Pesawat C-2 |
Jepang tengah berada diambang ekspor peralatan pertahanan jadi (finished) yang pertama.
Pemerintah Jepang mempertimbangkan penjualan pesawat angkut terbaru Angkatan Udara Bela Diri Jepang, C-2, ke Uni Emirat Arab, sebagaimana diketahui oleh The Nikkei pada hari Sabtu (26/08).
Kementerian pemerintah Jepang sudah menyediakan spesifikasi dan informasi terkait lainnya mengenai pesawat tersebut ke UEA. Sekarang kedua negara harus menyetujui sebuah perjanjian mengenai transfer peralatan dan teknologi pertahanan - sebuah langkah penting sebelum C-2 dapat dikirim ke UEA.
C-2, yang dikembangkan oleh Kawasaki Heavy Industries, memiliki daya jelajah 7,600km, sekitar dua kali lipat dari Lockheed Martin C-130 Hercules, yang juga digunakan oleh Angkatan Udara Bela Diri Jepang. Selain itu, C-2 bisa mengangkut 20 ton atau lebih, empat kali lebih banyak dari C-130.
C-2 cukup lebar untuk membawa kendaraan amfibi dan tempur, dan bisa menangani misi ke pulau-pulau terpencil.
Pesawat tersebut dihargai 19 miliar yen ($ 173 juta).
UEA mendekati Jepang untuk membeli beberapa C-2, menurut seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Jepang. Kementerian Pertahanan serta Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang telah memberikan informasi teknis ke UEA. Kedua pemerintah tersebut sekarang menegosiasikan harga akhir dan jumlah pesawat yang akan dibeli.
Jepang saat ini melarang ekspor peralatan dan teknologi pertahanan ke negara-negara yang terlibat dalam konflik, yang bisa menjadi hambatan mengingat UEA adalah bagian dari koalisi pimpinan-Saudi yang menyerang Yaman.
Sementara pemerintah Jepang melakukan penilaian apakah penjualan tersebut dapat dilakukan, pejabat Kementerian Pertahanan lainnya mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mungkin dapat dilaksanakan karena "UEA bukanlah pihak yang memimpin intervensi" di Yaman.
Sumber : asia.nikkei.com