Lima Proyek Prestisius Divisi Kendaraan Khusus PT. Pindad Menuju Kemandirian - Radar Militer

24 September 2017

Lima Proyek Prestisius Divisi Kendaraan Khusus PT. Pindad Menuju Kemandirian

Dari seluruh divisi kerja di PT. Pindad, Persero, Divisi Kendaraan Khusus (DKK) yang membidani kendaraan-kendaraan militer boleh dikatakan sebagai salah satu unit yang paling sibuk. Maklum saja, walaupun secara proyek strategis mereka mungkin hanya punya satu proyek yakni tank medium nasional, namun DKK juga punya inisiatif mandiri untuk mengerjakan proyek sendiri, termasuk menerima order untuk transfer teknologi dari alutsista yang masih dibeli TNI AD dari luar negeri.
Peranan DKK PT. Pindad dalam mewujudkan pemenuhan Kekuatan Esensial Minimum TNI AD, dimulai dengan pembangunan panser-panser 6x6 Anoa pada 2006 sangatlah besar. Dari yang tadinya sepenuhnya bergantung pada produk luar, pelan-pelan kini sudah mampu membuat sendiri beragam jenis kendaraan taktis, panser, bahkan sampai dengan tank.
Berikut penulis sajikan lima proyek strategis yang tengah dikebut pengerjaan dan penyelesaiannya oleh Divisi Kendaraan Khusus PT. Pindad:
Panser kanon Badak muncul pertama kali pada tahun 2016, setelah periode pengembangan selama kurang lebih empat tahun. Badak diposisikan sebagai pengganti panser kanon Saladin asal Inggris yang sudah tua. Badak menggunakan konfigurasi panser 6x6 yang dipasangi dengan kubah kanon. Keunggulan Badak adalah sosoknya yang kompak dan siluetnya yang rendah. Platform pansernya sendiri diambil dari Anoa, termasuk penggunaan bahan baku pelat baja dan mesin yang serupa.
Panser Badak
Panser Badak 

Senjata utama panser kanon badak adalah Meriam Cockerill 90mm LP (Low Pressure) yang terpasang pada kubah CSE-90LP. Kubah ini sama dengan yang terpasang pada panser Tarantula dan dibuat oleh CMI Defence, perusahaan mitra PT. Pindad dari Belgia. Atas arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kementerian Pertahanan akan memesan 50 unit Badak apabila seluruh sertifikasi atas panser kanon ini selesai.
Komodo MBDA ATLAS merupakan platform peluncur rudal pertahanan udara jarak dekat MBDA Mistral, yang ordernya diterima oleh PT. Pindad sebagai bagian dari transfer teknologi untuk pembelian Mistral MPCV milik Artileri Pertahanan Udara TNI AD. PT. Pindad menyediakan wahana penggeraknya, dalam hal ini rantis Komodo 4x4 Long Chassis yang dimodifikasi sebagai wahana peluncur Mistral.
Panser Komodo
Rantis Komodo 

Modifikasi yang disiapkan pada Komodo adalah penyiapan dek belakang yang diperkuat untuk memasang sistem peluncur Mistral ATLAS, dan rak-rak penyimpanan untuk tabung rudal cadangannya serta sistem catu daya untuk memasok tenaga untuk sistem pembidik rudalnya sendiri. Kementerian Pertahanan tercatat memesan puluhan unit Komodo MBDA ATLAS.
Ini dia proyek utama PT. Pindad bekerjasama dengan perusahaan FNSS dari Turki. Tank Medium Pindad adalah satu dari tujuh proyek pertahanan strategis yang digagas oleh KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) karena kekuatan tank yang dimiliki TNI AD yang didominasi oleh AMX-13 sudah dalam kondisi tua dan dimakan usia.
Medium Tank Kaplan
Medium Tank Kaplan 

Tank Medium Pindad didesain dengan teknologi tercanggih yang tersedia, dengan konfigurasi mesin belakang yang menandakannya sebagai tank sejati. Tank ini menggunakan kubah CMI Defence C3105 yang modular, dilengkapi dengan sistem pengisian peluru otomatis. Sistem senjata utamanya adalah Meriam 105mm High Pressure yang merupakan Meriam standar NATO. Tank Medium Pindad memiliki keunggulan berupa mobilitas tinggi, proteksi optimal untuk kendaraan di kelasnya, dan kemampuan tembakan lintas lengkung layaknya howitzer. Tank Medium Pindad sendiri memiliki opsi kemampuan untuk diintegrasikan dengan pesawat intai nirawak untuk melihat kondisi pertempuran.
Menteri Pertahanan mengungkapkan bahwa Pemerintah akan menyediakan anggaran untuk membeli sekitar 100 unit Tank Medium Pindad, apabila seluruh proses sertifikasi oleh Dislitbang TNI AD telah selesai dilakukan, yang ditargetkan lulus pada 2017 dan produksi pada 2018.
Sanca MRAP (Mine Resistant, Ambush Protected) merupakan kendaraan militer khusus yang didesain untuk memiliki kemampuan bertahan dari ledakan ranjau tipe TM-57, yang merupakan standar ranjau anti tank buatan Blok Timur. Kendaraan 4x4 dengan lambung V ini merupakan lisensi dari kendaraan Bushmaster buatan Thales Australia.
Sanca MRAP
Sanca MRAP 

Sanca diciptakan sebagai solusi kendaraan yang tahan peluru dan aman untuk membawa pasukan infantri ke garis depan, atau digunakan sebagai kendaraan mobilitas pasukan khusus. Versi asli Bushmaster MRAP sendiri sudah teruji dalam Perang di Afghanistan dan juga Timor-Timur. Kopassus dikabarkan sudah memesan Sanca MRAP, mengingat kesatuan khusus TNI AD ini sudah memiliki dua unit Bushmaster sebagai hasil hibah dari Australia.
Anoa amfibi adalah hasil pengembangan dari panser 6x6 APS-3 Anoa yang dikembangkan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan Batalyon Rawa, Laut, Sungai, dan Pantai. Oleh karena tuntutan untuk mampu mengarungi air, maka Anoa dimodifikasi untuk meningkatkan daya apung dan olah geraknya di dalam air.
Anoa Amfibi
Anoa Amfibi 

Modifikasi tersebut terlihat pada hidung Anoa amfibi yang lebih panjang dan diisi dengan busa tahan air, lengkap dengan pelat pemecah ombak. Selain itu ada pula pemasangan dua waterjet berukuran besar di belakang untuk mendorong Anoa Amfibi berenang di permukaan air. Anoa amfibi mendapat promosi besar ketika Presiden Jokowi berkenan menaikinya dalam pembukaan Rapimnas TNI 2017. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb