KAPA K-61 Marinir TNI AL |
Sesuai dengan rencana strategis, beragam alutsista Korps Marinir TNI AL telah mendapat modernisasi, mulai dari tank/panser amfibi, roket multi laras MLRS (Multiple Launch Rocket System) sampai kanon hanud (pertahanan udara), semua relatif masih baru didatangkan. Namun masih ada satu elemen tempur Korps Baret Ungu yang lumayan lama belum mendapatkan modernisasi. Yang dimaksud adalah Batalyon KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri)- Yon KAPA, salah satu batalyon yang masuk jajaran Resimen Kavaleri (Menkav) Korps Marinir.
Sampai saat ini, Yon KAPA Marinir masih mengandalkan alutsista peninggalan eks Operasi Trikora, yakni K-61 dan PTS-10, yang keduanya adalah buatan Rusia (d/h Uni Soviet). Peran kedua kendaraan KAPA ini adalah sebagai pengangkut artileri, seperti Howtizer mortir kaliber besar, hingga truk dari kapal LST (Landing Ship Tank)/LPD (Landing Plarform Dock) di tengah lautan sampai masuk ke pedalaman di darat, apalagi jika yang dihadapi harus melalui medan pantai yang berat. Lewat kedua jenis KAPA, Howitzer dapat digelar untuk memberikan bantuan tembakan pada pergerakan unit infranteri.
Untuk soal daya angkut, K-61 kapasitas angkutnya mencapai 3 ton saat melaju di darat, sedangkan bisa mengangkut hingga 5 ton saat melaju di air. Sementara PTS-10 punya kemampuan lebih besar, yakni bisa mengangkut aneka payload sampai 10 ton. Lebih detail tentang KAPA K-61 dan PTS-10 telah dikupas secara detail oleh Indomiliter.com di artikel terdahulu, untuk menyimaknya kembali silahkan klik pada tautan judul dibawah ini.
Meski belum bisa dipastikan, ada harapan kedepan Marinir akan mendapatkan jenis KAPA generasi baru yang lebih modern. Harapan ini sudah terendus sejak ajang Indo Defence 2016 yang berlangsung awal bulan November lalu. Sebagai pihak yang menawarkan solusi adalah perusahaan swasta nasional, PT Republik Defensino yang merilis desain mockup Amphibious Tracked Carrier KAPA RD MK1. Meski masih berwujud mockup, pihak manufaktur telah merilis bahwa ransus (kendaraan khusus) ini bakal punya bobot total 25 ton. RD MK1 rencananya akan ditenagai mesin diesel Iveco L6 dengan enam silinder. Kekuatan mesin mencapai 590 HP.
Sebagai kendaraan amfibi roda rantai, RD MK1 digadang mampu melesat di jalan permukaan di rentang 70 - 75 km per jam, sementara saat melaju di air kecepatan maksimumnya 8 km per jam. Daya tamping KAPA jenis baru ini bisa membawa 50 pasukan bersenjata lengkap, untuk perlengkapan tempur dapat membawa meriam Howitzer 105 mm. Bila sekilas diperhatikan, RD MK1 memang tidak akan sebesar PTS-10, tapi akan lebih mendekat K-61. Ini lantaran memang program RD MK1 dipersiapkan sebagai pilihan untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk pengganti K-61.
Menurut informasi, saat ini PT Republik Defensino tengah membangun dua prototipe RD MK1. Setelah prototipe rampung, akan dilakukan uji coba lapangan, dan diharapkan pada tahun 2017 sudah dapat dijajal oleh Korps Marinir. Jika semuanya berjalan lancar, rencananya Kemhan akan memesan 14 unit KAPA generasi baru ini, dengan target tuntas pengiriman pada tahun 2019.
Sayangnya belum diketahui berapa kemampuan payload RD MK1, dan yang harus diperhatikan adalah soal kecepatan melaju di air, sewajarnya RD MK1 harus lebih cepat dari K-61 dan PTS-10, sebagai informasi K-61 dapat melesat 10 km per jam di air, dan PTS-10 sanggup mengarung 11,5 km per jam.
Korps Marinir kini memiliki dua batalyon KAPA, yakni Batalyon KAPA 1 yang tergabung dalam Resimen Kavaleri 1, dimana Resimen Kavaleri 1 menjadi bagian organik dari Pasukan Marinir (Pasmar) 1 yang bermarkas di Sidoarjo Jawa Timur. Sedangkan Batalyon KAPA 2 yang tergabung dalam Resimen Kavaleri 2, dimana Resimen Kavaleri 2 menjadi bagian organik dari Pasukan Marinir (Pasmar) 2 yang bermarkas di Cilandak Jakarta. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/