Jet Tempur F-15 SA |
Hingga akhir Desember 2016 ini Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi/Royal Saudi Air Force (RSAF) masih menunggu pengiriman jet tempur pesanannya, F-15 SA.
Sesuai perjanjian, pembelian 84 unit F-15 akan dilaksanakan dari tahun 2016 hingga 2019. Penandatanganan pembelian F-15 versi SA itu sendiri telah dilakukan oleh AS dan Arab Saudi pada akhir desember 2011.
Boeing sebagai pihak penggarap F-15 menekankan pesanan RSAF belum bisa dikirim karena masih banyak aplikasi yang belum dipasang.
Aplikasi itu merupakan komponen-komponen digital mutakhir yang membuat F-15 SA memiliki kualifikasi sebagai mesin perang yang bisa menghadapi tantangan tempur di masa depan.
Boeing sendiri sebenarnya sudah berhasil memproduksi F-15 SA yang pertama pada bulan Februari 2013 dan hingga saat ini jumlah total yang diproduksi sudah sebanyak 20 unit.
Kemungkinan F-15 SA dikirim ke RSAF setelah tiga unit F-15 rampung melakukan tes terbang tempur yang secara rutin masih dilaksanakan di Palmdale, California.
Hingga akhir tahun 2015, Boeing masih melakukan tes terbang terutama untuk memastikan bahwa fungsi kursi lontar dan helm digital pilot Digital Joint Helmet Mounted Cueing System (DJHMCS) bisa berfungsi secara optimal baik saat dioperasikan pada malam hari maupun siang hari.
Sebagai varian F-15 yang paling mutakhir dan mematikan, teknologi yang dimiliki F-15 SA memang serba digital.
Tapi penggunaan sistem digital juga berakibat pada program tes terbang yang butuh waktu lama, sehingga berakibat pada molornya jadwal pengiriman kepada pembelinya, khususnya Arab Saudi.
Selain Arab Saudi, F-15 SA juga dipesan oleh Israel dan Qatar yang semuanya masih dalam posisi menunggu pengiriman.
Pemesanan F-15 SA oleh tiga negara itu sekaligus merupakan fenomena yang legendaris karena selama 47 tahun F-15 tetap saja diproduksi dan laris di pasaran.
Jika F-15 SA sudah dikirim ke RSAF, kekuatan tempur RSAF yang saat ini sedang melaksanakan kampanye militer terhadap milisi Houti di Yaman dan menggempur ISIS di Suriah akan makin mematikan.
Dengan sistem perang Digital Electronic Warfare System (DEWS) dan Common Missile Warning System, radar AESA, penggunaan sistem kokpit mutakhir (Wide Field of View/WFOV), dan penerapan teknologi siluman yang diadopsi dari F-15 SE Silent Eagle, serta komponen digital mutakhir lainnya, kehadiran jajaran F-15 SA di RSAF langsung bisa menciptakan superioritas udara yang signifikan.
Sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2016/12/14/militer-arab-saudi-masih-menunggu-pengiriman-jet-tempur-f-15-sa-dari-amerika
Sesuai perjanjian, pembelian 84 unit F-15 akan dilaksanakan dari tahun 2016 hingga 2019. Penandatanganan pembelian F-15 versi SA itu sendiri telah dilakukan oleh AS dan Arab Saudi pada akhir desember 2011.
Boeing sebagai pihak penggarap F-15 menekankan pesanan RSAF belum bisa dikirim karena masih banyak aplikasi yang belum dipasang.
Aplikasi itu merupakan komponen-komponen digital mutakhir yang membuat F-15 SA memiliki kualifikasi sebagai mesin perang yang bisa menghadapi tantangan tempur di masa depan.
Boeing sendiri sebenarnya sudah berhasil memproduksi F-15 SA yang pertama pada bulan Februari 2013 dan hingga saat ini jumlah total yang diproduksi sudah sebanyak 20 unit.
Kemungkinan F-15 SA dikirim ke RSAF setelah tiga unit F-15 rampung melakukan tes terbang tempur yang secara rutin masih dilaksanakan di Palmdale, California.
Hingga akhir tahun 2015, Boeing masih melakukan tes terbang terutama untuk memastikan bahwa fungsi kursi lontar dan helm digital pilot Digital Joint Helmet Mounted Cueing System (DJHMCS) bisa berfungsi secara optimal baik saat dioperasikan pada malam hari maupun siang hari.
Sebagai varian F-15 yang paling mutakhir dan mematikan, teknologi yang dimiliki F-15 SA memang serba digital.
Tapi penggunaan sistem digital juga berakibat pada program tes terbang yang butuh waktu lama, sehingga berakibat pada molornya jadwal pengiriman kepada pembelinya, khususnya Arab Saudi.
Selain Arab Saudi, F-15 SA juga dipesan oleh Israel dan Qatar yang semuanya masih dalam posisi menunggu pengiriman.
Pemesanan F-15 SA oleh tiga negara itu sekaligus merupakan fenomena yang legendaris karena selama 47 tahun F-15 tetap saja diproduksi dan laris di pasaran.
Jika F-15 SA sudah dikirim ke RSAF, kekuatan tempur RSAF yang saat ini sedang melaksanakan kampanye militer terhadap milisi Houti di Yaman dan menggempur ISIS di Suriah akan makin mematikan.
Dengan sistem perang Digital Electronic Warfare System (DEWS) dan Common Missile Warning System, radar AESA, penggunaan sistem kokpit mutakhir (Wide Field of View/WFOV), dan penerapan teknologi siluman yang diadopsi dari F-15 SE Silent Eagle, serta komponen digital mutakhir lainnya, kehadiran jajaran F-15 SA di RSAF langsung bisa menciptakan superioritas udara yang signifikan.
Sumber : http://www.tribunnews.com/internasional/2016/12/14/militer-arab-saudi-masih-menunggu-pengiriman-jet-tempur-f-15-sa-dari-amerika