Flashing Light, Komunikasi Antar Kapal Perang |
Betapa pun canggihnya perangkat komunikasi pada kapal perang modern, tapi mutlak tersedia sistem komunikasi khusus untuk kondisi darurat. Disebut darurat bila sistem komunikasi berbasis radio di kapal mengalami gangguan, bahkan jika sistem GPS (Global Postioning System) mengalami down, maka harus ada yang efektif difungsikan, paling tidak untuk komunikasi antar kapal perang dalam suatu formasi tempur. Merujuk ke kondisi yang disebutkan, maka solusinya mengarah pada peran lampu sinyal (signal lamp) yang mengirimkan kode morse antar kapal perang.
Penggunaan lampu sinyal pada kapal perang jelas sudah cukup tua, pasalnya sejak era Perang Dunia I kapal perang permukaan sudah menerapkan solusi komunikasi ini. Dan ditengah era modernisasi perangkat komunukasi yang serba digital, peran lampu sinyal meski tak jadi yang utama, tapi tetap melekat hadir di setiap kapal perang, tentunya termasuk kapal perang TNI AL. Dalam kasus konvoi kapal perang harus melaksanakan radio silent (untuk menghindari penyadapan lawan), maka penggunaan lampu sinyal menjadi pilihan utama hingga kini.
Namun pada kenyataan, tak semua pelaut atau anak buah kapal mampu mengoperasikan lampu sinyal. Dan inilah yang mendorong Office of Naval Research’s (ONR) TechSolutions, menghadirkan sebuah prototipe teknologi yang disebut Flashing Light to Text Converter (FLTC). Semangat solusi ini adalah agar pelaut yang bukan ahli kode morse dapat mengirimkan dan menerima pesan dengan cepat lewat lampu sinyal.
FLTC terdiri dari lamp shutters atau lampu LED untuk menggantikan lampu pijar yang biasa dipasang pada signal lamp saat ini. Sementara perangkat penerimanya (di sisi kapal lain) adalah kamera GoPro yang mampu menangkap kedipan pesan berisi kode morse yang dipancarkan oleh pengirim. Lewat aplikasi khusus yang di install pada tablet, pesan yang diterima kamera GoPro dapat diterjemahkan langsung sebagai kata atau kalimat. Begitu pun sebaliknya, untuk mengirimkan pesan ke kapal lain, operator cukup mengetikan pesan berupa kalimat di tablet atau smartphone, dan selanjutnya aplikasi akan mengkonversi ke dalam kode morse, yang selanjutnya pesan morse dipancarkan otomatis oleh lampu sinyal.
Dikutip dari newsatlas.com (17/7/2017), belum lama ini telah dilakukan uji coba FLTC antar dua kapal perang milik US Navy, yakni dari kapal perusak USS Stout dan USS Monterey di dermaga Lanal Norfolk, Virginia. Dalam uji coba, FLTC sukses menghantarkan pesan dalam rentang jarak 76 meter. FLTC mulai dikembangkan pada tahun 2015 dan melibatkan Naval Surface and Mine Warfighting Development Center (SMWDC).
Meski bisa menjadi solusi yang efektif dalam komunikasi antar kapal perang, tantangan dalam pengiriman pesan lewat lampu sinyal adalah jarak jangkau. Cahaya yang dihasilkan paling tidak harus mencapai jarak pandang 8 mile (sekitar 12 km) dan mampu memancarkan 12 kata per menit. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/