China-Malaysia |
China dan Malaysia mengatakan angkatan laut mereka akan bekerjasama di Laut China Selatan. Kerjasaman keduanya ini tertuang dalam perjanjian yang penandatanganannya di saksikan Perdana Menteri Najib Razak.
Saat melakukan kunjungan ke China, Razak mendapatkan sambutan hangat dari koleganya, Li Keqiang. Setelah bertemu di Balai Rakyat Agung, keduanya menyaksikan penandatanganan termasuk nota kesepahaman kerja sama pertahanan.
"Kami belum menyentuh pada rincian kerjasama kami. Kami kenanyakan berfokus pada kerja sama angkatan laut," kata Wakil Menteri Luar Negeri China, Liu Zhermin seperti dikutip dari laman The Guardian, Rabu (2/11/2016).
"Karena China dan Malaysia sama-sama negara pesisir Laut China Selatan, kita perlu meningkatkan kerja sama angkatan laut kami untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan meningkatkan kepercayaan kami bersama," tambahnya.
China menegaskan bahwa hampir semua Laut China Selatan adalah wilayahnya, tetapi putusan pengadilan internasional pada bulan Juli membatalkan klaim tersebut. China telah mengabaikan putusan itu.
Najib adalah pemimpin kedua negara dengan klaim teritorial saingan di Laut China Selatan yang mengunjungi Beijing dalam dua minggu terakhir. Pertama, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, mengecilkan sengketa negaranya dengan China.
Bulan lalu, Najib mengatakan Malaysia tidak akan berkompromi pada klaim Laut China Selatan, tetapi ingin mereka untuk bekerja melalui dialog dan negosiasi damai.
Malaysia Jengah Dikuliahi Barat Soal Hubungan dengan China
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengatakan, ia sudah jengah terus menerus dikuliahi oleh Barat soal hubungan Malaysia dan China. Hal itu disampaikan Najib dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan media China.
Dalam tulisannya, Najib mengatakan, mantan kekuatan kolonial tidak harus menguliahi negara yang pernah mereka eksploitasi dahulu soal urusan internal mereka. Dia menyatakan, Malaysia adalah negara yang berdaulat, dan berhak menentukan akan melakukan kerjsama dengan pihak mana saja.
"Negara-negara yang lebih besar harus memperlakukan negara-negara kecil dengan lebih adil," tulis Najib, seperti dilansir Reuters pada Rabu (2/11).
"Ini termasuk mantan penguasa kolonial. Bukan hak mereka untuk mengauliahi negara yang pernah mereka eksploitasi tentang bagaimana melakukan urusan internal mereka sendiri hari ini," sambungnya.
Malaysia adalah negara di kawasan Asia Tenggara kedua yang "memberontak" pada negara Barat. Sebelumnya, Filipina adalah negara yang paling keras diatur oleh koloni mereka, yakni Amerika Serikat (AS).
Najib sendiri mulai berusaha untuk memperkuat hubungan dengan China setelah adanya tuntutan hukum pada Juli lalu yang diajukan oleh Departemen Kehakiman AS. Dimana tuntutan itu melibatkan dirinya dalam skandal pencucian uang. Najib telah membantah melakukan kesalahan dan mengatakan Malaysia akan bekerja sama dalam penyelidikan.
Sumber : http://www.sindonews.com/