SLBM Korea Utara |
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, bersama parlemen negaranya mulai membicarakan langkah untuk menangani kemungkinan meningkatnya gelombang pengungsi dari Semenanjung Korea jika krisis nuklir Korea Utara terus meningkat.
Sebagaimana dilansir Reuters, media-media lokal di Jepang bahkan mulai melaporkan bahwa parlemen tengah membahas strategi menghadapi pengungsi dari Korut yang kemungkinan merupakan mata-mata.
Abe juga mulai mempertimbangkan berbagai cara untuk mengevakuasi warganya dari Korut jika situasi di kawasan terebut terus memanas.
"Kami berwenang mengevakuasi warga Jepang di bawa undang-undang militer tahun 2015," ucapnya.
Pembahasan ini dilakukan setelah Abe mengatakan, negaranya sepakat dengan pernyataan Amerika Serikat yang menganggap "strategi kesabaran" tak lagi mempan untuk menghadapi ambisi senjata nuklir Pyongyang.
Dia juga menyebut, Tokyo akan melakukan langkah apa pun, termasuk aksi militer, jika diperlukan dalam menghadapi provokasi rudal Korut.
"Pemerintah Presiden Donald Trump jelas menyatakan bahwa mereka tidak lagi menerapkan 'strategi kesabaran' dan bahwa seluruh opsi sudah siap diambil. Kami turut menyetujui langkah ini," tutur Abe, Senin (17/4).
Korut terus menjadi sorotan setelah di awal tahun 2017, pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, memerintahkan penguatan program rudal balistik antar benua (ICBM) negaranya.
Isu ini terus menjadi sorotan selama beberapa pekan terakhir, seiring dengan uji coba rudal yang terus dilakukan Pyongyang secara berkala, dua di antaranya mencapai perairan dekat wilayah Jepang.
Yang terbaru, Pyongyang kembali menguji coba sistem rudalnya pada Minggu (16/4), sehari setelah negara paling terisolasi itu menggelar parade militer besar-besaran untuk memeringati hari ulang tahun ke-105 pendirinya, Kim Il-Sung, kakek Jong-un.
Menanggapi provokasi terbaru tetangganya ini, Abe mendesak Pyongyang untuk menahan diri dan berhenti mengembangkan senjata nuklirnya.
Abe juga menganggap, peluncuran rudal terbaru Korut sebagai insiden yang "sangat bermasalah" dan tidak dapat ditoleransi.
Perdana Menteri ke-57 itu juga menekankan akan memperkuat kerja sama dengan sekutu utama mereka, AS dan Korsel, untuk melindungi warganya dari ancaman Korut.
Abe juga berencana berdiskusi dengan Rusia mengenai situasi di Semenanjung Korea ketika bertemu dengan Presiden Vladimir Putin sekitar akhir April mendatang. (has)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170417164859-113-208136/kawasan-korea-memanas-jepang-antisipasi-gelombang-pengungsi/
Sebagaimana dilansir Reuters, media-media lokal di Jepang bahkan mulai melaporkan bahwa parlemen tengah membahas strategi menghadapi pengungsi dari Korut yang kemungkinan merupakan mata-mata.
Abe juga mulai mempertimbangkan berbagai cara untuk mengevakuasi warganya dari Korut jika situasi di kawasan terebut terus memanas.
"Kami berwenang mengevakuasi warga Jepang di bawa undang-undang militer tahun 2015," ucapnya.
Pembahasan ini dilakukan setelah Abe mengatakan, negaranya sepakat dengan pernyataan Amerika Serikat yang menganggap "strategi kesabaran" tak lagi mempan untuk menghadapi ambisi senjata nuklir Pyongyang.
Dia juga menyebut, Tokyo akan melakukan langkah apa pun, termasuk aksi militer, jika diperlukan dalam menghadapi provokasi rudal Korut.
"Pemerintah Presiden Donald Trump jelas menyatakan bahwa mereka tidak lagi menerapkan 'strategi kesabaran' dan bahwa seluruh opsi sudah siap diambil. Kami turut menyetujui langkah ini," tutur Abe, Senin (17/4).
Korut terus menjadi sorotan setelah di awal tahun 2017, pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, memerintahkan penguatan program rudal balistik antar benua (ICBM) negaranya.
Isu ini terus menjadi sorotan selama beberapa pekan terakhir, seiring dengan uji coba rudal yang terus dilakukan Pyongyang secara berkala, dua di antaranya mencapai perairan dekat wilayah Jepang.
Yang terbaru, Pyongyang kembali menguji coba sistem rudalnya pada Minggu (16/4), sehari setelah negara paling terisolasi itu menggelar parade militer besar-besaran untuk memeringati hari ulang tahun ke-105 pendirinya, Kim Il-Sung, kakek Jong-un.
Menanggapi provokasi terbaru tetangganya ini, Abe mendesak Pyongyang untuk menahan diri dan berhenti mengembangkan senjata nuklirnya.
Abe juga menganggap, peluncuran rudal terbaru Korut sebagai insiden yang "sangat bermasalah" dan tidak dapat ditoleransi.
Perdana Menteri ke-57 itu juga menekankan akan memperkuat kerja sama dengan sekutu utama mereka, AS dan Korsel, untuk melindungi warganya dari ancaman Korut.
Abe juga berencana berdiskusi dengan Rusia mengenai situasi di Semenanjung Korea ketika bertemu dengan Presiden Vladimir Putin sekitar akhir April mendatang. (has)
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170417164859-113-208136/kawasan-korea-memanas-jepang-antisipasi-gelombang-pengungsi/