Transfer Teknologi Rudal Starstreak, PT. LEN Industri Dapat Apa Saja? - Radar Militer

24 Juli 2017

Transfer Teknologi Rudal Starstreak, PT. LEN Industri Dapat Apa Saja?

Rudal Starstreak
Rudal Starstreak 

Kewajiban bagi produsen alat utama sistem senjata dari luar negeri untuk melakukan proses transfer teknologi sudah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Dengan besaran minimal 35%, nilai offset yang harus diberikan tentunya cukup besar.
Dengan UU tersebut, pemerintah berharap bahwa selain adanya pengayaan pengetahuan dan peningkatan kapasitas produksi industri pertahanan dalam negeri, juga ada manfaat ekonomis dalam bentuk porsi pengerjaan komponen yang dapat dilakukan di dalam negeri. Hal ini akan menumbuhkan perekonomian dan meningkatkan lapangan pekerjaan, serta mendatangkan pendapatan bagi negara dalam bentuk pajak dan pungutan lainnya.
Dalam kaitannya dengan pembelian sistem rudal jarak dekat atau SHORAD (Short Range Air Defense) dari Thales Defense, industri pertahanan dalam negeri dalam hal ini PT.LEN Industri telah ditunjuk sebagai mitra untuk menerima transfer teknologi dan sebagai mitra lokal Thales untuk menjamin kelancaran pengoperasian sistem senjata tersebut. Kerjasama antara PT.LEN dan Thales sebelumnya juga sudah berlangsung cukup lama, karena PT.LEN pun merupakan mitra lokal Thales dalam integrasi sistem kendali senjata dan misi untuk modernisasi sejumlah kapal perang TNI AL.
Dalam kontrak yang ditandatangani di Bandung, 2 Agustus 2013 antara PT.LEN Industri dan Thales Air Defence Limited dan berlaku selama lima tahun, PT.LEN mendapatkan kontrak integrasi senilai US$ 38.715.000 atau senilai kurang lebih Rp 522 Milyar. Kontrak ini didasarkan pada perjanjian Ref 00011672-121-001 mengenai Proyek Starstreak and Accessories Project.
Jika diasumsikan bahwa nilai transfer teknologi dan kontrak pengerjaan tersebut bernilai 35% dari keseluruhan kontrak pengadaan rudal Starstreak, maka total nilai pengadaan sistem rudal tersebut dari Thales adalah sekitar kurang lebih nyaris Rp 1,5 trilyun. Informasi yang didapatkan, kontrak antara Kementerian Pertahanan RI dan Thales sendiri bernilai 100 juta Poundsterling.
Kontrak payung kerjasama antara PT. LEN Industri dan Thales tersebut terdiri dari LML Vehicle Integration Procedure senilai US$ 5,511 Juta, MMS Vehicle Integration Procedure senilai US$19,583 juta, perakitan radar Shikra senilai US$ 3,011 juta, dukungan perawatan senilai US$ 3,48 juta, sewa fasilitas PT.LEN senilai US$ 3,13 juta, dan fee manajemen selama 5 tahun senilai US$ 4 juta.
LML yang disebutkan dalam kontrak sendiri mengacu pada Lightweight Multiple Launcher, yaitu format sistem peluncur standalone berbasis tripod yang diletakkan pada tanah untuk pertahanan statik dan dioperasikan oleh minimal satu orang awak. Sistem LML dapat dikemas dan didirikan di tempat-tempat yang membutuhkan pengawasan atas ancaman intrusi dari udara.
Sementara MMS sendiri mengacu pada Starstreak Multi Mission System, dimana sel peluncur Starstreak akan dipasang ke atas sasis kendaraan URO Vamtac ST5 4x4 yang saat ini proses perakitannya sedang dilakukan di Technopark milik PT. LEN Industri di Subang, Jawa Barat. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com/personal/index/5b06b80848d544f1bc567558ff4e8b19?uc_param_str=dnvebichfrmintcpwidsudsvnwpflameefut&stat_entry=detail&stat_second_entry=intro

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb