Armada Sukhoi India Masih Hadapi Permasalahan Meskipun Telah Ada Kesepakatan dengan Rusia - Radar Militer

24 Maret 2017

Armada Sukhoi India Masih Hadapi Permasalahan Meskipun Telah Ada Kesepakatan dengan Rusia

Armada Sukhoi India
Armada Sukhoi India 

Meskipun telah menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Rusia untuk penyediaan suku cadang dan pemberian bantuan teknis selama lima tahun untuk pesawat Sukhoi Su-30MKI India, armada Sukhoi India tersebut masih menghadapi masalah pemeliharaan dan kurangnya suku cadang.
T. Suvarna Raju, pimpinan Hindustan Aeronautics Limited, menandatangani perjanjian dengan Yuri Slyusar, Presiden United Aircraft Corporation, dan Alexander Artyukhov, direktur jenderal United Engine Corporation, di hadapan Menteri Pertahanan India Arun Jaitley dan Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov. Kesepakatan itu dibuat di India pada tanggal 17 Maret pada acara konferensi industri militer India-Rusia.
Perjanjian ini akan memungkinkan HAL untuk membeli suku cadang yang diperlukan langsung dari produsen peralatan asli (original equipment manufacturer - OEM) yang telah disahkan oleh Badan Layanan Federal untuk Kerjasama Teknik Militer Rusia.
"Kesepakatan itu akan memperkuat layanan purna jual dan mengurangi lead time dalam pengadaan suku cadang secara drastis. Perjanjian ini akan menghasilkan [dalam] peningkatan kesiapan armada Su-30MKI karena suku cadang akan tersedia tepat waktu," kata Raju .
Namun, seorang pejabat senior Angkatan Udara India mengatakan ini hanya merupakan kesepakatan dukungan jangka panjang antara HAL dan produsen peralatan asli Rusia dan oleh karena itu tidak mencakup apapun yang berhubungan dengan lisensi produksi suku cadang penting yang dapat meningkatkan kesiapan armada Sukhoi AU India.
HAL telah memproduksi Su-30MKI di bawah lisensi dari Rusia sejak tahun 2004. Angkatan Udara India telah memesan total 222 pesawat. Sejauh ini, 187 pesawat telah dikirim, dan sisanya 35 akan dikirimkan dalam dua tahun ke depan.
HAL juga bertanggung jawab untuk dukungan purna jual, snag disposition, perbaikan dan pembetulan di tempat, modifikasi pesawat, dan meng-upgrade dan obsolescence management armada Su-30MKI India. Namun perusahaan tersebut menghadapi hambatan untuk melaksanakan pesanan perbaikan, overhaul dan pemeliharaan yang tepat waktu untuk armada Su-30MKI karena buruknya pasokan suku cadang yang diperlukan.
"Armada [Su-30MKI] merupakan peralatan yang mahal dan menghadapi masalah karena tingginya tingkat kegagalan dini subsistemnya seperti mesin, radar, rudal, avionik, dll," kata Vinod Kumar Narang, seorang pensiunan air vice-marshal Angkatan Udara India.
Narang mencatat bahwa masalah utama mengenai pemeliharaan bukan pasokan suku cadang melainkan kecepatan perbaikan line-replaceable units dan shop-repairable units. Ia menegaskan bahwa pemasok Rusia mendapatkan keuntungan banyak dengan menyediakan suku cadang baru pada margin keuntungan yang solid, tetapi selalu enggan untuk dengan cepat melakukan perbaikan dengan biaya 25 persen harga item baru.
Seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan India mengatakan HAL telah mengidentifikasi 485 sistem untuk inisiatif Make in India dimana HAL telah meminta interaksi industri swasta India dengan OEM Rusia untuk transfer teknologi.
"Namun, United Aircraft Corporation dan United Engine Corporation Rusia mengklarifikasi bahwa mereka memiliki kapasitas lebih dan mereka akan mendukung AU India, tetapi mereka tidak bersedia untuk mentransfer ToT untuk industri swasta India," kata pejabat Kementerian Pertahanan.
Seorang eksekutif senior HAL mengatakan perusahaan telah menuntut OEM Rusia untuk memberikan dukungan penuh untuk penyediaan suku cadang, pembagian pengalihan teknologi pada tingkat komponen dan meningkatkan kesiapan armada Su-30MKI. Selain itu, perusahaan tersebut mengatakan bahwa OEM Rusia harus menjamin transfer teknologi penuh untuk mitra India untuk mengelola keusangan armada Sukhoi India.
Seorang diplomat pada Kedutaan Besar Rusia di India mengatakan masalah ini akan ditangani bersama Kementerian Pertahanan India untuk mendirikan perusahaan patungan untuk mendesain dan pengembangan suku cadang di India.
Biaya produksi pesawat Su-30MKI untuk HAL menjadi tinggi karena kenaikan tajam dalam biaya bahan baku khusus, logam alloy, pemborosan yang terkait selama produksi komponen dan produktivitas yang rendah.
Sumber : http://defensenews.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb