Rusia Mulai Latihan Darurat Hadapi Perang Nuklir - Radar Militer

27 Oktober 2016

Rusia Mulai Latihan Darurat Hadapi Perang Nuklir

Latihan Darurat Hadapi Perang Nuklir
Latihan Darurat Hadapi Perang Nuklir

Sekitar 40 juta penduduk sipil dan militer Rusia baru saja selesai melakukan latihan darurat menghadapi perang nuklir dan kimia.

The Wall Street Journal melaporkan Selasa (25/10/2016), sejumlah penduduk sipil melakukan latihan bersama para anggota militer dan pekerja, menggunakan pakaian anti radiasi. "Banyak warga Rusia yakin Perang Dunia Ketiga sudah dimulai," tutur Lev Gudkov, kepala Levada-Center, pusat poll pendapat Rusia. "Tapi sekarang kami masih dalam tahap perang dingin yang nantinya berubah menjadi perang panas," sambungnya.
Sejak bersitegang dengan AS, terutama tentang krisis di Suriah, Pemerintah Kremlin menarik diri dari kesepakatan perlucutan senjata kimia. "Sikap AS sudah tidak ramah lagi," bunyi pernyataan Kremlin. Rusia memindahkan seluruh perlengkapan militer dan nuklirnya di Kaliningrad, di perbatasan Eropa. Kremlin tak lupa mengeluarkan ancaman yang menyakitkan melawan AS, yang menerapkan sanksi ekonomi bagi Rusia.
Sementara itu, Kremlin juga tak bersedia lagi melakukan upaya diplomasi menghadapi krisis Suriah dan Ukraina. Pemerintahan Presiden Vladimir Putin juga memasang peralatan peluru kendalinya di Suriah, untuk mencegah AS agar tidak melakukan intervensi ke Suriah. Rusia juga telah mendisain persenjataan nuklir yang dikenal sebagai senjata 'Kiamat'. Senjata mengerikan itu mampu menghujani targetnya dengan 10 peluru kendali berkepala nuklir yang tak mungkin dicegah AS.
Sejumlah sumber Wall Street Journal menjelaskan bahwa Moskow mengambil langkah-langkah bahwa 100 persen penduduk Rusia dapat berlindung di bunker bawah tanah bila terjadi serangan nuklir.
Sumber : http://dunia.inilah.com/read/detail/2334332/rusia-mulai-latihan-darurat-hadapi-perang-nuklir

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb