X-44A |
Di dekade 1990-an Lockheed Martin pernah memperkenalkan konsep pesawat serang/bomber tanpa sirip ekor (tailless) untuk Angkatan Udara AS yang dinamai X-44 MANTA (Multi-Axis No-Tail Aircraft). Desain dikembangkan berbasis pesawat tempur F-22 Raptor, namun pada tahun 2000 dana proyek dihentikan dan program pun berhenti.
Lama menghilang ditelan waktu, tiba-tiba nama X-44 kembali mencuat. Bedanya, kali ini melekat pada pesawat tanpa awak yang ditampilkan secara statis di ajang Los Angeles Country Air Show tanggal 23-24 Maret 2018 di Lancaster, California. Acara kedirgantaraan ini sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-75 dari divisi peracik pesawat ‘abu-abu’ Skunk Works, Lockheed Martin.
Tak ada data resmi yang dipubikasikan, namun seperti dilansir the drive, pesawat yang mengadopsi desain sayap terbang (flying wing) ini memiliki rentang sayap sekitar 9 meter. Tampilannya serupa dengan pesawat intai tanpa awak RQ-170 Sentinel dan P-175 Polecat yang juga dibuat Lockheed Martin.
Sayap X-44A bisa dilipat dan memiliki perut yang buncit untuk menampung berbagai muatan. Memiliki saluran masuk angin model segi tiga, begitu pula dengan saluran buangannya juga berbentuk segi tiga. Wahana ini ditenagai mesin jet kecil F112 buatan pabrik Williams, serupa yang digunakan oleh rudal jelajah AGM-129 dan pesawat eksperimental tailless McDonnell Douglas X-36.
Meski baru tampil tahun 2018, disebutkan X-44A telah menjalani terbang perdana pada tahun 2001. Program pengembangannya dinamai Black Manta. Tak jelas, penggunaan nama ‘X-44A Black Manta’ ini apakah sengaja digunakan untuk penyamaran keberdaannya. Karena sesungguhnya proyek ‘X-44 MANTA’ sendiri telah dihentikan sejak tahun 2.000.
Ada dugaan X-44A dulu dikembangkan sebagai drone serang sekali pakai seperti program yang pernah diprakarsai Angkatan Udara AS yakni Low Cost Attritable Strike Demonstration (LCASD). Dan bisa jadi saat ini Lockheed Martin menjadikan X-44A sebagai platform pengembangan pesawat tanker tanpa awak berbasis kapal induk (CBARS) Angkatan laut AS dalam program MQ-25 Stingray. (Rangga Baswara)
Sumber : angkasareview.com