Peralatan Militer Kelas Dunia, Asli Buatan Anak Negeri - Radar Militer

24 Agustus 2017

Peralatan Militer Kelas Dunia, Asli Buatan Anak Negeri

Lini Produksi Panser Anoa PT Pindad
Lini Produksi Panser Anoa PT Pindad 

PT Pindad terletak di Kota Bandung. Perusahaan ini sudah sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, telah menjadi penyuplai peralatan militer untuk TNI/Polri. Mulai dari pistol, senapan laras panjang, peluru, bom, hingga panser diproduksi di sana.
Manado Post berkesempatan mengunjungi kantor pusat perusahaan militer tersebut,menemani rombongan kontingen pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Manado, di bawah pimpinan Ketua Kontingen Didy Tielung dan Ketua Panitia Rivo Sandehang, Selasa (22/8).
Sekira pukul 09.00 WIB, rombongan kami memasuki kompleks PT Pindad. Memasuki kantor, terlihat di sisi kiri dan kanan bermacam miniatur senjata militer produksi PT Pindad. Mulai dari panser hingga senjata dan alat berat lainnya. Semuanya tertata rapi. Di ruangan rapat, kami disambut hangat juru bicara PT Pindad, Komarudin.
"Silahkan duduk semuanya, terima kasih sudah bisa berkunjung. Ini merupakan suatu kehormatan bagi PT Pindad," ungkap Komarudin sambil tersenyum.
Setelah memperkenalkan diri, Komarudin memberikan pengenalan PT Pindad lewat video company profile. "Secara garis besar, PT Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia. Saat ini proses produksi PT Pindad dilaksanakan di dua tempat yaitu di Malang dan di Bandung ini. Di malang ditempati Divisi Amunisi.
Sedangkan di sini (Bandung) merupakan kantor pusatnya. Di sini ditempati beberapa divisi yaitu, Divisi Senjata, Divisi Mekanikal, Divisi Elektrikal, Divisi Forging & Casting, Unit Bisnis Toko Perlengkapan, Unit Bisnis Stamping, dan Unit Bisnis Laboratorium. Hasil produksi PT Pindad merupakan produk militer seperti Senjata, amunisi, Peledak Komersil dan kendaraan tempur," jelasnya sambil memperlihatkan produknya lewat video.
PT Pindad, menurut Komarudin, memang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan beroperasi di Surabaya. Namun setelah Indonesia merdeka, perusahaan ini dipindahkan ke Bandung. Pada 1983 diresmikan menjadi PT Pindad (Persero) dibawah kementerian BUMN. "Setiap produksi diutamakan untuk mensuplai kebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan nasional. Produksi senjata kami terus mengalami peningkatan kualitas berdasarkan penelitian dan pengembangan dari tenaga-tenaga ahli Pindad. Dan yang perlu diketahui bahwa semua produk PT Pindad merupakan produksi anak negeri dan tidak ada tenaga asing sama sekali. Dan semua telah diuji dan memenuhi standar internasional salah satunya Mil STD," jelasnya.
Tak hanya memproduksi produk militer. Dengan pemikiran serta inovasi, perusahaan ini juga telah berhasil memproduksi mesin serta material untuk kebutuhan kemajuan negeri. "Sampai saat ini, kami terus berinovasi dan melahirkan produk-produk baru yang tak kalah saing dengan buatan negara lain. Kami memproduksi alat berat seperti escavator, alat-alat tempah seperti contoh tabung gas tiga kilogram buatan PT Pindad yang terjamin kualitasnya. Kami juga memproduksi material untuk kereta dan beberapa produk lainnya yang digunakan pada kapal dan pembangkit listrik. Pembangkit listrik Tanggari juga menggunakan alat buatan PT Pindad," ungkapnya.
Setelah kurang lebih 45 menit membahas sejarah dan produknya. Komarudin mempersilahkan kami mengunjungi tempat produksi senjata hingga kendaraan tempur. "Sekarang kita akan melihat proses produksinya. Pak Wahidin yang akan memandu ke tempat produksi," katanya sambil mempersilahkan kami menuju halaman untuk berkumpul.
Di halaman kami diberikan instruksi tentang prosedur yang harus dipatuhi selama berada di tempat produksi. "Semuanya harus berjalan di jalur kiri dengan teratur, dan tidak boleh membawa kamera untuk mengambil gambar di tempat produksi," tegas Wahidin.
Kami kemudian diarahkan menuju bagian belakang gedung utama, tempat kami berkumpul sebelumnya di ruang meeting. Destinasi pertama adalah tempat produksi alat berat escavator. Kami diarahkannya ke dalam ruangan semacam gudang besar. Di situlah Escavator dirakit. Terlihat para teknisi sedang sibuk merakit dari bagian hidrolik yang besar sampai mengelas roda rantainya. Kami hanya bisa melihat dari jauh karena tidak menggunakan peralatan masker dan helm.
"Escavator ini merupakan yang pertama buatan anak negeri dan diproduksi oleh PT Pindad," ungkapnya sambil menunjuk kumpulan escavator yang telah berbaris rapi di luar ruangan produksi. "Memang sebelum dilaunching ada beberapa kendala sehingga banyak produk awal yang bisa dikatakan gagal. Tapi tidak gagal total. Hanya beberapa material yang kurang tepat. Tapi sekarang sudah rampung dan sudah berfungsi dengan baik, khususnya utk escavator ini. Awal pembuatan dicat berwarna merah putih tapi saat dipesan oleh Kementerian PU mereka mau warna kuning," jelasnya sambil menunjuk escavator yang berwarna kuning.
Kami kemudian pergi ke ruang produksi bom komersial. Namun sekali lagi karena tidak menggunakan perlengkapan khusus keamanan, terpaksa hanya bisa melihat dari kejauhan. "Semua material pembuatan produk tidak semua menggunakan material dalam negeri sehingga harus di impor karena ada beberapa material yang khusus atau spesifik," ujar Wahidin sambil menunjuk beberapa bentuk bom komersial beragam ukuran dari kejauhan.
Karena waktu kunjungan terbatas, kami langsung diarahkan ke tempat produksi kendaraan tempur yang berada jauh di bagian belakang. Semakin dekat, terlihat ruangan gudang yang berukuran lebih besar dua kali lipat dari gedung produksi bom komersial. Di depannya berjejer kendaraan tempur berwarna hijau. "Yang berbaris ini adalah kendaraan tempur produk Pindad. Ada kendaraan lapis baja APC 4x4, Panser Anoa 6x6 RCWS, Panser Anoa 6x6 recovery, Kendaraan INTAI 4x4, Panser Sanca 6x6, Panser Badak 6x6," katanya sambil menunjuk ke arah kendaraan tempur tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa dalam waktu dekat PT Pindad akan melaunching Medium Tank. " Rencananya tahun depan mau di launching. Ini merupakan terobosan inovasi terbaru dari PT Pindad," ungkapnya.
Selain digunakan dalam negeri, beberapa negara juga telah menggunakan produk PT Pindad. Sebut saja Thailand, Singapura, Laos, Korea, Nigeria, Mozambik, termasuk PBB. Semua sistem pembelian merupakan sistem G to G atau government to government dan bukan B to B atau business to business.
Karena waktu kunjungan telah habis, kami pun bergegas kembali ke ruang meeting di gedung pusat. Di sana kami telah ditunggu juru bicara PT Pindad Komarudin.
"Maaf sebelumnya karena tidak bisa melihat langsung ke bagian produksi senjata. Karena memang saat ini keadaan tidak memungkinkan secara teknis," ungkapnya.
Terkait produksi senjata PT Pindad, dia mengungkapkan keterlibatan TNI/Polri dengan PT Pindad selalu berkaitan. “Karena mereka merupakan pengguna produk, sehingga ada beberapa kegiatan Leadbang dengan TNI/Polri untuk mengetahui spek dan kemampuan suatu produk senjata sebelum di launching,” katanya.
Untuk penyalahgunaan senjata api, Komarudin mengungkapkan, pihaknya tidaklah bertanggung jawab karena PT Pindad tidak menjual belikan senjata secara umum "Selain itu, PT Pindad tidak bertanggung jawab atas penyelewengan penggunaan senjata. Karena kami tidak menjual secara sipil kecuali untuk organisasi adalah Perbakin. Itu pun harus dilengkapi persyaratan sesuai undang-undang yang berlaku," lanjutnya
Diketahui, senjata produksi PT Pindad memiliki akurasi yang baik dan ketahanan di medan peperangan sesuai dengan kebutuhan pertahanan dan keamanan. Beberapa senjata telah berhasil meraih prestasi lomba tembak antar Angkatan Darat se-Asia Tenggara (AARM) dan lomba tembak Angkatan Darat se-Asia Pasifik (AASAM), serta Lomba Tembak Tahunan yang diselenggarakan Tentara di Raja Brunei (BISAM).(ctr-16/can)
Sumber : http://manadopostonline.com/read/2017/08/23/Peralatan-Militer-Kelas-Dunia-Asli-Buatan-Anak-Negeri/25882/2

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb