Donald Trump |
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kemungkinan menggunakan perdagangan sebagai cara mengamankan kerja sama dengan China untuk menghadapi Korea Utara (Korut). Trump menegaskan Washington jika perlu akan mengatasi sendiri program rudal dan nuklir Korut.
Komentar Trump itu muncul dalam wawancara dengan Financial Times yang terbit Minggu (2/4) waktu setempat. Pernyataan itu tampaknya didesain untuk menekan Presiden China Xi Jinping menjelang lawatan ke resor Mar-a-Lago milik Trump di Florida pekan ini.
“China memiliki pengaruh besar terhadap Korut. Dan China akan memutuskan untuk membantu kami dengan Korut, atau mereka tidak mau. Dan jika mereka melakukan itu akan sangat bagus bagi China, dan jika mereka tidak melakukannya, itu tidak akan bagus bagi siapa saja,” tegas Trump, dikutip Financial Times.
Saat ditanya apa insentif yang ditawarkan AS kepada China, Trump menjawab, “Perdagangan itu insentif. Ini semua tentang perdagangan.” Ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan tawaran besar, yakni China menekan Pyongyang dengan imbalan jaminan AS akan menarik pasukan dari Semenanjung Korea, Trump menjawab, “Jika China tidak mengatasi Korut, kami akan melakukannya. Itu semua yang saya katakan kepada Anda.” Tidak jelas apakah komentar Trump itu akan membuat China bertindak menekan Korut atau tidak.
Saat ini Beijing telah mengambil langkah meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Pyongyang, tapi sejak lama China tidak ingin melakukan apa pun yang dapat mengacaukan Korut dan mengirim jutaan pengungsi melintasi perbatasannya. Juga tidak jelas apa yang akan dilakukan AS untuk membuat Korut menghentikan program nuklir dan rudalnya.
Para penasihat keamanan nasional Trump telah menyelesaikan peninjauan ulang berbagai pilihan AS untuk menghentikan program nuklir dan rudal Korut. Salah satu pilihan itu adalah langkah ekonomi dan militer. Selain itu, AS akan terus mendesak China agar mengendalikan Korut.
“Meski pilihan serangan militer terhadap Korut tidak dihilangkan, peninjauan ulang itu memprioritaskan langkahlangkah yang tidak terlalu berisiko dan tak terlalu menegaskan pada aksi militer langsung,” ungkap pejabat AS yang terlibat dalam peninjauan ulang kebijakan terhadap Korut tersebut.
Gedung Putih belum memberikan komentar tentang rekomendasi tersebut. Trump dan Xi diperkirakan membahas ambisi China di Laut China Selatan saat mereka bertemu pada Kamis (6/4) dan Jumat (7/4) mendatang.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, saat Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim serupa. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson telah berbicara dengan Penasihat Negara China Yang Jiechi tentang lawatan Xi dan isu-isu bilateral serta regional.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China dalam pernyataan kemarin menjelaskan, Yang menyebut pertemuan antara Xi dan Trump akan sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di wilayah Asia Pasifik, serta dunia secara keseluruhan.
Tillerson mengatakan kepada Yang bahwa AS akan memastikan pertemuan itu memiliki hasil positif. Deputi Penasihat Keamanan Nasional Trump, KT Mc- Farland, mengungkapkan, ada kemungkinan nyata Korut dapat menyerang AS dengan rudal berhulu ledak nuklir pada akhir periode pemerintahan Trump. Perkiraan McFarland itu lebih pesimistis dibandingkan pendapat sebagian besar pakar.
“Perkiraan saat ini me-merlukan waktu lima tahun atau lebih,” ujar Siegfried Hecker, mantan direktur Los Alamos National Laboratory di AS dan pakar program nuklir Korut kepada Reuters.
Perkiraan itu sangat sulit dibuat karena sedikitnya data intelijen tentang Korut dan ketidakpastian tingkat kesuksesan Pyongyang dalam program rudalnya. John Schilling, kontributor proyek pengawasan Korut, “38 North”, menjelaskan Pyongyang mungkin memiliki rudal dengan kemampuan terbatas untuk menyerang wilayah AS pada akhir pemerintahan Trump.
“Meski demikian, mungkin akan sedikit lebih lama dari itu. Saya ragu bahwa ada rudal Korut yang dapat diluncurkan pada akhir 2020 dan memiliki kemampuan bagus. Namun, mungkin tidak harus ada satu atau dua rudal yang sukses dari enam peluncuran rudal ke AS yang akan menjadi pengubah permainan, paling tidak,” papar Schilling.
Sumber : https://international.sindonews.com/read/1194288/42/as-desak-china-untuk-tekan-korut-1491318580/13
Komentar Trump itu muncul dalam wawancara dengan Financial Times yang terbit Minggu (2/4) waktu setempat. Pernyataan itu tampaknya didesain untuk menekan Presiden China Xi Jinping menjelang lawatan ke resor Mar-a-Lago milik Trump di Florida pekan ini.
“China memiliki pengaruh besar terhadap Korut. Dan China akan memutuskan untuk membantu kami dengan Korut, atau mereka tidak mau. Dan jika mereka melakukan itu akan sangat bagus bagi China, dan jika mereka tidak melakukannya, itu tidak akan bagus bagi siapa saja,” tegas Trump, dikutip Financial Times.
Saat ditanya apa insentif yang ditawarkan AS kepada China, Trump menjawab, “Perdagangan itu insentif. Ini semua tentang perdagangan.” Ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan tawaran besar, yakni China menekan Pyongyang dengan imbalan jaminan AS akan menarik pasukan dari Semenanjung Korea, Trump menjawab, “Jika China tidak mengatasi Korut, kami akan melakukannya. Itu semua yang saya katakan kepada Anda.” Tidak jelas apakah komentar Trump itu akan membuat China bertindak menekan Korut atau tidak.
Saat ini Beijing telah mengambil langkah meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Pyongyang, tapi sejak lama China tidak ingin melakukan apa pun yang dapat mengacaukan Korut dan mengirim jutaan pengungsi melintasi perbatasannya. Juga tidak jelas apa yang akan dilakukan AS untuk membuat Korut menghentikan program nuklir dan rudalnya.
Para penasihat keamanan nasional Trump telah menyelesaikan peninjauan ulang berbagai pilihan AS untuk menghentikan program nuklir dan rudal Korut. Salah satu pilihan itu adalah langkah ekonomi dan militer. Selain itu, AS akan terus mendesak China agar mengendalikan Korut.
“Meski pilihan serangan militer terhadap Korut tidak dihilangkan, peninjauan ulang itu memprioritaskan langkahlangkah yang tidak terlalu berisiko dan tak terlalu menegaskan pada aksi militer langsung,” ungkap pejabat AS yang terlibat dalam peninjauan ulang kebijakan terhadap Korut tersebut.
Gedung Putih belum memberikan komentar tentang rekomendasi tersebut. Trump dan Xi diperkirakan membahas ambisi China di Laut China Selatan saat mereka bertemu pada Kamis (6/4) dan Jumat (7/4) mendatang.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, saat Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim serupa. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson telah berbicara dengan Penasihat Negara China Yang Jiechi tentang lawatan Xi dan isu-isu bilateral serta regional.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China dalam pernyataan kemarin menjelaskan, Yang menyebut pertemuan antara Xi dan Trump akan sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan di wilayah Asia Pasifik, serta dunia secara keseluruhan.
Tillerson mengatakan kepada Yang bahwa AS akan memastikan pertemuan itu memiliki hasil positif. Deputi Penasihat Keamanan Nasional Trump, KT Mc- Farland, mengungkapkan, ada kemungkinan nyata Korut dapat menyerang AS dengan rudal berhulu ledak nuklir pada akhir periode pemerintahan Trump. Perkiraan McFarland itu lebih pesimistis dibandingkan pendapat sebagian besar pakar.
“Perkiraan saat ini me-merlukan waktu lima tahun atau lebih,” ujar Siegfried Hecker, mantan direktur Los Alamos National Laboratory di AS dan pakar program nuklir Korut kepada Reuters.
Perkiraan itu sangat sulit dibuat karena sedikitnya data intelijen tentang Korut dan ketidakpastian tingkat kesuksesan Pyongyang dalam program rudalnya. John Schilling, kontributor proyek pengawasan Korut, “38 North”, menjelaskan Pyongyang mungkin memiliki rudal dengan kemampuan terbatas untuk menyerang wilayah AS pada akhir pemerintahan Trump.
“Meski demikian, mungkin akan sedikit lebih lama dari itu. Saya ragu bahwa ada rudal Korut yang dapat diluncurkan pada akhir 2020 dan memiliki kemampuan bagus. Namun, mungkin tidak harus ada satu atau dua rudal yang sukses dari enam peluncuran rudal ke AS yang akan menjadi pengubah permainan, paling tidak,” papar Schilling.
Sumber : https://international.sindonews.com/read/1194288/42/as-desak-china-untuk-tekan-korut-1491318580/13