AS Andalkan Turki Hadapi Ancaman Rusia |
Peta politik di Timur Tengah tampaknya akan terus berubah. Jika dahulu Amerika Serikat (AS) melakukan dominasi di Timur Tengah seorang diri, kali ini AS diprediksi akan mencari aliansi untuk mengontrol tanah Arab. Namun, Washington perlu berhati-hati untuk melakukan kerjasama taktik dengan negara lain. Sebab, setiap negara memiliki kepentingan tersendiri di Timur Tengah.
Dalam beberapa tahun ke depan, AS diprediksi akan tetap memberikan perhatian lebih kepada tiga negara yaitu Suriah, Irak dan Libya. Kendati demikian, Washington tidak akan memainkan peranan penuh di tiga wilayah tersebut, namun mereka akan tetap menempatkan pasukan militer guna mengamankan sejumlah aset perusahaan di sana.
AS diprediksi akan meminta bantuan negara yang dapat diandalkan untuk mengontrol Timur Tengah. Barulah, mereka dapat berfokus pada negara lain. Sebab, jika Washington tidak waspada, Rusia akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya dan menakutkan. Mereka dapat saja mengambil alih kekuasaan. Untuk meredam Rusia, Washington diprediksi akan terus melakukan negosiasi dengan Moskow.
Terkait hal ini, Pengamat Politik Internasional Arya Sandhiyudha, Minggu (30/10/2016), berpendapat bahwa AS kemungkinan besar akan mengandalkan Turki untuk mengontrol kawasan Timur Tengah. Sebab, Turki dalam beberapa tahun terakhir terus melebarkan pengaruhnya, terutama di Suriah bagian utara dan Irak bagian utara. Di dua tempat itu, terlihat bahwa dominasi Turki sangat kuat.
AS bahkan melihat Turki akan kembali meraih pengaruhnya sebagaimana kekuasaan yang pernah diperoleh pada masa Imerium Ottoman dahulu. Karena itu, AS diprediksi tidak akan bekerjasama dengan pasukan Kurdi. Kendati demikian, AS akan terus menjaga fleksibilitasnya untuk menjalin hubungan dengan beberapa kelompok pemberontak di kawasan.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/10/30/18/1528337/pengamat-as-andalkan-turki-hadapi-ancaman-rusia
Dalam beberapa tahun ke depan, AS diprediksi akan tetap memberikan perhatian lebih kepada tiga negara yaitu Suriah, Irak dan Libya. Kendati demikian, Washington tidak akan memainkan peranan penuh di tiga wilayah tersebut, namun mereka akan tetap menempatkan pasukan militer guna mengamankan sejumlah aset perusahaan di sana.
AS diprediksi akan meminta bantuan negara yang dapat diandalkan untuk mengontrol Timur Tengah. Barulah, mereka dapat berfokus pada negara lain. Sebab, jika Washington tidak waspada, Rusia akan menjadi ancaman yang sangat berbahaya dan menakutkan. Mereka dapat saja mengambil alih kekuasaan. Untuk meredam Rusia, Washington diprediksi akan terus melakukan negosiasi dengan Moskow.
Terkait hal ini, Pengamat Politik Internasional Arya Sandhiyudha, Minggu (30/10/2016), berpendapat bahwa AS kemungkinan besar akan mengandalkan Turki untuk mengontrol kawasan Timur Tengah. Sebab, Turki dalam beberapa tahun terakhir terus melebarkan pengaruhnya, terutama di Suriah bagian utara dan Irak bagian utara. Di dua tempat itu, terlihat bahwa dominasi Turki sangat kuat.
AS bahkan melihat Turki akan kembali meraih pengaruhnya sebagaimana kekuasaan yang pernah diperoleh pada masa Imerium Ottoman dahulu. Karena itu, AS diprediksi tidak akan bekerjasama dengan pasukan Kurdi. Kendati demikian, AS akan terus menjaga fleksibilitasnya untuk menjalin hubungan dengan beberapa kelompok pemberontak di kawasan.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/10/30/18/1528337/pengamat-as-andalkan-turki-hadapi-ancaman-rusia