P-3 Orion |
Australia mengirim dua pesawat mata-mata P-3 Orion ke Filipina untuk membantu militer Manila menumpas para militan loyalis ISIS di Marawi. Pesawat mata-mata ini akan memberikan dukungan udara bagi pasukan darat
Filipina.
Filipina telah melucurkan pertempuran intensif melawan kelompok militan Maute yang telah bersumpah setia kepada kelompok Islamic State (ISIS) selama lebih dari sebulan. Ratusan orang telah tewas yang mayoritas dari kubu militan. Selain itu, ribuan orang telah mengungsi.
Menteri Pertahanan Australia Marise Payne telah mengonfirmasi pengiriman pesawat pengintai P-3 Orion untuk mendukung militer Filipina. Menurutnya, Australia dan Filipina telah berbagi kerja sama militer yang luas.
”Ancaman regional dari terorisme, khususnya dari Daesh (ISIS) dan petempur asing, merupakan ancaman langsung bagi Australia dan kepentingan kami. Australia akan terus bekerja sama dengan mitra kami di Asia Tenggara untuk melawannya,” kata Payne kepada Fairfax Media, Jumat (23/6/2017).
Keputusan tersebut diambil setelah Payne berbicara dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana tentang bagaimana Canberra dapat memperluas dukungannya terhadap Manila.
Australia belum menjelaskan teknis operasi pesawat pengintai Orion berteknologi tinggi itu. Sebab, pesawat mata-mata itu biasanya dimobilisasi untuk patroli perbatasan maritim. Meski demikian, pesawat P-3 Orion diklaim serbaguna dan mampu mengumpulkan gambar udara serta bisa memanfaatkan komunikasi mobile.
Filipina sendiri sudah mengerahkan pesawat jet tempur dan helikopter untuk menumpas para militan ISIS di Marawi. Penambahan pesawat Orion kemungkinan akan meningkatkan operasi militer Filipina yang ingin menyelesaikan pengepungan Marawi dalam beberapa hari mendatang.
Sumber : http://international.sindonews.com/