BTR-82A |
Untuk sejenak, lupakan saja Bumerang. Panser canggih Rusia 8x8 itu masih butuh periode pengembangan dan AD Rusia sendiri kantongnya cekak untuk membiayai pembeliannya dalam jumlah besar. Standar panser angkut pasukan yang digunakan AD Rusia saat ini, BTR-80, jumlahnya masih ada ribuan dan tidak mungkin diganti dalam sekejap. Satu-satunya solusi, BTR-80 ditingkatkan kemampuannya sebagai BTR-82A.
Dengan dana yang terbatas, Arzamas JSC diperintahkan untuk mengoptimalkan apa yang bisa diperoleh. Soal sasis tentu saja tidak dapat yang banyak diubah, karena tujuannya tentu meretrofit BTR-80 menjadi standar BTR-82/82A. Hullnya tetap sama dengan BTR-80A, termasuk penempatan pintu keluar di bagian tengah kendaraan, tetap sempit dimana prajurit harus keluar satu-persatu.
Model pintu di sisi ini jadi keterpaksaan, karena layout BTR-82/82A tetap mempertahankan layout klasik, yaitu kompartemen pengemudi/ komandan di depan, diikuti kompartemen tempur, kompartemen pasukan, dan kemudian paling belakang adalah mesin dan juga waterjet. Bentuk yang khas dengan moncong tajam dan model kaca depan yang bisa ditutup dengan pelat baja pelindung.
Pengemudi dan komandan tetap tidak memiliki akses untuk keluar dari samping kendaraan, pilihannya tetap harus dari pintu palka atas, atau keluar lewat pintu keluar pasukan. Untuk area pengemudi, tidak banyak ubahan yang dilakukan. Pengemudi tetap menggunakan setir, dengan panel indikator sederhana seperti kecepatan, suhu, dan rpm mesin.
Penempatan pintu palka besar di sisi atas untuk mobilisasi pasukan menjadi pilihan utama, karena sempitnya pintu keluar samping. Sempitnya pintu keluar juga menular pada layout tempat duduk pasukan. Dalam BTR-82A memang ada perbaikan dalam layout penumpang, dimana kini antara kompartemen tempur dan kompartemen pasukan dipisahkan oleh pelat baja yang sekaligus menjadi firewall.
Firewall ini berfungsi menahan jalaran api pada saat kendaraan tertembak, memberikan kesempatan untuk penumpang menyelamatkan diri. Hanya saja, pasukan duduk masih berpunggung-punggungan dalam kursi tebal ala Soviet. Arzamas menyediakan kursi anti ranjau model gantung yang kakinya tidak menempel ke lantai kendaraan, namun paket ini merupakan opsi dan bukan fitur standar.
Fitur opsional lainnya adalah penambahan pelat di antara kaki-kaki kendaraan yang berfungsi sebagai perisai untuk menahan impak ranjau dan melindungi prajurit ada diatasnya. Proteksi atas pasukan bertambah sedikit dengan penambahan spall liner berbahan soft armor setara Kevlar, sebagai perlindungan terakhir apabila peluru kaliber besar atau pecahan peluru artileri berhasil menembus kulit BTR-80A yang punya proteksi pada Level IIIA (7,62x51mm NATO ball type).
Namun begitu, daftar perubahannya di luar hull cukup banyak. Sebagai contoh, dari hal yang paling dasar dalam hal mobilitas, Arzamas menggunakan mesin baru tipe KAMAZ 740.14. Tenaga yang disemburkan kini mencapai 300HP, dipadukan dengan transmisi otomatik KAMAZ-142.1700205 dengan setelan lima gigi maju dan satu gigi mundur. Mesin baru ini diperlukan terutama untuk mentenagai BTR-82A yang menggunakan kubah tipe BPPU dengan kanon 2A72 yang lebih berat.
Power to weight ratio untuk varian BTR-82A mencapai 20,61 hp/ ton, sedikit lebih baik dibandingkan dengan milik BTR-80A yang hanya 19,1 hp/ton dengan mesin YaMZ-238M2. Mesin baru pada BTR-82/82A tersebut juga dilengkapi sensor suhu yang dapat memicu sistem pemadam api secara otomatis, apabila terdeteksi adanya api di ruang mesin.
Selain disalurkan ke transmisi dan roda, tenaga mesin KAMAZ 740.14 juga digunakan untuk menggerakkan satu buah waterjet dengan empat bilah propeller. Ya, Rusia memang masih menginginkan kendaraan yang memiliki kemampuan amfibi. Waterjet yang hanya tersedia sebuah di tengah belakang kendaraan ini mampu menggerakkan BTR-82A dengan kecepatan 10-12km/ jam di atas permukaan air.
Pembenahan berikutnya dilakukan pada sektor optik untuk komandan dan juru tembak. Tidak terlalu muluk memang, jangan bayangkan sistem hunter killer modern dengan kubah sensor optik dan FLIR atau thermal yang bisa berputar independen. Komandan mendapatkan sistem periskop TKN-AI yang merupakan sistem day/ night telescope.
TKN-AI dilengkapi dengan teleskop pandang prismatik infra merah image intensifier generasi 2 plus laser pulse illuminator. Image intensifier bekerja dengan memanfaatkan gelombang berkas cahaya, jadi di malam tanpa bintang, sistem ini akan kesulitan untuk menerangi teleskop. Dalam kondisi setelan siang, sistem TKN-AI memiliki pembesaran 4,7x dengan bidang pandang selebar 9,5o.
Sementara untuk kondisi malam, pembesarannya bertambah sedikit menjadi 5,2x, dengan jarak efektif deteksi objek sebesar kendaraan sampai jarak 3.000m, itu dengan catatan pada kondisi malam cerah. Apabila kondisinya gelap berawan apalagi turun hujan, kemampuan deteksinya melorot sampai dibawah 1.000m.
Kemampuan penginderaan malam bisa terbantu apabila pengemudi menyalakan lampu sorot FG-125 yang dilengkapi filter IR, yang merupakan fitur bawaan dari BTR-80, namun metode ini sangat berbahaya. Lawan yang menggunakan sistem NVG atau thermal sight dengan mudah dapat membaca asal sinar IR yang berkasnya bak nyala senter yang dipancarkan oleh BTR-82 dan melancarkan serangan balik.
Untuk juru tembak yang duduk didalam kubahnya sendiri, tersedia sistem optik siang/ malam TKN-4GA-01 yang merupakan paduan teleskop dan teropong malam. Penembak mengintip melalui dua mangkuk lensa berwarna hitam, dan mengendalikan arah laras dan kubah dengan kendali elektrik. Sistem kendalinya dalam dua joystick di kiri-kanan konsol utama yang dimanipulasi untuk mengubah arah elevasi dan simpang laras.
Kursi penembak bergerak bersama dengan kubahnya, jadi penembak harus berkonsentrasi penuh memikirkan arah laras relatif terhadap posisi kendaraan. Pada BTR-82, untuk pertama kalinya terdapat layar CCTV yang kameranya terletak di atas pangkal laras kanon 2A72. Setidaknya ini cukup membantu penembak melihat sekeliling, karena lebar tangkapan optik (field of view) TKN-4GA-01/02 cukup sempit.
Pada saat mengobservasi lapangan, penembak cukup melihat layar CCTV. Begitu sasaran terlihat atau ada objek mencurigakan yang perlu diperiksa, barulah penembak menggunakan TKN-4GA-01. Layar LCD yang menampilkan pantauan kamera juga dapat menampilkan sistem peta yang berbasis GLONASS. Keuntungan lain yang dirasakan penembak BTR-82A adalah tidak ada lagi sabuk peluru yang bergelantungan menjuntai ke bawah, karena rak dan boks magasen semuanya disimpan dalam kubah dan harus diisi dari sisi atas, diluar kendaraan.
Sebagai senjata utama BTR-82A, kanon 2A72 buatan Tulamashzavod dengan kaliber 30mm memiliki fleksibilitas pilihan peluru mulai dari HE (High Explosive), HE-I (High Explosive-Incendiary), sampai dengan peluru untuk melawan ranpur seperti AP-T (Armor Piercing-Tracer) dan APDS (Armor Piercing Discarding Sabot).
Kanon ini efektif digunakan untuk menyasar target sebesar ranpur sampai jarak 1.500m. Dengan reputasinya sebagai kanon paling laku dan kaliber yang paling umum, munisi 30mm sangat mudah diperoleh sumbernya dari negara-negara eks Pakta Warsawa, dengan kemampuan dan daya penetrasi yang kurang lebih setara dengan kanon M24A2 kaliber 25mm Bushmaster.
Arzamas meningkatkan kemampuan 2A72 dengan memasang sistem stabilisasi di dua sumbu, sehingga BTR-82A dapat digunakan menembak sambil bergerak dengan kecepatan maksimal 20km/ jam untuk akurasi yang masih dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai senjata sekunder, tersedia senapan mesin koaksial PKTM 7,62mm dengan cadangan peluru 2.000 butir untuk menyapu infantri lawan yang mendekat.
Tak lupa, firing ports alias lubang tembak untuk prajurit infantri masih dipertahankan pada BTR-82A agar pasukan yang dibawa di dalam tetap dapat menggunakan senapan serbunya untuk menembak ke arah luar. Sayangnya, sampai saat ini belum terdengar bahwa BTR-82A akan dilengkapi dengan ATGM alias rudal antitank, suatu hal yang agak mengherankan mengingat Rusia memiliki banyak stok rudal ATGM yang dapat diluncurkan dari platform sekelas ranpur BTR-82.
Apabila pembeli tak tertarik dengan BTR-82A yang menggunakan kanon 30mm, Arzamas JSC juga menyediakan varian specdown dari BTR-82 yang menggunakan senapan mesin 14,5mm NSVT. Kode yang disematkan adalah BTR-82, tanpa embel-embel A.
Ini tentu menjadi tawaran menarik bagi negara-negara dengan anggaran militer terbatas, yang hendak mengupgrade BTR-80 mereka ke standar BTR-82. Walaupun senapan mesin KPVT kaliber 14,5mm kalah taji dari kanon 30mm 2A72, hantamannya lebih dari cukup untuk meluluh-lantakkan kendaraan berkulit tipis seperti jip dan truk, atau malah kendaraan angkut pasukan tipe tertentu. (Aryo Nugroho)