GKN Simba 4×4 Filipina |
Selain tank APC M113 dan panser V-150/V-300 Commando, ada satu ranpur lain yang ikut berjibaku menggempur basis perkubuan militan pro ISIS di Marawi, Filipina Selatan. Seperti V-150, ranpur yang kondang dengan sebutan Simba ini turut berbalut wooden armor untuk menahan terjangan proyektil. Hingga satu bulan berlalu, urban warfare masih terus berkecamuk dan Marawi belum berhasil dikuasai sepenuhnya. Alih-alih justru dikabarkan ada satu unit Simba yang dirampas militan. Dibalik itu, nama Simba terbilang unik, publik mungkin lebih mengenalnya sebagai karakter dalam film kartun The Lion King (1994). Selain nama yang familier, sebagai ranpur Simba punya keunikan lain.
Keunikan utama dari Simba terutama dari penggunanya, dimana ranpur lapis baja berpenggerak 4×4 ini ya memang hanya dioperasikan oleh militer Filipina. Dari segi fungsionalitas Simba sedikit banyak mirip V-150, yakni digadang untuk internal security roles. Dibangun dalam beberapa varian, body Simba dilapisi baja dengan ketebalan 8 mm, dengan ketebalan baja tersebut, menjadikan Simba sangat rawan dilumpuhkan oleh senjata anti tank sekelas RPG. Maka tak heran dalam kondisi kepepet, ranpur ini dilengkapi wooden armor.
Simba resminya dirilis dalam varian Command & Control, Recovery Vehicle, Reconnaissance Surveillance & Target Acquisition (RSTA), Ambulance, dan Infantry Carrier Vehicle. Sebagai infantry vehicle alias APC (Armoured Personnel Carrier), Simba dapat membawa 8 - 10 prajurit infanteri. Untuk keluar masuk, pasukan dapat melalui rear doors (pintu belakang) dan pintu samping (side doors). Sementara posisi pengemudi berada di samping kiri dari kompartemen mesin. Ruang kemudi dilengkapi palka (roof hatch) dan dilengkapi kaca tahan peluru.
Kebanyakan Simba APC dibekali dengan kubah dengan senapan mesin M2HB 12,7 mm atau senapan mesin kaliber 7,62 mm. Dalam beberapa kesempatan, Simba juga terlihat dipasangi senjata pelontar granat otomatis 40 mm (AGL). Meski begitu, Simba bisa saja dipasangkan kubah untuk kanon dengan kaliber 25/30 mm. Bahkan pihak manufaktur sempat memunculkan prototipe Simba FSV (Fire Support Vehicle), dimana varian ini dilengkapi meriam Cockerill 90 mm, sayangnya varian FSV ini tak pernah diproduksi.
Simba yang masuk kategori Light Combat Vehicle dirancang oleh perusahaan otomotif dan dirgantara asal Inggris, GKN Sankey. Kemudian perusahaan ini diakuisisi oleh Alvis dan saat ini masuk dalam struktur jejaring BAE Systems. Karena berasal dari Inggris, basis konsep Simba mengacu pada ranpur Saxon yang masif digunakan AD Inggris. Militer Flipina mengoperasikan 150 unit Simba, dan karena ekslusif untuk Filipina, perakitan ranpur ini dilakukan di Filipina, dalam hal ini GKN menggandeng mitra perusahaan hasil joint venture, Asian Armoured Technologies Corporation.
Dirancang untuk kebutuhan operasi di daerah tropis, Simba sudah dilengkapi air conditioning system, dan winch yang disematkan pada bagian depan kendaraan. Dapur pacu Simba mengandalkan mesin Perkins 210 Ti diesel turbo charged intercooler, menjadikan ranpur ini dapat ngebut hingga kecepatan maksimum 100 km per jam dan jarak operasi sampai 660 km. Sayangnya tak seperti V-150, ranpur dengan bobot 11,2 ton ini tidak mempunyai kemampuan amfibi. Dikutip dari Wikipedia.org, produksi Simba berlangsung pada rentang 1993 - 1997. (Bayu Pamungkas)
Spesifikasi GKN Simba 4×4:
- Weight: up to 11.2 ton
- Length: 5,35 m
- Width: 2,5 m
- Height: 2,19 m
- Machine guns: 1 x 12,7-mm
- Engine: Perkins 210 Ti diesel
- Engine power: 210 hp
- Maximum road speed: 100 km/h
- Range: 660 km
- Gradient: 60%
- Side slope: 30%
- Vertical step: 0,45 m
- Trench: ~ 0.5 m
- Fording: 1 m
Sumber : http://www.indomiliter.com/