Turkish Aerospace Industries ( TAI) -TFX |
Di tengah konflik Suriah yang menyeret campur tangan kekuatan militer Rusia dan AS serta Turki , Angkatan Udara Turki terus meningkatkan kekuatan tempur udaranya.
Salah satu gebrakan Turki untuk menambah kekuatan udaranya adalah dengan membeli sebanyak 116 unit jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II.
Penandatangan pembelian jet tempur berteknologi stealth itu telah dilaksanakan oleh pemerintah Turki dan AS pada bulan Oktober 2016 lalu.
Tidak hanya itu, kendati telah memesan ratusan unit F-35 yang nantinya dijagokan untuk menghadapi jet tempur stealth Rusia, Sukhoi-PAKFA, Turki juga makin menggencarkan program pembuatan pesawat silumannya yang dinamai Turkish Aerospace Industries ( TAI) -TFX.
Program yang dimulai sejak tahun 2010 itu terus digeber dan demi segera terwujudnya jet-jet tempur generasi kelima produksi dalam negeri itu Turki terus menggandeng kerja sama dengan berbagai industri pertahanan dari negara lain.
Demi memodernisasi kekuatan udaranya, Turki telah menyediakan dana sebesar 160 milliar dollar AS, dan sebesar 45 milliar dollar AS dianggarkan khusus bagi program produksi TAI-TFX.
Negara dan industri pertahanan yang diajak Turki untuk kerja sama penggarapan program TAI-TFX antara lain Swedia (Saab AB), Inggris (BAE System), Eurojet (industri pemroduksi mesin EJ200 untuk Eurofighter Typhoon), dan kerja sama dengan Pakistan.
Berkat kerja sama dengan Swedia,Turki mendapatkan bantuan dalam rancangan pesawat, kerja sama dengan Bae System mendapatkan asistensi produksi dan tawaran mesin Roll Royce.
Dengan Eurojet mendapatkan mesin EJ200, dan kerja sama dengan Pakistan bisa mendapatkan suplai komponen teknologi tinggi mengingat Pakistan juga sedang bekerja untuk memproduksi pesawat stealth bekerja sama dengan China.
Jika program TAI-TFX baik yang bermesin ganda maupun tunggal sudah memasuki tahap produksi yang direncanakan mulai berjalan pada tahun 2025 nanti, AU Turki akan memesan TFX sebanyak 250 unit.
Dalam operasi tempurnya, jet tempur TFX sistem teknologi akan terintegrasi dengan F-35, F-16 5Blok 50 yang jumlahnya ratusan unit, pesawat pengintai Boeing 737AEW & C Peace Eagle, dan pesawat tanpa awak (UAV).
Berkat kekuatan udara yang makin terintegrasi dan terus ditingkatkan, AU Turki benar-benar makin lethal dan mematikan di kawasan udara Eropa serta Timur Tengah.
Kekuatan Udara Terkuat di Timur Tengah
Turki yang secara geografis negaranya berada pada posisi setengah Eropa dan setengah Timur Tengah sebenarnya tidak begitu tertarik untuk terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
Sebagai negara anggota NATO di Eropa dan posisinya berada di front terdepan dan harus selalu siaga untuk menghadapi gempuran dari Rusia, militer Turki memang selalu ditingkatkan kemampuannya.
Hingga saat ini kekuatan militer Turki merupakan yang terbesar di kawasan Timur Tengah dan negara-negara Eropa lainnya.
Pasukan tempur yang dimiliki Turki lebih dari 500 ribu orang, tanknya berjumlah lebih 2.400 unit, dan total pesawat tempur yang dimiliki sebanyak 1.018 unit.
Tapi karena merupakan negara anggota NATO, militer Turki lebih tertarik untuk membela kepentingan negara-negara anggota NATO dan juga AS.
Turki juga mendukung perang melawan terorisme yang dimotori oleh AS dan sama-sama memiliki pangkalan militer di Qatar.
Oleh karena itu Turki langsung bereaksi membantu Qatar ketika negara kecil di semenanjung Teluk Persia itu diblokade secara ekonomi oleh Negara-negara Koalisi Islam antiterorisme yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Ketegangan yang dipicu masalah diplomatik di Qatar rupanya berkembang ke arah konflik militer karena Turki dan AS juga telah menyiagakan kekuatan tempurnya untuk membantu Qatar.
Namun dalam hal ini Turki yang paling banyak memiliki kekuatan tempur, khususnya kekuatan udaranya, justru sangat tertarik telibat dalam konflk di Timur Tengah.
Turki yang tidak lama lagi akan memiliki sebanyak 150 unit jet tempur siluman paling mutakhir F-35 Lightning II, rupanya sedang membuka front baru di Timur Tengah untuk menjadi kekuatan tempur yang sulit ditandingi negara-negara Arab.
Apalagi kekuatan udara Turki nantinya akan bergabung dengan kekuatan udara AS dan Qatar, tiga kekuatan udara yang semuanya berpangkalan di Qatar dan diperkuat oleh F-35, F-22 Raptor dan F-15 SA yang baru saja dibeli Qatar, jelas akan menjadi kekuatan udara yang sulit ditandingi di kawasan Timur Tengah.
Pasalnya kekuatan udara suatu negara jika diperkuat oleh jet-jet tempur canggih meskipun jumlahnya lebih sedikit akan memiliki keunggulan udara dibandingkan negara-negara yang memiliki lebih banyak pesawat tempur tapi secara teknologi sudah ketinggalan.(*)
Sumber : http://bangka.tribunnews.com/2017/06/26/demi-jadi-terkuat-di-eropa-dan-timteng-turki-kembangkan-jet-tempur-siluman-sendiri?page=3
Salah satu gebrakan Turki untuk menambah kekuatan udaranya adalah dengan membeli sebanyak 116 unit jet tempur generasi kelima F-35 Lightning II.
Penandatangan pembelian jet tempur berteknologi stealth itu telah dilaksanakan oleh pemerintah Turki dan AS pada bulan Oktober 2016 lalu.
Tidak hanya itu, kendati telah memesan ratusan unit F-35 yang nantinya dijagokan untuk menghadapi jet tempur stealth Rusia, Sukhoi-PAKFA, Turki juga makin menggencarkan program pembuatan pesawat silumannya yang dinamai Turkish Aerospace Industries ( TAI) -TFX.
Program yang dimulai sejak tahun 2010 itu terus digeber dan demi segera terwujudnya jet-jet tempur generasi kelima produksi dalam negeri itu Turki terus menggandeng kerja sama dengan berbagai industri pertahanan dari negara lain.
Demi memodernisasi kekuatan udaranya, Turki telah menyediakan dana sebesar 160 milliar dollar AS, dan sebesar 45 milliar dollar AS dianggarkan khusus bagi program produksi TAI-TFX.
Negara dan industri pertahanan yang diajak Turki untuk kerja sama penggarapan program TAI-TFX antara lain Swedia (Saab AB), Inggris (BAE System), Eurojet (industri pemroduksi mesin EJ200 untuk Eurofighter Typhoon), dan kerja sama dengan Pakistan.
Berkat kerja sama dengan Swedia,Turki mendapatkan bantuan dalam rancangan pesawat, kerja sama dengan Bae System mendapatkan asistensi produksi dan tawaran mesin Roll Royce.
Dengan Eurojet mendapatkan mesin EJ200, dan kerja sama dengan Pakistan bisa mendapatkan suplai komponen teknologi tinggi mengingat Pakistan juga sedang bekerja untuk memproduksi pesawat stealth bekerja sama dengan China.
Jika program TAI-TFX baik yang bermesin ganda maupun tunggal sudah memasuki tahap produksi yang direncanakan mulai berjalan pada tahun 2025 nanti, AU Turki akan memesan TFX sebanyak 250 unit.
Dalam operasi tempurnya, jet tempur TFX sistem teknologi akan terintegrasi dengan F-35, F-16 5Blok 50 yang jumlahnya ratusan unit, pesawat pengintai Boeing 737AEW & C Peace Eagle, dan pesawat tanpa awak (UAV).
Berkat kekuatan udara yang makin terintegrasi dan terus ditingkatkan, AU Turki benar-benar makin lethal dan mematikan di kawasan udara Eropa serta Timur Tengah.
Kekuatan Udara Terkuat di Timur Tengah
Turki yang secara geografis negaranya berada pada posisi setengah Eropa dan setengah Timur Tengah sebenarnya tidak begitu tertarik untuk terlibat dalam konflik di Timur Tengah.
Sebagai negara anggota NATO di Eropa dan posisinya berada di front terdepan dan harus selalu siaga untuk menghadapi gempuran dari Rusia, militer Turki memang selalu ditingkatkan kemampuannya.
Hingga saat ini kekuatan militer Turki merupakan yang terbesar di kawasan Timur Tengah dan negara-negara Eropa lainnya.
Pasukan tempur yang dimiliki Turki lebih dari 500 ribu orang, tanknya berjumlah lebih 2.400 unit, dan total pesawat tempur yang dimiliki sebanyak 1.018 unit.
Tapi karena merupakan negara anggota NATO, militer Turki lebih tertarik untuk membela kepentingan negara-negara anggota NATO dan juga AS.
Turki juga mendukung perang melawan terorisme yang dimotori oleh AS dan sama-sama memiliki pangkalan militer di Qatar.
Oleh karena itu Turki langsung bereaksi membantu Qatar ketika negara kecil di semenanjung Teluk Persia itu diblokade secara ekonomi oleh Negara-negara Koalisi Islam antiterorisme yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Ketegangan yang dipicu masalah diplomatik di Qatar rupanya berkembang ke arah konflik militer karena Turki dan AS juga telah menyiagakan kekuatan tempurnya untuk membantu Qatar.
Namun dalam hal ini Turki yang paling banyak memiliki kekuatan tempur, khususnya kekuatan udaranya, justru sangat tertarik telibat dalam konflk di Timur Tengah.
Turki yang tidak lama lagi akan memiliki sebanyak 150 unit jet tempur siluman paling mutakhir F-35 Lightning II, rupanya sedang membuka front baru di Timur Tengah untuk menjadi kekuatan tempur yang sulit ditandingi negara-negara Arab.
Apalagi kekuatan udara Turki nantinya akan bergabung dengan kekuatan udara AS dan Qatar, tiga kekuatan udara yang semuanya berpangkalan di Qatar dan diperkuat oleh F-35, F-22 Raptor dan F-15 SA yang baru saja dibeli Qatar, jelas akan menjadi kekuatan udara yang sulit ditandingi di kawasan Timur Tengah.
Pasalnya kekuatan udara suatu negara jika diperkuat oleh jet-jet tempur canggih meskipun jumlahnya lebih sedikit akan memiliki keunggulan udara dibandingkan negara-negara yang memiliki lebih banyak pesawat tempur tapi secara teknologi sudah ketinggalan.(*)
Sumber : http://bangka.tribunnews.com/2017/06/26/demi-jadi-terkuat-di-eropa-dan-timteng-turki-kembangkan-jet-tempur-siluman-sendiri?page=3