Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadiyan Sumintaatmadja |
Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadiyan Sumintaatmadja membantah C-130HS Hercules dengan nomor registrasi A-1334 yang jatuh di Wamena, Papua, Minggu pagi (18/12), merupakan pesawat hibah dari Australia. Pesawat tersebut dibeli bekas dari militer negara Kanguru itu.
"Bukan (hibah). Pesawat ini bagian pesawat yang kita beli. Yang hibah pesawat sebelumnya (C-130 Hercules yang jatuh di Medan pada 2015)" ujarnya saat menggelar konferensi pers di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (18/12).
Kendati bekas dan dioperasikan Australia sejak tahun 80-an, kata Hadiyan, pesawat itu selalu diupgrade dan diperbaiki sebelum dikirimkan ke TNI AU pada Februari 2016.
"Disana sudah ada perbaikan dulu. Secara kenaikan, pesawat ini layak terbang," tegasnya.
Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional itu mengklaum bahwa pemeliharaan pesawat sejak dibeli dari militer Australia dilaksanakan secara teratur. Dengan kelipatan 50 jam, pesawat dirawat dengan berbagai kegiatan. Masing-masing kegiatan perawatan selalu dari 50 jam pertama ke 50 jam berikutnya.
"Pesawat ini masih punya 69 jam lebih untuk menuju perawatan 1000 jam. Kalau seribu jam kelipatan 20×50," terangnya.
Hercules Nahas Itu Ternyata Dibeli Bekas, Katanya Masih Layak Terbang
TNI AU setidaknya memiliki sembilan unit pesawat jenis tersebut. "Kita punya sembilan," sebut Hadiyan.
Kesembilan Hercules itu berpusat di Skadron Udara 32 (Skadud 32). Atau, Skadron angkut berat yang bermarkas di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur. "Itu nanti di Skadud Malang, semua, di Squadron 32," pungkasnya. (dna/JPG)
Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/12/18/71730/hercules-nahas-itu-ternyata-dibeli-bekas-katanya-masih-layak-terbang/2
"Bukan (hibah). Pesawat ini bagian pesawat yang kita beli. Yang hibah pesawat sebelumnya (C-130 Hercules yang jatuh di Medan pada 2015)" ujarnya saat menggelar konferensi pers di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (18/12).
Kendati bekas dan dioperasikan Australia sejak tahun 80-an, kata Hadiyan, pesawat itu selalu diupgrade dan diperbaiki sebelum dikirimkan ke TNI AU pada Februari 2016.
"Disana sudah ada perbaikan dulu. Secara kenaikan, pesawat ini layak terbang," tegasnya.
Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional itu mengklaum bahwa pemeliharaan pesawat sejak dibeli dari militer Australia dilaksanakan secara teratur. Dengan kelipatan 50 jam, pesawat dirawat dengan berbagai kegiatan. Masing-masing kegiatan perawatan selalu dari 50 jam pertama ke 50 jam berikutnya.
"Pesawat ini masih punya 69 jam lebih untuk menuju perawatan 1000 jam. Kalau seribu jam kelipatan 20×50," terangnya.
Hercules Nahas Itu Ternyata Dibeli Bekas, Katanya Masih Layak Terbang
TNI AU setidaknya memiliki sembilan unit pesawat jenis tersebut. "Kita punya sembilan," sebut Hadiyan.
Kesembilan Hercules itu berpusat di Skadron Udara 32 (Skadud 32). Atau, Skadron angkut berat yang bermarkas di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur. "Itu nanti di Skadud Malang, semua, di Squadron 32," pungkasnya. (dna/JPG)
Sumber : http://www.jawapos.com/read/2016/12/18/71730/hercules-nahas-itu-ternyata-dibeli-bekas-katanya-masih-layak-terbang/2