F-16 ADF, Varian Langka Penempur Paripurna Milik RTAF Thailand - Radar Militer

11 Agustus 2017

F-16 ADF, Varian Langka Penempur Paripurna Milik RTAF Thailand

F-16 ADF
F-16 ADF 

Pelaksanaan Elang Thainesia XVIII di Pekanbaru antara TNI AU dan RTAF (Royal Thailand Air Force) menimbulkan sebuah pertanyaan menggelitik, apa sih perbedaan F-16 ADF (Air Defence Fighter) dengan F-16 Block 15 OCU standar seperti milik TNI AU?
Ternyata, F-16 ADF merupakan varian dari elang penempur yang didesain secara paripurna, dikhususkan menjadi penempur namun juga memiliki kemampuan mencegat pesawat pembom lawan sebelum memasuki wilayah Amerika Utara. Thailand tercatat sebagai satu-satunya pengguna ekspor dari F-16 ADF di Asia Tenggara, dan RTAF hampir selalu mengirim varian ini setiap kali melaksanakan latihan dengan negara-negara sahabat. Pengguna lain F-16 ADF adalah Yordania dan juga Italia.
Pangkal kemunculan F-16 ADF adalah pembubaran USAF Air Defense Command dimana tanggung jawab pertahanan Amerika Utara diserahkan ke Air National Guard yang ada di tiap negara bagian. Untuk memastikan bahwa armada F-16 Block 15 OCU yang menjadi tulang punggung kekuatan ANG memiliki kemampuan untuk menyergap pesawat musuh, maka dilakukan modifikasi untuk membuatnya mampu menjadi pencegat.
Paket modifikasi tersebut dikenal sebagai F-16 ADF. Kemampuannya ditingkatkan dengan modifikasi radar APG-66 menjadi APG-66(v1) sehingga mampu menembakkan rudal AIM-7 Sparrow dan AIM-120 AMRAAM. F-16 ADF menjadi satu-satunya varian dari elang penempur yang mampu menembakkan AIM-7 Sparrow, serta varian pertama dari keluarga block 15 OCU yang bisa menembakkan AMRAAM.
Perubahan pada radar Westinghouse APG-66(v1) mencakup kemampuan mendeteksi sasaran berukuran kecil dan juga iluminasi terus-menerus atas sasaran, yang dibutuhkan oleh AIM-7 Sparrow. Rudal Sparrow sendiri hanya bisa dibawa di pylon tengah di bawah sayap dan AIM-120 AMRAAM dibawa di pylon terluar di bawah sayap, plus AIM-9 Sidewinder di ujung sayap. Di pylon dalam dicanteli tangki bahan bakar cadangan untuk patroli jarak jauh.
Selain radar, sejumlah sensor ditambahkan seperti sistem identifikasi sasaran AN/APX-109 MkXII Advanced IFF (Identification Friend or Foe). Antena yang terdiri dari empat bilah ini bisa ditemui di bagian depan kokpit, dan juga di bawah lubang masuk udara, dan lebih canggih dari sistem IFF biasa yang terpasang di F-16 Block 15OCU. Modifikasi juga dilakukan di pangkal sayap karena adanya pemasangan antena radio HF Bendix/ King AN/ARC-200.
Karena fungsinya untuk patroli dan pencegatan, F-16 ADF juga dilengkapi dengan lampu sorot buatan Grimes dengan kecemerlangan 150.000 candela di sisi kiri hidung pesawat. Lampu sorot ini terpasang menyudut ke kiri 70 derajat dan 10 derajat ke arah atas jadi F-16 ADF yang mau mendekat ke sasaran bisa melakukannya secara diam-diam sampai sudah tiba di dekatnya.
Tercatat sebanyak 270 F-16A/B Block 15 OCU dari seluruh negara bagian diajukan untuk dimodifikasi menjadi F-16 ADF yang pengerjaannya dilakukan di Ogden Air Logistics Center di Hill AFB, Utah. Seluruh pengerjaan selesai pada bulan Oktober 1988, namun kemudian dilanjutkan lagi ketika RTAF memesan F-16 ADF melalui Program Peace Naresuan IV pada 1998.
Sayangnya, F-16 ADF umurnya terbilang singkat. Begitu Perang Dingin berakhir, F-16 ADF sudah dianggap tidak diperlukan lagi sehingga seluruh F-16 ADF tersebut dikembalikan ke standar F-16A/B Block 15 OCU, dan kemudian pelan-pelan digeser begitu F-16 Block 25 dilungsurkan dari AU AS. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb