanto menjelaskan, kegiatan melibatkan 17 kapal perang dan 19 pesawat udara serta 2 kapal selam.
Antara lain, kapal perang Kanada, Prancis, Jepang, Malaysia, dan Pakistan. Kemudian, Papua Nugini, Singapura, Amerika Serikat, Fiji, India, dan Selandia Baru. Selain itu, Filipina, Korea Selatan, Thailand, Timor Leste, Tonga, serta Vietnam.
Aspek yang dilatih salah satunya submarine warfare (peperangan anti kapal selam).Prajurit KRI Sultan Hasanuddin dalam latihan perang itu sanggup mendeteksi adanya kapal selam.
Kapal bawah permukaan itu diskenariokan kapal musuh yang setiap saat mengancam kapal atas permukaan. Kemampuan sistem radar kapal bernomor lambung 366 memonitor kapal siluman langsung ditindaklanjuti dengan operasi pertempuran laut.
''Kemampuan peralatan di KRI pantas dibanggakan,'' klaim Darwanto.
Selain menguji kehandalan instrumen KRI, Darwanto menegaskan, Kakadu Exercise 2016 sekaligus meningkatkan kemampuan lebih dalam pengamanan maritim kawasan regional.
Apalagi, pengamanan laut melibatkan unsur pesawat udara patroli maritim. Yakni, CN-235 produksi PT Dirgantara Indonesia.
Pesawat bernomor P 861 dengan pilot Mayor Laut (P) Adam Firmansyah di bawah pembinaan Skuadron 800 Wing Udara 1 Juanda, Pusat Penerbangan TNI AL.
Kedatangan KRI Sultan Hasanuddin bersama pengawaknya pada hari itu terasa spesial. Mereka tiba sehari menjelang pelaksanaan HUT ke-71 TNI. (sep/JPG)
Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/10/04/55231/kri-shn-tuntaskan-kakadu-exercise-jelang-hut-tni/2