Korut Tolak Ajakan Berunding Korsel - Radar Militer

22 Juli 2017

Korut Tolak Ajakan Berunding Korsel

Militer Korea Utara
Militer Korea Utara 

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengajukan perundingan militer dengan Korea Utara (Korut) pada minggu ini guna mengakhiri konflik dua negara. Sayangnya pihak Korut sendiri tidak memberi tanggapan terkait ajakan tersebut.
Menanggapi penolakan tersebut, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii menyatakan, bahwa ditolaknya perundingan tersebut tidak akan membuat opsi penyelesaian militer diambil.
"Penyelesaian secara militer memang menjadi salah satu pilihan tapi ini nakan menjadi pilhan terakhir. Dan ini bukanlah waktu yang tepat untuk menerapkan pilihan tersebut," ujar Masafumi saat ditemui di kediamannya di Jakarta, Jumat (21/7/2017).
Sementara itu, mantan pelapor khusus Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Korea Utara (Korut) periode 2010 sampai dengan 2016, Marzuki Darusman menyatakan, China tetap menjadi negara yang paling mampu untuk menekan Korut.
"China bisa melakukan banyak hal terkait Korut, sekira 70% ekonomi Korut itu bergantung pada China. Pengadilan internasional untuk Korut juga tidak bisa dihindari. Dunia internasional tetap harus menuntut tanggungjawab dan memang perlu proses dalam jangka panjang," ujar pria yang baru saja mendapat anugrah bintang jasa dari Pemerintah Jepang itu.
Marzuki menambahkan bahwa penolak Korut atas ajakan berunding dari Korsel tentunya akan membawa dampak buruk tersendiri bagi negeri yang dipimpin diktator muda, Kim Jong-un tersebut.
"Tentunya aksi Korut yang merintangi digelarnya proses perundingan akan mempengaruhi dukungan dari negara ketiga. Negara berkembang mungkin nantinya akan ikut menekan Korut untuk mau berunding," tukas pria berusia 72 tahun itu.
Sumber : http://news.okezone.com/read/2017/07/21/18/1741780/korut-tolak-ajakan-berunding-korsel-dubes-jepang-penyelesaian-militer-tetap-pilihan-terakhir

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb