RI-ASEAN Siap Jadi Negosiator Krisis Nuklir Korea Utara - Radar Militer

26 April 2017

RI-ASEAN Siap Jadi Negosiator Krisis Nuklir Korea Utara

Militer Korea Utara
Militer Korea Utara 

Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri RI, Jose Antonio Tavares, mengatakan organisasi yang menaungi negara-negara Asia Tenggara itu siap menengahi pihak-pihak yang terkait dengan krisis nuklir Semenanjung Korea.
Sejumlah negara yang menentang ambisi rezim Kim Jong-un itu di antaranya adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Rusia, dan China.
“Sebenarnya Indonesia dan ASEAN sangat terbuka. Kami siap jadi negosiator dan berikan kontribusi jika pihak utama yang berkepentingan dalam perundingan multilateral pelucutan senjata nuklir Korut (Six Party Talks) ini minta,” tutur Jose di Gedung Kemlu, Jakarta, Selasa (25/4).
Saat ini pun, meski tidak terlibat dalam pembicaraan multilateral tersebut, Jakarta dan ASEAN terus menekankan pentingnya upaya diplomasi dan dialog dalam menghadapi ketegangan di kawasan tersebut.
“Kita tidak melihat opsi militer bisa menyelesaikan krisis ini. Kami menekankan dialog Six Party Talks bisa kembali diselenggarakan secara sungguh-sungguh untuk mencari solusi masalah ini,” kata Jose.
Jose menuturkan, dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-30 pada 29 April nanti di Manila, isu Semenanjung Korea juga akan turut dibahas oleh 10 negara anggota.
Pada pertemuan tingkat menteri luar negeri, lanjutnya, negara ASEAN sepakat menyampaikan keprihatinan atas tindakan provokatif Pyongyang dengan peluncuran uji coba rudalnya selama ini.
Sementara pada tingkat kepala negara, kata Jose, masing-masing negara anggota akan mencoba membahas solusi yang dapat diusulkan untuk meredakan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea.
“Pada tingkat kepala negara, anggota ASEAN akan menyampaikan berbagai pandangan mereka tentang masalah nuklir ini. Dalam KTT tersebut, ASEAN juga akan mendorong agar isu ini diselesaikan sesuai hukum internasional melalui dialog dan peaceful settlement. kami tidak melihat sesuatu yang baik bisa dihasilkan melalui langkah militer,” tuturnya.
Situasi di Semenanjung Korea kian memanas sejak awal 2017 lalu. Korut terus menjadi sorotan setelah pada awal tahun baru lalu, pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong-un, memerintahkan penguatan program rudal balistik antar benua (ICBM) negaranya.
Sepanjang tahun ini, Korut pun sudah meluncurkan beberapa uji coba rudal, yang dua di antaranya, mencapai perairan di dekat wilayah Jepang.
Korut kembali menguji coba sistem rudalnya pada Minggu (16/4) meski berakhir gagal. Peluncuran rudal ini dilakukan sehari setelah Pyongyang menggelar parade militer besar-besaran dengan menampilkan hampir 60 rudal balistik ICBM, di hari ulang tahun ke-105 pendiri negara, Kim Il-Sung.
Merespons tindakan agresif Pyongyang, Washington pun akhirnya mengerahkan kapal induknya, USS Carl Vinson ke dekat perairan Korut. Kapal induk itu membawa sedikitnya 60 pesawat tempur dan ribuan pasukan angkatan laut AS.
Sebuah kapal selam pembawa peluru kendali milik Negeri Paman Sam, USS Michigan, pun direncanakan akan berlabuh di Busan, Korsel, hari ini, Selasa (25/4) bersamaan dengan peringatan hari jadi militer rezim Kim Jong-un.
Sumber : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20170425142604-106-209974/ri-asean-siap-jadi-negosiator-krisis-nuklir-korea-utara/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb