Mengenal SHIKRA, Radar Pengendus Sasaran untuk Rudal Starstreak TNI AD - Radar Militer

24 Juli 2017

Mengenal SHIKRA, Radar Pengendus Sasaran untuk Rudal Starstreak TNI AD

SHIKRA, Radar Pengendus Sasaran untuk Rudal Starstreak
SHIKRA, Radar Pengendus Sasaran untuk Rudal Starstreak 

Merujuk ke informasi dari SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute), dalam daftar belanja alutsista TNI tahun 2014 mencakup lima unit sistem radar CONTROLMaster 200 untuk melengkapi platform ForceSHIELD yang terdiri dari unit penindak berupa rudal SHORAD (Short Range Air Defence) Starstreak HVM (High Velocity Missile) buatan Thales, Inggris. Masih dari SIPRI, disebutkan nantinya pihak user, yakni Arhanud TNI AD bakal dilengkapi 500 rudal Starstreak dalam 48 unit Satbak (Satuan Tembak). Starstreak dipasaran dikenal sebagai rudal MANPADS (Man Portable Air Defence Systems) tercepat, yakni mampu menguber sasaran dengan kecepatan Mach 3.5.
Sebagai mitra ToT (Transfer of Technology) dalam pengadaan sistem Starstreak adalah BUMN PT Len Industri, dan kini tengah masuk dalam masa persiapan dan integrasi paket. Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara keempat pengguna Starstreak, setelah Inggris, Afika Selatan, dan Thailand. Pada artikel terdahulu, telah dikupas tentang CONTROLMaster 200, yakni berupa command system dari keseluruhan sistem platfrom ForceSHIELD. Sementara untuk jenis radar, yang dirancang terintegrasi dengan CONTROLMaster 200 adalah GroundMaster 200 (GM 200).
GM 200 yang ditumpangi dalam wujud kontainer pada truk berpenggerak 8×8 High Mobility Cargo Transporter (HMCT). Singapura yang telah mengoperasikan radar sejenis menempatinya dalam platform truk MAN buatan Jerman. Secara umum, radar intai ini beroperasi di frekuensi S band. Tentang jarak jangkau deteksi, untuk surveillance mode hingga 250 km dan engagement mode hingga 100 km. Dalam satu rotasi (40 RPM), radar mampu menjangkau sudut elevasi mulai -7 hingga 70 derajat dalam full time 3D coverage. Thales menyebut radar ini punya keunggulan high data renewal rate enabling short reaction time and fast track acquisition dan real digital stacked beam. Ketinggian deteksi pada sasaran bisa mencapai 25.000 meter.
Yang menarik, selain dikenal sebagai GM 200, radar ini juga disebut sebagai SHIKRA. Ada yang menyebut Label SHIKRA berdasarkan nama burung (Shikra) yang banyak terdapat di Singapura. Shikra di Indonesia lebih dikenal sebagai Elang Alap. Namun SHIKRA juga dapat diartikan sebagai System for Hybrid Interceptor Knowledge of Recognised Air (SHIKRA). Meski tak menjadi pengguna Starstreak, AU Singapura (RSAF) diketahui telah mengoperasikan radar ini sejak tahun 2012 silam. Atas pesanan Singapura, kabarnya Thales telah melakukan modifikasi agar sistem radar ini dapat ideal dioperasikan di iklim tropis.
SHIKRA nampaknya cukup diandalkan Singapura, sebagai buktinya Singapura untuk pertama kalinya membawa paket radar dalam Latihan Gabungan bersama Australia pada perhelatan Exercise Wallaby 2014, di Queensland, Australia. Hanya dibutuhkan waktu 10 menit untuk menggelar SHIKRA dengan dukungan 4 personel, sementara awak radar ini adalah 2 personel. Untuk operator radar berada di unit kontainer (truk) yang berbeda, dan disebut sebagai CONTROLView C2. (Gilang Perdana)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb