Pembebasan Aleppo Memberikan Pukulan Telak untuk AS dan Sekutunya - Radar Militer

19 Desember 2016

Pembebasan Aleppo Memberikan Pukulan Telak untuk AS dan Sekutunya

Aleppo
Aleppo 

Pembebasan Aleppo oleh Angkatan Darat Suriah memberikan "pukulan telak" pada seluruh kelompok teroris yang telah bertempur di negara itu selama lebih dari empat tahun, kata wartawan Argentina Leandro Albani.
Menurut Leandro Albani, karena satu-satunya tujuan Washington adalah mengumpulkan kembali kelompok-kelompok ekstremis dan mempersenjatai mereka kembali pembebasan Aleppo mungkin menjadi "pukulan terberat" yang diberikan Tentara Suriah pada para militan dan sponsor-sponsor asing mereka.
"Tapi ini juga merupakan pukulan bagi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya karena selama beberapa bulan terakhir Washington telah melakukan segala upaya untuk membantu semua pasukan pemberontak yang terpecah bersatu kembali," kata Albani dalam sebuah wawancara.
Kepada Sputnik, Leandro juga memuji peran Rusia sebagai pemain penting membantu menstabilkan situasi di negara yang dilanda perang itu.
Leandro telah bekerja sebagai reporter di Timur Tengah untuk majalah Sudestada dan situs web, seperti Resumen Latinoamericano dan Marcha.org.
"Rekonsiliasi dan rencana rekonstruksi berjalan dengan baik ketika Rusia terlibat," kata Albani menekankan.
Dia menambahkan bahwa di area-area di kota Aleppo yang dikuasai kelompok teroris, warga sipil hidup dalam kondisi yang tak terbayangkan.
"Mereka tidak melakukan apa pun untuk para peduduk (Aleppo). Mereka menggunakan penduduk sebagai tameng manusia. Sekarang, kota itu akan dibangun kembali. Namun, banyak teroris yang melarikan diri, dan beberapa militan masih aktif di Aleppo," katanya memperingatkan.
Menurutnya, ancaman teroris di Suriah utara masih menjadi perhatian. Di sana, kelompok-kelompok teroris terus menebarkan teror di daerah-daerah tertentu.
Sang wartawan juga menekankan bahwa selama setahun terakhir, pemerintah Suriah telah membuat sejumlah perjanjian dengan kelompok-kelompok pemberontak demi meyakinkan mereka untuk menurunkan senjata dan kembali ke kehidupan normal.
"Adapun upaya (bantuan) kemanusiaan Barat mereka sangat lembek. Barat bahkan lebih banyak melakukan upaya untuk mendukung pemberontak Suriah," katanya.
Pada Kamis (15/12), sebuah koridor khusus di Aleppo Timur didirikan untuk menarik militan dan keluarga mereka. Lebih dari 1.000 orang dievakuasi dari Aleppo pada siang hari.
"Pertama-tama, keputusan untuk menarik militan dari Aleppo dibuat untuk mencegah jatuhnya korban sipil," kata Aleksandr Zhilin, seorang ahli militer dan kepala Pusat Keamanan Nasional Studi Masalah.
"Kami tak bisa membiarkan apa yang orang-orang Amerika telah lakukan dalam berbagai konflik selama beberapa dekade terakhir." Aleksandr Zhilin
"Evakuasi militan dari Aleppo dilakukan demi mencegah jatuhnya korban di kalangan warga sipil yang mereka tahan. Hal itu juga dilakukan untuk meminimalisasi kerugian yang diderita Tentara Suriah dalam bentrokan yang terjadi di berbagai sudut kota. Jadi, wilayah itu dibebaskan tanpa menumpahkan banyak darah," kata Zhilin.
Menurut sang pakar, kehidupan warga sipil menjadi prioritas selama operasi Tentara Suriah di Aleppo.
"Kami tak bisa membiarkan apa yang orang-orang Amerika telah lakukan dalam berbagai konflik (di dunia) selama beberapa dekade terakhir. Ini adalah alasan mengapa media mainstream telah menyebarluaskan informasi palsu tentang Aleppo," pungkasnya.
Evakuasi di Aleppo Akhirnya Pisahkan Pemberontak dari Teroris
Operasi untuk mengevakuasi para militan dari Aleppo telah benar-benar memisahkan pemberontak "moderat" Suriah dari kelompok teroris setelah AS gagal melakukannya. Demikian hal tersebut dilaporkan Sputnik, mengutip keterangan Kementerian Pertahanan Rusia.
Penarikan militan dari Aleppo telah membuka peluang untuk menerapkan gencatan senjata di berbagai wilayah Suriah lainnya, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov.
Sebagai hasil operasi penarikan militan dari Aleppo, kementerian menyebutkan bahwa hampir 10 ribu orang telah diselamatkan.
"Operasi evakuasi militan beserta keluarga mereka dari Aleppo, yang dilakukan pusat rekonsiliasi Rusia, tak hanya unik hanya karena berhasil menyelamatkan sekitar 10 ribu nyawa warga Suriah, tetapi juga karena membuka peluang untuk secara paksa menghentikan pertempuran di daerah-daerah lainnya di Suriah," kata Mayjen Igor Konashenkov.
Konashenkov juga mengatakan, "Pertama-tama, terima kasih kepada para petugas dan prajurit di pusat rekonsiliasi Rusia karena akhirnya pejuang oposisi moderat berhasil dipisahkan dari kelompok-kelompok radikal. Padahal sepanjang tahun ini, rekan-rekan Amerika kami berpikir bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan."
Operasi ini menunjukkan bahwa diperlukan keinginan keras untuk mencapai kesepakatan dengan semua pihak yang terlibat dalam konflik di daratan Suriah kecuali dengan kelompok teroris untuk mencapai perdamaian di negara itu, kata Konashenkov.
"Segala upaya untuk mengganti proses negosiasi yang luar biasa sulit ini dengan mempersenjatai kelompok oposisi, dengan berbagai konferensi di ibu kota negara-negara Barat, dengan perwakilan dari Komite Negosiasi Tingkat Tinggi (HNC), atau dengan mengirimkan beberapa 'pengamat' ke Aleppo, terbukti sama sekali tidak berguna dan justru menghadapi kebuntuan. Semakin cepat (para pejabat di) Paris, London, dan Washington yang bahkan tidak mengirim bantuan kemanusiaan ke Suriah sama sekali menyadari hal itu, semakin cepat pula terciptanya perdamaian (di dalam negeri)."
Pada Jumat (16/12), Staf Umum Rusia mengatakan bahwa ternyata sekitar 4.500 pejuang di Aleppo Timur pernah tergabung dalam kelompok-kelompok radikal Islam dan kebanyakan dari mereka sudah pernah dievakuasi.
"Ini adalah bagaimana 'oposisi moderat' akhirnya dipisahkan dari kelompok teroris."
Sumber : https://sputniknews.com/middleeast/201612171048694128-aleppo-syrian-army-us/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb