Aung San Suu Kyi |
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menuduh masyarakat internasional memicu kebencian antara umat Buddha dan Muslim di barat laut negara itu. Setidaknya 86 orang tewas akibat tindakan represif militer dan membuat 10 ribu orang melarikan diri ke Bangladesh.
Suu Kyi menyerukan pemahaman kompleksitas terhadap etnis bangsanya. Ia pun mengatakan dunia seharusnya tidak melupakan operasi militer diluncurkan dalam menanggapi serangan terhadap pasukan keamanan pemerintah. Pemerintah Myanmar menyalahkan serangan itu kepada gerilyawan muslim.
"Aku akan sangat menghargainya jika masyakat internasional akan membantu kami untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, serta untuk membuat kemajuan dalam membangun hubungan yang lebih baik antara kedua komunitas. Bukan selalu melemparkan drum yang menyebabkan kebencian itu semakin terbakar," kata Suu Kyi.
"Itu tidak membantu jika semua orang hanya berkonsetrasi pada sisi negatif dari situasi, terlepas dari fakta bahwa ada serangan terhadap pos-pos polisi," imbuhnya saat diwawancara media Singapura saat berkunjung ke negara itu seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (3/12/2016).
Pernyataan Suu Kyi muncul setelah Malaysia mengatakan Myanmar melakukan pembersihan etnis Rohingya. "Fakta bahwa hanya satu etnis tertentu sedang didorong keluar adalah definisi pembersihan etnis. Praktek ini harus berhenti, dan harus segera dihentikan untuk membawa kembali keamanan dan stabilitas kawasan Asia Tenggara," kata Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2016/12/03/18/1558091/terus-disudutkan-soal-rohingya-suu-kyi-murka