RI Siap Bangun Kapal Selam |
Setelah pembangunan kapal selam ketiga yang merupakan kerja sama RI dengan Korea Selatan, Indonesia diharapkan dapat membangun sendiri kapal-kapal selam berikutnya. Sesuai rencana strategis pemenuhan kebutuhan pokok minimum alat utama sistem persenjataan, TNI Angkatan Laut membutuhkan 12 kapal selam untuk melaksanakan tugas pokoknya.
"Sisa yang sembilan diutamakan akan dibangun di dalam negeri. Kita memang ingin tekankan untuk bisa meraih kemandirian tahun 2019,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Widodo, Minggu (13/8), seusai meninjau pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi dalam negeri di halaman Kementerian Pertahanan di Jakarta.
Awal Agustus ini, TNI AL baru saja mendapatkan kapal selam KRI Nagapasa-403. KRI Nagapasa adalah kapal selam pertama yang dibangun Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd untuk Indonesia. Kapal selam tipe 209/1400 itu diadakan dengan disertai skema transfer teknologi. Menurut rencana, kapal selam ketiga akan dibangun di PT PAL, Surabaya.
”Saat ini sedang dilaksanakan di PT PAL, dua section sedang disambung,” kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Leonardi.
Menurut Leonardi, PT PAL meminta pemerintah menambah investasi sebesar Rp 2,5 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah sudah investasi Rp 1,5 triliun. Dengan suntikan dana ini, PT PAL sudah bisa menyambung modul-modul kapal selam dengan teknologi yang sudah ada. Selain itu, sudah sekitar 200 karyawan PT PAL yang telah belajar di Korea selama pembuatan kapal selam. ”Diharapkan tahun 2018 kapal selam buatan PT PAL ini sudah bisa dites,” katanya.
KRI Nagapasa-403 akan tiba di Surabaya pada 28 Agustus 2017. Menurut rencana, akhir tahun ini kapal selam itu akan diperlengkapi dengan senjata Black Shark yang merupakan torpedo buatan Whitehead Sistemi Subacquei (WASS), Finmeccanica Company, Italia. Sementara baterai kapal selam akan dibuat di dalam negeri. ”Senjatanya memang harus disesuaikan dengan konfigurasi kapal selam dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan,” kata Widodo.