Angkatan Laut AS Berhasil Uji Rudal yang Mampu Hancurkan DF-21D "Carrier Killer" Tiongkok - Radar Militer

20 Desember 2016

Angkatan Laut AS Berhasil Uji Rudal yang Mampu Hancurkan DF-21D "Carrier Killer" Tiongkok

 Rudal RIM-174 Standard Extended Range Active Missile (ERAM)
 Rudal RIM-174 Standard Extended Range Active Missile (ERAM)

Sebuah rudal sasaran yang menjalankan peran sebagai rudal balistik DF-21D "carrier killer" Tiongkok dihancurkan oleh sepasang rudal RIM-174 Standard Extended Range Active Missile (ERAM), atau Standard Missile 6 (SM-6), di lepas pantai Hawaii pada tanggal 14 Desember.
Pengujian diadakan untuk membuktikan kemampuan SM-6 yang ditembakkan dari kapal perusak kelas Arleigh Burke AL AS untuk menembak jatuh rudal DF-21D, yang diklaim Tiongkok dapat menenggelamkan kapal induk AS lebih dari seribu kilometer dari daratan Tiongkok.
Rudal balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile) yang memerankan DF-21D adalah rudal balistik yang paling berkemampuan dan paling lincah bermanuver yang pernah digelar di Pasifik. Rudal tersebut dibangun oleh Targets and Countermeasures team Lockheed Martin.
Badan Pertahanan Rudal (Missile Defense Agency - MDA) dan USS John Paul Jones, yang dilengkapi dengan Aegis Combat System Baseline 9.C1, menembakkan dua rudal SM-6 Dual I terhadap "sasaran rudal balistik jarak menengah kompleks."
Versi SM-6 Dual I dirancang untuk mampu mencegat rudal balistik dalam fase terminal, atau beberapa detik terakhir sebelum rudal mengenai sasaran. Upgrade Dual I menambahkan prosesor yang
lebih kuat untuk menjalankan perangkat lunak penargetan yang lebih canggih untuk menghantam hulu ledak yang jatuh dari bagian atas atmosfer pada kecepatan yang ekstrim.
Semua 62 kapal perusak kelas Arleigh Burke yang operasional telah dilengkapi dengan SM-6 dan Aegis Combat System. Setiap kapal perusak itu dapat membawa 96 rudal dari berbagai jenis.
Pengujian yang diberi nama Flight Test Standard Missile-27 (FTM-27), membuktikan kemampuan pertahanan terminal endo-atmospheric berbasis laut dengan SM-6 dan berhasil memenuhi tujuan utama pengujian ini, kata pihak MDA.
"Pengujian ini menunjukkan kemampuan MDA dan Angkatan Laut AS untuk memberikan yang diperlukan oleh para komandan armada kami," kata Direktur MDA Vice Admiral James Syring.
"Rudal SM-6 dan Aegis Weapon System terus membuktikan bahwa mereka adalah komponen penting dari sistem pertahanan rudal balistik nasional AS yang berlapis-lapis dan handal."
Rudal SM-6 menggunakan hulu ledak untuk menghancurkan rudal balistik, tidak seperti rudal AS lainnya seperti THAAD dan Standard Missile-3 yang menggunakan teknologi non-explosive hit-to-kill.
"Pengujian pertahanan rudal balistik baru-baru ini di lepas pantai Hawaii menunjukkan, sekali lagi, bahwa Aegis dapat berhasil menjalankan misi yang rumit terhadap sasaran rudal balistik jarak menengah yang kompleks," kata Paul Klammer, direktur Aegis BMD untuk Lockheed Martin.
Aegis Baseline 9 adalah kunci modernisasi Aegis, yang menggabungkan area anti-air warfare dengan pertahanan rudal balistik ke dalam sebuah pertahanan udara dan rudal yang terintegrasi penuh. Pengembangan Aegis Baseline 9 memungkinkan Aegis untuk terus berkembang untuk melawan ancaman canggih seperti DF-21D.
DF-21D adalah rudal anti kapal jarak menengah yang road mobile, yang dirancang untuk menenggelamkan kapal induk AL AS dengan hulu ledak re-entry vehicle-nya yang lincah bermanuver.
Tiongkok kemungkinan mengoperasikan tujuh brigade rudal anti-kapal, masing-masing dilengkapi dengan sampai 32 peluncur DF-21D. Video-video menunjukkan rudal DF-21 diluncurkan dalam salvo enam rudal pada sekali luncur.
Sumber : http://news.usni.org/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb