Self Tracked Propelled Howitzer M109A4 |
Setelah dikapalkan dari Belgia, sebanyak 18 unit Self Tracked Propelled Howitzer alias Artileri Swagerak jenis M109A4 155 mm untuk Satuan Artileri Medan (Armed) TNI AD telah tiba hari Selasa (25/7) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Meski berstatus bekas pakai AD Belgia, hadirnya alutsista ‘kelas berat’ ini jelas membawa arti penting bagi modernisasi persenjataan di lini Armed TNI AD, khususnya pada Self Tracked Propelled Howitzer yang selama puluhan tahun mengandalkan AMX-13 MK61 kaliber 105 mm.
Proses pengadaannya M109A4 sebelumnya telah tercantum dalam Nota Keuangan serta RAPBN 2017 Republik Indonesia. Bahkan jumlah yang dibeli pun sudah tersebut yaitu sebanyak 20 unit. Artileri Swagerak di lingkungan TNI AD disebut sebagai GS (Gerak Sendiri), dan TNI AD mempunya dua Yon Armed GS dengan AMX-13 MK61, yaitu Yon Armed-4/105 GS yang berada di bawah Kodam III Siliwangi bermarkas di Cimahi, Jawa Barat. Dan Yon Armed-7/105 GS Bring Galih yang berada di bawah Kodam Kodam Jaya bermarkas di Cikiwul, Bekasi.
M109 sendiri sudah terbilang masyur namanya dalam jagad alustista, namanya sudah mentereng sejak Perang Vietnam, Perang Yom Kippur, Perang Iran Irak, Perang di Sahara, Perang Teluk, Perang Irak, dan yang terbaru digunakjan Arab Saudi saat menyerang Yaman. Di Asia Tenggara, selain Indonesia, Thailand (20 unit) dan Malaysia (30 unit) juga menjadi pemilik M109. Ironisnya seri M109 kedua jiran lebih baru dari milik Indonesia, Thailand dengan M109A5 dan Malaysia dengan M109A6 Paladin.
Dari aspek fire power, M109A4 mengadopsi jenis L/39 Howitzer M185 kaliber 155 mm. Jarak tembak konvensionalnya mencapai 18 km, sementara bila menggunakan RAP (Rocket Assisted Projectile) lontaran proyektil sanggup menjangkau sasaran sejauh 30 km. Sudut elevasi laras dapat digerakkan -3 sampai 75 derajat.
Bagaimana dengan kecepatan tembak? Karena pola pengisian amunisi masih manual, maka akan berpulang pada kecakapan dari team loader itu sendiri. Secara teori bila awak M109 cukup terlatih, maka dalam satu menit bisa ditembakkan 4 proyektil, namun untuk tembakan berkelanjutan umumnya satu menit satu proyektil. Dalam sekali jalan, kubah M109 dapat dimuati 39 amunisi, termasuk 2 copperhead rounds.
Untuk urusan dapur pacu, semua varian M109 disokong mesin diesel buatan General Motors, yakni Detroit Diesel 8V71T dengan delapan silinder yang dilengkapi perangkat turbocharger, dengan semburan daya maksimum 405 hp. Kecepatan laju kendaraan berbobot 28,5 ton ini mencapai 56 km per jam di jalan raya, dengan jarak tempuh hingga 350 km.
Ciri pembeda M109A4 dibanding seri A1, A2 dan A3 adalah adanya penambahan filter anti nubika (nuklir, biologi dan kimia). Dalam proyek RAM (reliability, availability and maintainability) juga ditingkatkan kinerja subsistem antara lain filter udara mesin, kipas pendingin mesin, mekanimsme putaran kubah, protective cover untuk berbagai sensor diatas bodi serta penambahan starter circuit relay.
Sebagai negara NATO, Belgia punya ratusan unit M109 dari seri A2/A3 dan A4 yang totalnya ada 127 unit. Dari jumlah tersebut 64 telah di upgrade menjadi versi A4, dan kemudian 20 unit diantaranya dijual ke Indonesia, dan 40 unit lainnya dijual ke Brasil. Selain M109A4, TNI AD juga mendapatkan armada ranpur APC M113 A1 bekas pakai AD Belgia. (Gilang Perdana)
Sumber : http://www.indomiliter.com/