India akan Tandatangani Kesepakatan FGFA dengan Rusia Hanya Jika Ada Alih Teknologi Secara Penuh - Radar Militer

11 Maret 2017

India akan Tandatangani Kesepakatan FGFA dengan Rusia Hanya Jika Ada Alih Teknologi Secara Penuh

Sukhoi T-50 PAK
Sukhoi T-50 PAK 
India akan menandatangani kontrak penelitian dan pengembangan akhir dengan Rusia untuk program pesawat tempur generasi kelima hanya jika ada transfer teknologi skala penuh dan manfaat tambahan lainnya.
Keputusan telah diambil pada tingkat tertinggi dalam rangka untuk tidak mengulangi kesalahan pada seluruh program akuisisi jet Su-30MKI dari Rusia ke India yang bernilai 55.717 crore, yang tanpa bantuan nyata dalam mengembangkan kemampuan pembuatan pesawat tempur dalam negeri," Times of India (TOI) mengutip sumber kementerian pertahanan yang tidak disebutkan namanya, pada Kamis lalu (09/03).
"Meskipun sebagian besar dari 272 pesawat Sukhoi (240 masuk kedinasan sampai sekarang) yang dikontrak dari Rusia telah dibuat oleh Hindustan Aeronautics (HAL), pesawat-pesawat itu pada dasarnya hanya dirakit di sini dengan kit knock-down impor. HAL masih tidak dapat memproduksi pesawat Sukhoi sendiri," kata seorang narasumber. Sebuah Sukhoi buatan HAL (bernilai sekitar Rs 450 crore) juga harganya Rs 100 crore lebih mahal dari harga jet yang sama bila diimpor dari Rusia.
India sekarang ingin tahu apakah layak menghabiskan sekitar $25 miliar untuk mengadopsi 127 jet FGFA kursi tunggal.
Jadi, meskipun ada tekanan pihak Rusia untuk menandatangani kontrak penelitian dan pengembangan akhir yang telah lama tertunda untuk FGFA, India sekarang ingin tahu apakah mereka akan mendapatkan value terbaik untuk perkiraan biaya $25 miliar yang akan dihabiskan untuk mengadopsi 127 jet kursi tunggal tersebut. Kedua negara, kebetulan, telah menandatangani kesepakatan FGFA antar pemerintah pada tahun 2007, yang diikuti oleh kontrak desain senilai $295 juta pada awal tahun 2010 sebelum perundingan tersebut terhenti.
India kini telah menetapkan dua prasyarat penting untuk proyek FGFA, selain memeriksa kembali seluruh efektivitas biaya biayanya.
Pertama, harus ada transfer teknologi yang ekstensif, termasuk "source code", untuk memastikan India di masa depan dapat meng-upgrade pesawat tempur tersebut dengan integrasi senjata baru buatan sendiri.
Kedua, kesepakatan tersebut harus secara langsung membantu proyek FGFA sendiri buatan dalam negeri yang disebut Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA), yang mana pekerjaan desain awal sekarang tengah berlangsung, seperti yang sebelumnya dilaporkan oleh TOI.
"Prasyarat ini adalah wajib. Sebuah komite tingkat tinggi yang dipimpin oleh seorang Air Marshal dari Angkatan Udara India, yang mencakup seorang profesor Indian Institute of Technology (IIT) Kanpur dan mantan pimpinan HAL dan National Aerospace Laboratories, sedang memeriksa semua aspek ini. Pemerintah akan mengambil keputusan setelah laporan tersebut disampaikan pada bulan April, " kata narasumber itu. FGFA berkemampuan swing-role pada dasarnya menggabungkan fitur stealth canggih, kemampuan supercruise (mencapai kecepatan jelajah supersonik tanpa menggunakan afterburner), super-manuver, penggabungan data dan integrasi multi-sensor pada sebuah pesawat tempur.
AU India tidak puas dengan FGFA Rusia yang bernama Sukhoi T-50 PAK atau-FA karena jet tersebut kurang cukup stealth dan mesin yang tidak memiliki "daya dorong yang mencukupi", yang mana merupakan di antara 43 modifikasi kritis atau kekurangan itu yang ditunjukkan sebelumnya.
Rusia, sekarang menjanjikan FGFA India atau "perspective multi-role fighter" akan sangat berbeda dari Sukhoi T-50, dengan mesin yang lebih kuat dan kemampuan lainnya. Dalam kontrak litbang utama, India dan Rusia seharusnya berkontribusi masing-masing sebesar $4 milyar untuk pengembangan prototipe, pengujian dan pembangunan infrastruktur. Penyerahan pesawat tempur, akan dikenakan biaya tambahan, yang sebelumnya dijadwalkan seharusnya dimulai 94 bulan setelah ditandatangani.
Sumber : http://defenseworld.net/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb