![]() |
Ilustrasi |
Turki telah menandatangani sebuah kesepakatan dengan sesama anggota NATO, Perancis dan Italia, untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal nasionalnya, kata menteri pertahanan Turki, Jumat (14/07).
Perusahaan Turki akan bekerja sama dengan konsorsium pembuat rudal Italia-Prancis, Eurosam, kata menteri pertahanan Fikri Isik pada hari Jumat dalam sebuah resepsi di kedutaan besar Prancis di Ankara, Anadolu Post melaporkan.
Turki kemungkinan akan berminat pada sistem pertahanan rudal Eurosam SAMP/T. Sistem ini merupakan sistem swagerak dengan modul yang terpasang di truk. Setiap sistem biasanya mencakup Fire Control Unit, dengan radar multi fungsi (MRI) dan Engagement Module (ME), dan elemen peluncuran, dengan sampai 6 platform peluncuran vertikal (MLT) menggunakan rudal Aster 30. SAMP/T dapat secara
simultan rudal balistik taktis dan pesawat terbang yang datang dari segala arah.
simultan rudal balistik taktis dan pesawat terbang yang datang dari segala arah.
SAMP/T menyediakan kemampuan mengintersep pesawat terbang lebih dari 100 km dan kemampuan anti rudal balistik taktis dalam kelas jarak 600 km. Fitur anti rudal balistik taktis telah didemonstrasikan dalam penembakan secara live, menurut informasi Eurosam.
Angkatan Udara Prancis mengerahkan unit MAMBA (SAMP/T) untuk menyediakan pertahanan udara untuk acara KTT G8 di Deauville pada tahun 2011.
Sementara itu, sebelumnya pada tanggal 4 Juli, Isik mengumumkan bahwa Ankara dan Moskow telah mencapai kesepakatan sehubungan "masalah teknis" yang terkait dengan pembelian sistem rudal S-400 Rusia.
"Semua masalah teknis, baik oleh pihak Rusia maupun pihak Turki, sudah berakhir," kata Isik dalam sebuah wawancara dengan penyiar TRT Haber. "Sekarang saatnya untuk keputusan akhir"
Sumber : http://defenseworld.net/